TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Paragon Innovation Summit 2.0: Ajang Pertemuan Inovator Indonesia 

Akan digelar secara virtual pada tanggal 27-28 Maret

Tangkapan layar pada kanal YouTube Paragon Technology and Innovation

Jakarta, IDN Times - Paragon Technology and Innovation perusahaan kosmetik terkemuka di Indonesia yang melalui inovasinya melahirkan brand kebanggaan seperti Wardah, Make Over, Emina dan Kahf akan kembali mengadakan Paragon Innovation Summit 2.0. Acara ini merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Paragon sebagai ajang bertemunya para inovator di Indonesia melalui kolaborasi di berbagai sektor seperti teknologi, industri, pendidikan, lingkungan, dan kesehatan. 

Tahun ini merupakan tahun kedua diadakannya Paragon Innovation Summit setelah diadakan pertama kali pada tahun 2018 silam di Sabuga Convention Hall, Institut Teknologi Bandung dan dihadiri oleh 10.000 orang peserta. Melalui Virtual Press Conference melalui Zoom pada hari Selasa (23/03/2021) pukul 10.00-12.00 WIB, Paragon ingin mengajak millennial untuk berpartisipasi di event inspiratif ini. Wah, jadi gak sabar ya, coba simak ulasannya yuk!

Baca Juga: Perjalanan Penuh Makna 35 Tahun PT Paragon Technology and Innovation 

1. Paragon Innovation Summit 2.0 akan mengusung tema #InnovationForTheGreaterGood

Chief Executive Officer Paragon Technology and Innovation, Salman Subakat

Paragon Innovation Summit 2.0 merupakan salah satu bentuk kontribusi Paragon dalam menyebarkan semangat dan mendorong budaya inovasi di Indonesia. Dengan mengusung tema #InnovationForTheGreaterGood Paragon mengajak masyarakat untuk bisa memberikan kebermanfaatan melalui inovasi, tidak hanya dalam korporasi namun juga di lingkungan masyarakat yang lebih luas lagi.

“Paragon sendiri bermula dari inovasi yang dilahirkan Founder Ibu Nurhayati Subakat dalam menjawab kebutuhan masyarakat pada saat itu. Selama 36 tahun, Paragon terus berkembang melalui inovasi tiada henti untuk menghadirkan produk terbaik dan program-program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Paragon menyadari kuatnya innovation ecosystem menjadi hal penting dalam berkembangnya Paragon, bukan hanya mengenai infrastruktur yang yang mendukung inovasi terwujud tetapi lebih dari itu adalah bagaimana membangun kualitas sumber daya manusia di dalamnya yang mengambil peran dan berkolaborasi satu sama lain.

Hal ini yang ingin kami bawakan kepada masyarakat Indonesia sehingga kolaborasi antar sektor dan dengan masyarakat dapat terbangun untuk mewujudkan kebermanfaatan yang lebih luas.” ujar Salman Subakat selaku Chief Executive Officer Paragon Technology and Innovation.

2. Terus berinovasi agar bisa mengatasi berbagai masalah, baik di sektor pendidikan maupun sektor lingkungan

Tangkapan layar Virtual Press Conference melalui Zoom.

Acara ini mendapat sambutan baik dari mitra kolaborator yang juga turut hadir menyampaikan dukungannya pada siaran pers lalu diantaranya Najelaa Shihab, Pendidik dan Inisiator Jaringan Semua Murid Semua Guru yang turut menyuarakan pentingnya berinovasi di bidang pendidikan dan David Christian, Founder dan CEO Evo & Co. yang turut berpendapat tentang bagaimana kita harus terus berinovasi untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan yang ada untuk lingkungan yang berkelanjutan.

Salman Subakat menjelaskan melalui ekosistem, banyak hal yang bisa terbuka dan bertemu. Sehingga inovasi bisa dilakukan melalui ekosistem yang terjalin dengan baik pula. Najelaa Shihab juga menambahkan bahwa peran penting ekosistem, terutama pada Jaringan Semua Murid Semua Guru merupakan kontribusi dari teman-teman komunitas, organisasi pendidikan, pendidik. Selain itu, keterlibatan teman-teman berbagai organisasi pemangku kepentingan yang di luar pendidikan juga sangat membantunya dalam berinovasi di dunia pendidikan. 

3. Tantangan yang sering ditemui oleh para inovator

Instagram.com/najelaashihab

Tantangan yang harus dihadapi, pada umumnya inovasi pendidikan umurnya pendek, berjalan di periode tertentu dan dampaknya hanya untuk skala kecil. Ini yang kemudian, bantuan dari teman-teman di luar pendidikan, seperti media, korporasi, kementerian dan lembaga menjadi salah satu faktor yang menentukan, apakah inovasi ini bisa memberikan dampak yang luas.

Tantangan selanjutnya, yaitu ekosistem kolaborasi. Kebiasaan untuk kolaborasi masih perlu dilatih. Cara membuat inovasi tumbuh dan berdampak yaitu kolaborasi yang lebih erat dari berbagai pihak. Hal lain yang perlu dihindari juga, yaitu miskonsepsi tentang tujuan inovasi yang kurang jelas atau salah dan mistrust yaitu kurangnya empati antar pemangku kepentingan. Hambatan ini tak hanya terjadi di sektor pendidikan saja, tetapi berlaku juga untuk sektor lainnya.

David Christian, Founder dan CEO Evo & Co. juga menambahkan sesuai dengan kampanye rethink dari Evo & Co. ingin mengajak orang untuk berpikir ulang sebelum melakukan inovasi, bisa dari segi produk, bisnis model, dan sebagainya. Selain itu, saat berinovasi kita juga harus punya mindset: tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. 

Baca Juga: Cerita Inspiratif PT Paragon Menjadi Market Leader Kosmetik Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya