TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta tentang Gerakan 'Body Positivity' Ini Mungkin Belum Kamu Tahu

Fat acceptance: you're beautiful no matter what shape you're

unsplash.com/canweallgo

Banyak sekali kampanye yang sedang digerakkan oleh dunia saat ini. Termasuk juga gerakan body positivity atau gerakan yang tidak membedakan seseorang dari bentuk tubuhnya. Bisa juga dimaknai sebagai gerakan positif bagi setiap bentuk tubuh manusia. 

Jika, kamu masih belum paham, intinya begini, ketika ada seseorang yang mengkritik bentuk tubuhmu yang gemuk, misalnya. Nah, hal itu termasuk body shaming yang harus dihindari oleh setiap orang. Maka, dari itu gerakan body positivity mulai muncul untuk mematikan body shaming itu. Berikut fakta-faktanya yang wajib kamu tahu! 

1. Awal mulanya gerakan 'body positivity'

unsplash.com/canweallgo

Kalau mengaku bahwa kamu ikut mengkampanyekan gerakan body positivity, rasanya tidak sah, jika, kamu tidak tahu sejarahnya gerakan ini dimulai. Jadi, awal mula gerakan ini muncul oleh sebuah oraganisasi bernama the National Association to Advance Fat Acceptance atau sering disingkat NAAFA. Oraganisasi itu didirikan sejak tahun 1969 di New York, Amerika Serikat. 

DIlansir laman resmi NAAFA, oraganisasi ini didedikasikan untuk melindungi hak-hak dan meningkatkan kualitas hidup orang-orang yang gemuk. Dalam oraganisasi ini berkumpul orang-orang yang saling berkerja sama untuk melawan diskriminasi berdasarkan bentuk tubuh serta menyuarakan untuk orang-orang agar mendapat kesetaraan di segala ampek kehidupan dengan bentuk tubuh bagaimana pun. 

Baca Juga: 5 Rutinitas sebelum Tidur yang Bisa Bantu Menurunkan Berat Badan

2. Dampak dari gerakan 'body positivity'

unsplash.com/mimithian

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, body positivity adalah gerakan untuk membantu orang-orang yang merasa bentuk tubuhnya jelek. Mereka yang merasa tubuhnya tidak ideal menyebabkan ketidakpercayaan diri bahkan, boleh jadi mereka ingin mengubah bentuk tubuhnya. Entah itu dengan cara medis mau pun manual seperti program diet hingga mengalami eating disorder. 

Diansir American Psychiatric Association, gangguan makan atau eating disorder terjadi pada seseorang yang takut berat badannya bertambah ketika makan sesuatu. Gangguan ini paling sering pada wanita berusia antara 12 dan 35 tahun. Mereka sangat kritis terhadap diri dan tubuh mereka sendiri. Mereka juga biasanya panik atau "takut gemuk" dan menganggap diri mereka kelebihan berat badan.

Bahkan, terkadang, demi mendapat bentuk tubuh yang ideal mereka bisa saja mengancam hidupnya sendiri. Nah, dengan adanya gerakan body positivity ini, diharapkan bisa meminimalisir bahkan menghapuskan pola hidup seperti itu. 

3. Jangan salah menafsirkan 'body positivity'

unsplash.com/wocintechchat

Tapi, dampak lain dari sebuah gerakan ini adalah membiarkan sebagian orang yang gemuk itu fokus bahwa "gemuk" itu tidak masalah. Sebenarnya, hal itulah yang membuat mereka lupa akan kesehatan dan berujung pada dampak negatif, obesitas, misalnya. 

Maka, dari itu, jangan pernah salah paham dengan gerakan ini. Kita boleh saja menerima apa dan bagaimana pun bentuk tubuh kita. Tapi, jangan pernah lupakan bahwa kesehatan adalah yang utama. Percuma memiliki badan ideal, tapi, hal itu bisa menggangu kesehatan kita. Begitu pun sebaliknya, sekali pun kita gemuk, tetap perhatikan kesehatan di masa depan, jangan asal menerima saja. 

4. Siapa saja yang ikut kontribusi dalam kampanye ini? 

unsplash.com/canweallgo

Sudah banyak sekali tokoh-tokoh dunia, dari mulai artis hingga para influencer dunia yang ikut serta dalam kampanye body positivity. Bahkan, beberapa penggerak di bidang kecantikan dan fashion sudah mulai menyetarakan para modelnya. Mereka tidak hanya menerima model dengan badan ramping untuk mempromosikan produknya, tapi, juga menerima model plus-size. 

Salah satunya ada Ashley Graham. Ashley adalah seorang model asal Amerika Serikat yang pernah menjadi juri ajang America's Next Top Model. Dirinya selalu berpesan untuk semua orang agar membalas kritikan pedas terhadap tubuh kita dengan sebuah prestasi. Dari kalangan artis ada juga Kelly Clarkson, Serena Williams hingga Taylor Swift. 

Baca Juga: 5 Fakta Hemokromatosis, Kondisi saat Tubuh Kelebihan Zat Besi

Verified Writer

Alya Rekha Anjani

I scream so loud, but, no one heard a THING. So, I decided to write. Akun IG: antologikata_id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya