TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Mitos tentang Kebahagiaan yang Selama Ini Kita Percaya

Ubah pola pikir biar gak salah terus

ilustrasi perempuan bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada banyak nasihat yang kamu dengar dalam hidupmu mengenai apa yang akan membuatmu bahagia. Hal-hal semacam ini jadi keyakinan kamu mengejar makna kebahagiaan tersebut. 

Sayangnya, beberapa hal yang sering kita dengar mengenai kebahagiaan hanya mitos atau anggapan yang keliru. Ini dia 6 mitos mengenai kebahagiaan yang sebaiknya berhenti kamu percaya. Yuk, simak dalam artikel di bawah ini!

1. Menikah dengan orang yang tepat akan buat kamu happy ever after

Ilustrasi orang bahagia. (unsplash.com/Jakob Owens)

Banyak yang beranggapan bahwa menemukan orang yang tepat akan membuatmu bahagia selamanya. Gagasan bahwa menikah dengan laki-laki yang menurutmu ideal dan romantis akan buat kamu happy ever after mungkin sudah tak asing lagi. 

Melansir dari Psychology Today, Sonja Lyubomirsky, Ph.D., mengatakan bahwa menurut penelitian, gagasan bahwa menikah dengan orang yang kamu anggap ideal akan membuatmu bahagia hanya berlangsung selama kira-kira dua tahun. Tahun selanjutnya pasanganmu kerap membuatmu bertanya-tanya, 'Apa yang salah dengan hubungan ini?'. 

Hal ini menunjukkan bahwa bahagia selamanya setelah menikah dengan pasangan pilihanmu adalah mitos. Kamu tetap akan melalui banyak tantangan dan masalah. 

2. Punya pasangan akan buat hidup bahagia sementara single itu menyedihkan

Ilustrasi orang bahagia. (unsplash.com/Caroline Veronez)

Menjadi single kerap kali dianggap tidak bahagia dan menyedihkan. Anggapan tersebut hanyalah mitos. Mereka yang tidak memiliki pasangan, belum tentu mengalami kehidupan yang menyedihkan.

Menurut penelitian dalam Psychology Today, orang yang lajang tidak kurang bahagia daripada mereka yang sudah punya pasangan. Dalam penelitian yang sama juga dinyatakan bahwa orang yang masih single menikmati hidup mereka dan tetap berbahagia. 

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Belum Bahagia dengan Karirmu Saat Ini, Sering Tertekan!

3. Manusia selalu merasa bahagia, tak ada emosi negatif

Ilustrasi orang bahagia. (unsplash.com/nine koepfer)

Mungkin banyak yang beranggapan bahwa kebahagiaan adalah keadaan alami yang akan didapat oleh manusia. Artinya semua orang secara alamiah merasakan kesenangan dan tak mungkin mengalami kesengsaraan. 

Padahal kita kerap merasa menderita. Pemikiran ini menciptakan gagasan bahwa semua orang berbahagia kecuali dirimu sendiri. Gagasan inilah yang justru menciptakan lebih banyak ketidakbahagiaan sebab kamu menolak berbagai kesengsaraan. 

Manusia tidak selalu berada dalam kondisi bahagia. Melansir dalam Lifehack, berbahagia bukan berarti harus senang setiap saat. Emosi negatif dan positif akan dialami oleh setiap orang. Sebab, pengalaman manusia mencangkup berbagai emosi termasuk yang tidak kamu suka. 

4. Kesuksesan akan membawa pada kebahagiaan

Ilustrasi orang bahagia. (unsplash.com/DESIGNECOLOGIST)

Banyak orang menganggap bahwa kesuksesan akan membawa kebahagiaan. Punya banyak uang, jabatan, hingga pencapaian di atas puncak dianggap sebagai kunci kebahagiaan. Faktanya, kebahagiaan dari hal tersebut hanya akan bertahan sebentar.

Jacqueline T. Hill, seorang penulis dan pembimbing mindfulness menyatakan bahwa kebahagiaan yang akan memicu kesuksesan. Hal ini didukung oleh berbagai penelitian yang menunjukan bahwa orang yang berbahagia cenderung mengalami banyak kesuksesan. 

Jadi, hal yang harus kamu lakukan adalah berbahagia atas dirimu dan hidupmu terlebih dahulu untuk mendapatkan kesuksesan. Jangan beranggapan terbalik, kesuksesan hanya akan menciptakan kebahagiaan sementara. 

5. Hal yang memicu kebahagiaan sama bagi setiap orang

Ilustrasi orang bahagia. (unsplash.com/Fernando Brasil)

Banyak orang membagikan alasannya berbahagia atau cara menciptakan kebahagiaan. Sayangnya, kebahagiaan bukan sebuah rumus mutlak yang dapat diterapkan pada setiap orang dengan hasil yang sama. Kebahagiaan bersifat relatif dan tentatif. 

Dalam Lifehack, Jacqueline T. Hill, menyatakan bahwa mitos ini tersebar karena banyak orang tidak tahu apa yang membuatnya bahagia. Sehingga ada kecenderungan untuk menyontek kebahagiaan orang lain. 

Padahal, kebahagiaan satu orang belum tentu akan membuat orang lain juga berbahagia. Jadi, daripada sibuk menemukan apa yang membuat orang lain bahagia, pahamilah dirimu dan temukan apa yang membut dirimu merasa bahagia. 

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Segera Dieliminasi dari Hidupmu agar Makin Bahagia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya