TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Buku Inspiratif untuk Jomblo, Rayakan Kesendirian!

Lajang berhak bahagia

buku untuk merayakan kesendirian (instagram.com/daisdoesbooks)

Lajang atau jomblo sering dianggap sebagai sebuah kemalangan di mata masyarakat. Ini karena konstruksi sosial yang menyatakan bahwa normalnya orang hidup secara berpasangan.

Namun, jodoh memang tidak untuk dipaksakan. Ia bakal datang pada saatnya dan kalau belum atau tidak pun, gak ada alasan buat bersedih dan menangis di pojokan kamar. Mending rayakan saja bareng beberapa buku berikut. Ditulis khusus buat merayakan kesendirian, kebahagiaan memang datang dari diri sendiri. 

1. Buy Yourself the F***ing Lilies 

Buy Yourself Fu***ing Lilies oleh Tara Schuster (instagram.com/beccasbookshelves)

Buku ini sebenarnya memoar sang penulis tentang pengalaman hidupnya. Namun, disisipi dengan sejumlah tips untuk mencintai diri sendiri. Mungkin tips-tipsnya sedikit terlalu personal dan hanya cocok untuk sebagian pembaca saja, tetapi pengalamannya seru buat dinikmati. 

Tak cuma buat jomblo, kok. Buku ini bisa dibaca siapa saja yang ingin belajar beberapa teknik self-love yang Schuster pelajari dari terapis dan orang-orang di sekitarnya. Lumayan buat nambah wawasan. 

2. Ghosts

Ghosts oleh Dolly Aderton (instagram.com/neatsmarie_reads)

Buku ini cocok buat pembaca yang hubungannya baru saja kandas. Semua unek-unekmu seakan diejawantahkan oleh sang lakon utama, Nina Dean. Seorang perempuan muda yang merasa apa pun ada di genggamannya, karir bagus, teman yang berlimpah, rumah baru, dan pacar yang romantis. 

Sampai hubungannya kandas dan ia tak bisa menemukan teman dan keluarga yang sefrekuensi lagi dengannya. Di usia 30, Nina merasakan pertama kalinya harus berteman dengan diri sendiri. Realistis dan penuh dengan humor yang bikin kamu meringis bareng Nina. Langsung serbu novel ini kalau tertarik. 

Baca Juga: 6 Buku Heartwarming untuk Dibaca sebelum Tidur, Bikin Tenang!

3. Convenience Store Woman

Convenience Store Woman oleh Sayaka Murata (instagram.com/maitravelsinbooks)

Sudah diterbitkan dalam versi bahasa Indonesia, Convenience Store Woman adalah novel yang bakal menyakinkanmu untuk jadi diri sendiri meski seaneh apa pun itu. Ini semua karena pembaca akan dipertemukan dengan Keiko. Perempuan di usia 30an yang mengabdikan 18 tahun hidupnya untuk bekerja di sebuah minimarket di Jepang.

Belum menikah dan tak punya pekerjaan yang mapan, Keiko seakan melawan arus. Namun, benarkah ia tak bahagia seperti yang diduga orang? Lewat novel ini, kamu bakal mencoba memakai sepatu Keiko dan menyelami benaknya. Nyeleneh, bikin geregetan, tetapi penuh kritik sosial yang layak didiskusikan. 

4. Eleanor Oliphant is Completely Fine 

Eleanor Oliphant is Completely Fine oleh Neil Gayman (instagram.com/bookpublicityservices)

Mirip dengan Keiko, Eleanor yang merupakan lakon di novel ini punya pekerjaan yang cukup buat menghidupi dirinya sendiri. Ia juga seorang quirkyalone yang nyaman sendirian dan susah berkawan karena kebiasannya menyatakan apa pun yang ia pikirkan. 

Sampai suatu hari ia dan seorang karyawan baru di kantornya, Raymond menyelamatkan seorang kakek tua di jalan menuju pulang. Mereka pun makin sering menghabiskan waktu bersama dan lewat Raymond, pembaca akan diajak mengenal Eleanor lebih dalam. 

Tenang, tak seperti novel biasanya, Eleanor dan Raymond tidak ditakdirkan sebagai jodoh oleh si penulis. Novel ini lebih fokus pada esensi koneksi antar manusia. Siapkan diri untuk tertawa, geregetan, dan menangis saat membaca buku ini.  

5. An Unnecessary Woman 

An Unnecessary Woman oleh Rabih Alameddine (instagram.com/thereadingnookpk)

Berlatarkan Beirut, pembaca akan mengikuti kehidupan Aaliya. Ia adalah seorang perempuan dengan rambut beruban yang tinggal sendirian di sebuah apartemen dan mengis hari-harinya menerjemahkan buku favoritnya ke dalam bahasa Arab. 

Walau hidupnya tenang, ia masih sering mendengar tetangga yang berbisik tentang pilihannya hidup tanpa pasangan di usia yang tak lagi muda. Buku ini sangat reflektif, khas banget dengan isi benak seorang introver sejati. 

6. Walden

Walden oleh Henry David Thoreau (instagram.com/efimerabonhomia)

Henry David Thoreau adalah seorang filsuf yang menulis buku ini dari pengalaman hidupnya saat tinggal sendirian di sebuah kabin. Lewat masa-masa itu, ia banyak menemukan hal-hal baru yang menurutnya tak mungkin ia dapat bila tak mencoba hidup independen. 

Buku ini masuk dalam kategori klasik karena terbit perdana di tahun 1854. Meski begitu, banyak nilai dan pemikiran yang masih relevan di era modern ini. 

7. Everything I Know About Love

Everything I Know About Love oleh Dolly Aderton (instagram.com/beccys.book.hangovers)

Selain menulis novel, Dolly Aderton juga dikenal sebagai jurnalis dengan esai-esai tajam. Ia pun mengkurasi pengalaman dan argumennya dalam buku Everything I Know About Love. Di sini, ia mencoba membagikan pengalamannya tumbuh dewasa lewat berbagai pengalaman pahit dalam pertemanan dan percintaan. 

Semua ia kemas dalam kalimat yang kaya humor dan gurauan satir yang menggelitik. Argumen utama Aderton adalah bahwa kita tidak perlu terus mengejar dan meraih hal-hal baru tanpa henti. "You are enough" adalah pesannya. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Ringan untuk Kamu Baca di awal Tahun 

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya