IWF 2020: 5 Kesalahan Menulis Artikel yang Bersumber dari Media Sosial

#IWF2020 Sebisa mungkin hindari kesalahan-kesalahan ini, ya!

Seperti yang kita semua tau, penggunaan media sosial yang semakin ramai membuat para penulis jadi lebih mudah mendapatkan inspirasi menulis dari dinamika media sosial. Lewat kelas "Social Media Conversation to Online Articles ,yang dilaksanakan pada hari keempat (24/9/2020) acara Indonesia Writers Festival 2020, Muhammad Bimo Aprilianto (IDN Times), Nabila Inaya (Yukepoo) dan Hairum Fellayati (Hipwee), membagikan materi tentang bagaimana cara yang baik dan benar dalam mengangkat sebuah konten di media sosial menjadi sebuah artikel.

Meski kelihatannya mudah dan sepele, tapi sebenarnya mengkonversi konten di media sosial menjadi artikel termasuk hal yang cukup tricky dan berisiko, lho! Karenanya kali ini kita bakal membahas tentang beberapa kesalahan umum saat menulis artikel dari konten media sosial agar kamu bisa berhati-hati dan gak terjebak dalam situasi-situasi yang gak menguntungkan. Penasaran apa aja kesalahan-kesalahannya? Yuk, simak daftarnya di bawah ini!

1. Kurang teliti dalam memfilter konten yang akan diangkat menjadi artikel

IWF 2020: 5 Kesalahan Menulis Artikel yang Bersumber dari Media SosialYouTube IDN Times

Sebagai seorang penulis artikel, siapa sih yang gak merasa gemas tiap liat sesuatu hal yang lagi trending, tapi belum dituliskan oleh penulis lain? Tapi meskipun sebagai penulis artikel kamu diwajibkan untuk bergerak serba cepat, jangan sampai hal tersebut justru membuatmu jadi gegabah, ya!

Karena seperti yang kita tau, gak semua hal di media sosial sebenarnya layak untuk diangkat menjadi artikel dan disebarluaskan. Muhammad Bimo Aprilianto sendiri, selaku salah satu creative writer IDN Times mengatakan bahwa setiap penulis seharusnya tetap memiliki parameternya sendiri dan berpegangan pada ketentuan editorial.

Maka dari itu, kamu pun harus pintar-pintar memilah apakah konten yang mau kamu angkat adalah konten yang aman atau sebenarnya sensitif dan gak bisa diterima oleh sebagian besar pembaca.

2. Gak memberikan kredit kepada pemilik konten yang sebenar-benarnya

IWF 2020: 5 Kesalahan Menulis Artikel yang Bersumber dari Media SosialYouTube IDN Times

Next, kesalahan nomor dua adalah gak memberikan kredit kepada pemilik konten yang sebenar-benarnya. Kerap dianggap sepele, tau gak sih kalau mendistribusikan konten orang lain tanpa memberikan kredit kepada si empunya termasuk sebuah pelanggaran hukum? Bahkan nih, kamu juga bisa mendapatkan sanksi berupa denda uang hingga bahkan penjara karena kesalahan yang satu ini, lho!

Maka dari itu, baik Nabila, Bimo maupun Hairum, benar-benar menekankan bahwa memberikan kredit kepada sang pemilik konten adalah sebuah hal yang wajib banget buat dilakukan oleh setiap penulis artikel. Nabila bahkan juga memberikan tips mencari pemilik konten yang sebenar-benarnya dengan cara melakukan tracking video atau foto yang akan kamu masukan ke dalam artikel melalui penelusuran Google.

Pokoknya mulai sekarang jangan asal comot, bahkan meskipun kamu tengah dikejar oleh waktu maupun deadline, ya!

Baca Juga: IWF 2020: 5 Tips Fajar Nugros Bikin Film dari Budaya Lokal

3. Lupa untuk meminta izin terlebih dulu kepada si pemilik konten

IWF 2020: 5 Kesalahan Menulis Artikel yang Bersumber dari Media SosialYouTube IDN Times

Masih cukup berkaitan dengan poin yang sebelumnya, salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh para penulis yang mengangkat konten di media sosial untuk artikel mereka adalah kelalaian dalam meminta izin kepada sang pemilik konten.

Menurut Nabila, sebagai seorang penulis tentu kita harus tau sopan santun dengan gak sembarangan mencomot konten orang lain untuk dimasukkan ke dalam tulisan kita begitu saja. Karena perlu diketahui, gak semua orang mau untuk diviralkan dan diekspos oleh media, terutama untuk hal-hal yang sifatnya sensitif dan pribadi. Makanya, meminta izin itu hukumnya wajib banget dan merupakan salah satu syarat penting sebelum sebuah artikel yang bersumber dari media sosial diterbitkan.

dm-player

Mungkin sekarang kamu jadi bertanya-tanya, terus gimana dong kalau si pemilik konten terlalu lama membalas permintaan izin kita? Padahal kan kita juga dikejar oleh waktu dan gak boleh sampai kehilangan momen untuk menaikkan berita tersebut?

Nah, maka dari itu Nabila berpesan bahwa kita pun harus bisa ikut memilah sendiri apakah konten tersebut adalah sebuah konten yang sekiranya aman untuk dikonversi menjadi artikel atau gak. Contohnya, kamu bisa melihat apakah konten tersebut merupakan sesuatu yang bersifat sensitif dan pribadi seperti mengandung kekerasan, berkaitan dengan keluarga, membahas preferensi seksual dan lain sebagainya.

Dan jika jawabannya iya, maka penting banget untuk kamu benar-benar menunggu konfirmasi pemilik konten sebelum mempublikasikan tulisanmu. Pokoknya, jangan lupa untuk mengutamakan kenyamanan dan keamanan si pemilik konten, ya!

4. Kurang melakukan riset yang mendalam sebelum menulis artikel

IWF 2020: 5 Kesalahan Menulis Artikel yang Bersumber dari Media SosialYouTube IDN Times

Seperti yang kita semua tau, media sosial termasuk sebuah tempat di mana kita bisa dengan bebas berbagi dan menyebarkan apa pun informasi apa pun. Karenanya gak sedikit juga yang memanfaatkan fleksibilitas media sosial ini untuk hal-hal yang tujuannya kurang baik seperti contohnya penyebaran hoax.

Karenanya, penting banget bagi setiap penulis buat berhati-hati sebelum mengangkat konten dari media sosial. Menurut Nabila dan Bimo, seorang penulis juga wajib menjadi ‘detektif’ dengan melakukan riset mandiri dan mendalam lebih dulu terhadap hal yang ingin mereka angkat menjadi artikel.

Hal ini sendiri dilakukan biar kita terhindar dari kesalahan-kesalahan seperti adanya disinformasi atau bahkan lebih buruknya justru menjadi salah satu pihak yang tanpa sadar sudah ikut menyebarkan hoax. Karenanya, ketiga perwakilan dari IDN Times, Yukepoo dan Hipwee ini juga sepakat bahwa penting bagi seorang penulis untuk mengecek kredibilitas akun yang pertama kali menyebarkan berita tersebut.

Selain itu Hairum juga membagikan tips bagi para penulis untuk memperhatikan diksi dalam penulisan artikel di mana kita bisa juga menggunakan kata ‘ada dugaan’ ketika sesuatu hal belum benar-benar terbukti benar dan tidaknya. Tips yang membantu banget agar artikel yang kita tulis tetap aman, nih!

5. Menggunakan sudut pandang yang kurang netral dan positif

IWF 2020: 5 Kesalahan Menulis Artikel yang Bersumber dari Media SosialYouTube IDN Times

Sebagai seorang penulis artikel, kira-kira kamu udah tau belum kalau pemilihan sudut pandang dan framing terhadap sebuah topik yang akan kita tulis kan adalah hal yang penting banget buat diperhatikan?

Selain untuk menghindarkan tulisan kita dari sifat bias atau kurang netral, hal ini juga penting diperhatikan karena sangat besar kemungkinan bahwa tulisan kita juga ikut mempengaruhi bagaimana cara pembaca untuk memandang atau menilai kasus yang kita angkat.

Selain itu, sebuah artikel tentu harus mengandung hal positif sehingga para pembaca bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari apa yang kita tulis kan. Karenanya, penting bagi penulis untuk bisa menyorot suatu permasalahan dari sisi positifnya, juga agar tulisan kita tetap bersifat informatif dan tidak menjatuhkan pihak-pihak tertentu.

Nah, itulah lima kesalahan umum saat menulis artikel yang bersumber dari media sosial. Jadilah penulis yang bijak dengan sebisa mungkin menghindari kesalahan-kesalahan di atas, ya!

IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2020. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2020 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesians Through Writing ini dilangsungkan pada 21 hingga 26 September 2020 melalui zoom dan Youtube channel IDN Times.

IWF 2020 sendiri menghadirkan lebih dari 20 pembicara kompeten di berbagai latar belakang seperti Nadin Amizah, Sal Priadi, Agus Noor, Ivan lanin, Tsana, Kalis Mardiasih, dan masih banyak lainnya.

Baca Juga: IWF 2020: 5 Trik Olah Ide dari Media Sosial Menjadi Artikel Viral

Amira Kartika Photo Verified Writer Amira Kartika

I found writing as one of the best method to help me calming the chaos in my mind.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya