TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pandangan Negatif Masyarakat Terhadap Filsafat Ini Perlu Diluruskan

Filsafat gak melulu memberi dampak buruk, kok

Unsplash/Alexander Michl

Filsafat merupakan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari oleh hampir semua mahasiswa di setiap kampus, baik yang dipelajari itu filsafat ilmu, filsafat umum, filsafat politik, filsafat praktis, filsafat agama, atau mungkin ilmu-ilmu yang lahir dari perkembangan filsafat, seperti ilmu mantik atau logika dan retorika.

Filsafat sendiri muncul dari dinamika kehidupan Yunani yang mencintai ilmu dan kebijaksanaan, mengingat filsafat sendiri mengakar dari dua kata, yakni philos yang bermakna cinta dan sophia yang artinya kebijaksanaan.

Selain itu, filsafat dipelajari di dunia perkuliahan bertujuan agar terciptanya mahasiswa yang kritis, sistematis, universal, dan radikal dalam berpikir.

Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang menganggap filsafat sebagai sebuah hal yang tabu. Mereka melihat filsafat itu sebagai disiplin ilmu yang berbahaya untuk dipelajari, terutama bagi kalangan muda yang semangatnya sangat tinggi.

Simak, inilah 5 stigma masyarakat terhadap filsafat yang perlu diluruskan!

1. Buat orang jadi tidak percaya Tuhan

Unsplash.com/Ümit Bulut

Banyak yang mengira bahwa filsafat akan membuat seseorang tidak percaya kepada Tuhan. Pandangan seperti ini sangat merusak citra filsafat itu sendiri yang bertujuan untuk menciptakan pribadi yang kritis. Memang ada orang yang tidak percaya Tuhan setelah mempelajari filsafat, tapi itu bukanlah kesalahan dari filsafat melainkan dari cara orang tersebut saat berfilsafat.

Dalam cara berfilsafat itu, biasanya seseorang menghancurkan pola pikir lamanya, kemudian mencari tahu hakikat dari sesuatu, baru merekontruksi pola pikir baru dan yang membuat seseorang itu tidak percaya Tuhan ialah ketika dia tidak menyelesaikan tahap pencarian hakikat, tetapi ia malah langsung masuk ke tahap rekontruksi pemikiran.

Baca Juga: 5 Makna di Balik ‘Orang Jahat Terlahir dari Orang Baik yang Tersakiti’

2. Kurang bermanfaat untuk dipelajari

Unsplash.com/Ehud Neuhaus

Masyarakat banyak yang menganggap bahwa ilmu yang bermanfaat itu ilmu yang bisa dirasakan dan diamati secara empirik, seperti matematika agar seseorang bisa mengajar, ekonomi dan bisnis agar pandai berniaga, dan masih banyak lagi. Mereka menilai bahwa mempelajari filsafat tidak akan membuat hidup yang mempelajarinya lebih baik dan hanya membuang-buang waktu.

Anggapan tersebut tentunya perlu diluruskan, mengingat tujuan filsafat adalah menciptakan pribadi yang matang dalam berpikir sehingga orang yang belajar filsafat akan sangat bijak untuk memilih serta melakukan sesuatu dalam hidupnya. Hal ini terjadi karena cara berpikir filsafat yang sistematis akan membuat seseorang tidak semrawut dalam menjalani kehidupannya.

3. Orang yang belajar filsafat biasanya nyeleneh

Unsplash.com/Matthew Henry

Orang yang telah belajar filsafat seringkali dicap nyeleneh dalam berpikir. Kadang pola pikirnya berbeda dengan masyarakat kebanyakan dan hal ini yang membuat stigma itu melekat pada filsafat. Sebenarnya, mereka itu bukan nyeleneh, tapi pemikirannya lebih out of the box.

Justru dengan gaya berpikir yang unik, masyarakat harusnya mengerti bahwa ia mungkin memiliki sudut pandang lain dalam menilai sesuatu atau mungkin dia telah menggali sesuatu itu sampai ke dasar dan mengetahui hakikatnya.

Oleh karena itu, yang perlu dilakukan masyarakat ialah memberikan ruang baginya dan bersikap toleran, bukannya memberikan stempel negatif.

4. Filsafat hanya akan bermanfaat jika dipakai untuk berpolitik

Unsplash.com/Miguel Henriques

Kontestasi pilpres kemarin diwarnai oleh sosok pemikir filsafat yang unik, Rocky Gerung. Yup, tenarnya nama Rocky Gerung ikut memengaruhi masyarakat terhadap filsafat. Masyarakat menganggap bahwa filsafat itu hanya akan berguna jika dibawa ke kancah politik.

Anggapan itu agak menarik karena nampaknya masyarakat sudah menyadari bahwa filsafat itu memiliki manfaat, meskipun dalam penempatannya membuat filsafat cenderung kaku.

Perlu kita ketahui, bahwa filsafat akan bermanfaat di mana saja karena sifatnya yang universal. Oleh karena itu, banyak ragam filsafat yang dipelajari oleh mahasiswa, ada filsafat politik, filsafat ilmu, dan filsafat lainnya.

Baca Juga: 7 Prospek Karier Lulusan Jurusan Filsafat 

Verified Writer

Ahmad Rifai Yusuf

Tajam menganalisa, senyap menulis, dan bergerak menyebar.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya