TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Buku Underrated Terbitan 2021 dengan Rating Tinggi di Goodreads

Bisa masuk daftar bacaan 2022 nih!

buku berjudul Seeing Ghosts (instagram.com/readwithneleh)

Buku adalah salah satu sumber hiburan yang tak akan ada habisnya. Sebanyak apapun kita membaca, pasti bakal ada buku terbitan baru yang menarik hati.

Di tahun 2021 sendiri, dengan masifnya TikTok dan Instagram, beberapa buku pun naik daun dan jadi laris manis mendadak. Sebagian bahkan terbitan lawas. 

Namun namanya buku, selawas apapun kalau memang berkualitas pasti skor dari pembacanya tetap tinggi. Kalau skor film biasanya dilihat lewat situs Rotten Tomatoes dan IMDb, maka pencinta buku pasti gak asing dengan Goodreads. Situs ini menilai buku dengan nilai maksimal bintang 5. 

Sebagai rekomendasi bacaan awal tahunmu, berikut beberapa buku underrated terbitan 2021 yang berbintang 4 di Goodreads. Walaupun tak banyak dibahas di media sosial, kualitasnya brilian. Mari cek!   

1. Seeing Ghosts, Kat Chow

Seeing Ghosts oleh Kat Chow (instagram.com/_bookstasam)

Seeing Ghost adalah memoar Kat Chow tentang pengalamannya kehilangan orangtua di usia yang belia. Statusnya sebagai jurnalis menjelaskan mengapa tulisan Chow bisa tajam dan mengalir.

Tahun 2021 adalah waktu yang berat buat sebagian orang karena banyaknya kematian yang tidak diperkirakan sebelumnya. Ini membuat buku Chow dirasa bisa jadi pelipur lara untuk para pembaca yang masih berjuang melawan rasa sedih dan kehilangan mereka. 

2. My Body, Emily Ratajkowski

My Body oleh Emily Ratajkowski (instagram.com/bookmarkedbykatie)

Memoar lain datang dari model dan aktris Emily Ratajkowski. Ia memulai bukunya dengan mengingat kejadian tak menyenangkan saat ia menjadi bintang video klip Robin Thicke di lagu "Blurred Lines".

Buku ini kemudian dilanjut dengan esai-esai lainnya. Kebanyakan tentang pengalamannya sendiri sebagai perempuan di industri modelling yang hampir tak memiliki kontrol atas tubuhnya sendiri dan terus diobjektifikasi.

Buku ini tajam, argumennya kuat, dan ditulis dengan baik, tetapi dikritisi karena terlalu self-centered. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Self-Help Asal Korea Selatan, Relate Gak?

3. On Juneteenth, Annette Gordon-Reed

On Juneteenth oleh Annette Gordon-Reed (instagram.com/jenni.alaiyo)

Annette Gordon-Reed adalah sejarawan sekaligus pengajar di Universitas Harvard yang lewat buku ini berusaha mengingat masa-masa kelam perbudakan kulit hitam di Amerika Serikat, tepatnya di Texas, tempat di mana keluarganya berasal. 

Buku ini bisa dibilang perpaduan antara sejarah dengan memoar. Ia menilik pengalaman para leluluhurnya dengan latar belakang fakta sejarah yang rinci dan membuka wawasan. 

4. Infinite Country, Patricia Engel

Infinite Country oleh Patricia Engel (instagram.com/thenmaddieread)

Novel Patricia Engel yang rilis awal 2021 ini membahas tentang kehidupan keluarga imigran asal Kolombia yang mencari nafkah di Amerika Serikat. Kedengarannya membosankan, tetapi buku yang satu ini berhasil memotret kehidupan imigran yang sering jadi target opresi. 

Meski berbentuk family saga, novel ini cukup pendek, tidak berbelit dengan plot yang kuat. Namun, hati-hati banyak adegan kekerasan yang mungkin mengganggu buat sebagian pembaca. 

5. Under the Whispering Door, TJ Klune

Under the Whispering Door oleh TJ Klune (instagram.com/mhallbooks)

TJ Klune sebelumnya dikenal lewat novel fantasinya yang berjudul The House in the Cerulean Sea. Ia kembali dengan novel baru yang masih bergenre magis. Kali ini dengan lakon bernama Wallace, sosok hantu yang enggan menyeberang ke alam baka. 

Ia akhirnya berhenti di sebuah pondok tempat para arwah menanti waktu mereka untuk menyeberang. Lewat waktunya di pondok tersebut, Wallace belajar menghargai kehidupan dan menerima kematian. Pesan moralnya dapat dan buku ini bebas kata-kata vulgar serta adegan kekerasan. 

6. The Book of Form and Emptiness, Ruth Ozeki

The Book of Form and Emptiness oleh Ruth Ozeki (instagram.com/creativeoblivionreads)

Buku berikutnya masih dari genre magical realism dan fantasi.

Ruth Ozeki meramu novelnya dari sudut pandang seorang bocah 14 tahun yang sejak kematian ayahnya sering mendengar bisikan-bisikan di telinganya. Ibunya pun punya isu sendiri yang membuat Benny, sang bocah merasa rumahnya tak lagi kondusif. 

Sampai suatu hari, Benny menemukan dunia baru yang mempertemukannya dengan banyak orang. Semuanya mengajarkan Benny nilai-nilai kehidupan.

 

Baca Juga: 10 Judul Buku Nyeleneh, Bikin Kamu Penasaran Ingin Baca!

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya