Sempat Terhambat COVID-19, Industri Film Berpotensi Terus Tumbuh

Khususnya di Indonesia!

Jakarta, IDN Times - Akan selalu ada pelangi setelah hujan. Fajar Nugros, Head IDN Pictures, perusahaan film berbasis teknologi bagi Millennial & Gen Z di Indonesia, memprediksi, “Pandemik COVID-19 tak akan dapat menggantikan kecintaan masyarakat terhadap pengalaman sinematis yang mereka peroleh saat menonton bioskop.” Melihat fenomena tersebut, industri perfilman Indonesia diperkirakan akan tetap bertahan, bahkan semakin bertumbuh.

1. Kebangkitan industri film Indonesia

Sempat Terhambat COVID-19, Industri Film Berpotensi Terus TumbuhIDN Pictures (Dok. IDN Media/Herka Pangaribowo)

Bangkitnya industri film Indonesia nampak dari film-film nasional yang terkenal dan sukses meraih jumlah penonton yang besar. Meski film Hollywood mungkin jadi pilihan pertama buat kalian untuk datang ke bioskop, secara kualitas, film Indonesia kini juga sudah bisa menyuguhkan beragam cerita yang kreatif dan keren, lho. Film Gundala (2019), misalnya, adalah film superhero Indonesia punya, menceritakan tentang Sancaka yang menjadi Gundala untuk membela orang-orang yang ditindas.

Selain itu, film-film lain, seperti 27 Steps of May (2019) dan Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017) yang berhasil memperoleh beragam penghargaan semakin meyakinkan penonton bioskop di Indonesia bahwa film-film Indonesia kini juga sudah layak diadu. “Karena relatable, peminatnya banyak sekali. Untuk itu, IDN Pictures juga akan segera hadirkan Balada Si Roy di tahun 2021 ini. Dengan cerita yang ‘normal’, yang dialami oleh hampir seluruh muda-mudi Indonesia, kami berharap agar film ini juga dapat diterima dengan baik,” ujar Nugros.

2. Kebijakan pemerintah yang dukung industri perfilman Indonesia

Sempat Terhambat COVID-19, Industri Film Berpotensi Terus TumbuhIDN Pictures (Dok. IDN Media/Herka Pangaribowo)
dm-player

Banyaknya peminat film yang kian waktu kian meningkat inilah yang akhirnya mendorong pemerintah untuk melakukan kajian kebijakan perihal pembukaan bioskop di tengah pendemik COVID-19. Rencana pembukaan bioskop ini merupakan hasil dari konsultasi pemerintah dan Satgas Penanganan COVID-19. “Untuk mendukung keberlanjutan industri perfilman Indonesia memang diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah,” Nugros mengonfirmasi.

Aspek sosial dan ekonomi tentu menjadi hal utama yang dipertimbangkan. “Seperti yang saya sampaikan di atas, sebagian besar orang setuju bahwa film Indonesia sangat relatable dengan kehidupan. Hal ini kemudian dipadukan dengan pengalaman sinematis yang tak tergantikan: venue, sound, screen yang bikin nyaman tentu berbeda dengan pengalaman yang kita dapat saat menonton menggunakan layanan streaming di rumah. Bioskop bisa jadi sumber revenue yang sayang bila tak digerakkan,” terang Nugros.

3. Peluang investasi industri film Indonesia

Sempat Terhambat COVID-19, Industri Film Berpotensi Terus TumbuhIDN Pictures (Dok. IDN Media/Herka Pangaribowo)

Baca Juga: Banyak Persepsi tentang Dunia Perfilman di Indonesia, Mitos atau Fakta

Perkembangan yang terus dialami oleh industri film Indonesia menghadirkan peluang investasi yang juga besar. Dikeluarkannya bidang usaha film dari Daftar Negatif Investasi (DNI) juga memberikan kesempatan bagi para pemilik modal asing untuk berinvestasi. Dominasi pemain lokal memang sah-sah saja, tetapi keterbukaan terhadap pemilik modal asing dapat semakin membuka dan memanfaatkan pasar industri film Indonesia secara lebih luas dan optimal.

Pandemik COVID-19 memang membuat banyak sektor terdampak, salah satunya adalah industri perfilman. Namun, kendati demikian, industri perfilman dan layanan bioskop di Indonesia diyakini perlahan bangkit dari kelesuan yang sempat menimpa. Dengan ini, IDN Pictures mengajak para penggemar film untuk terus bergerak, mendukung industri film Indonesia dengan tetap berkarya dan mempertahankan optimisme kita akan datangnya hari yang lebih baik.

Topik:

  • Amelia Rosary

Berita Terkini Lainnya