TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Suram sampai Haru, Ini 7 Novel tentang Bullying yang Membuka Mata  

Rekomendasi novel selain "13 Reasons Why"

Novel tentang bullying (instagram.com/_frogggymin)

Sebenci-bencinya kita pada bullying, sampai sekarang isu ini belum juga mereda. Kejadiannya terus ada seakan susah diberantas.

Sudah banyak konten hiburan yang mencoba mengampanyekan anti-bullying terutama untuk anak-anak. Termasuk beberapa buku berikut. Rekomendasi buku ini dapat dipakai untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan saling menghargai. 

1. Heaven 

Heaven oleh Mieko Kawakami (instagram.com/sumaiyya.books)

Sukses dengan Breasts and Eggs yang mengeksplor feminisme di Jepang, Mieko Kawakami kembali dengan novel soal bullying. Sudah jadi rahasia umum bahwa kasus perundungan di Jepang cukup tinggi terutama di usia sekolah.

Novel ini mengikuti kehidupan dua remaja yang menjadi korban bullying parah di sekolahnya. Sama-sama berada di hierarki terendah di sekolah, persahabatan keduanya pun terbentuk. Mereka saling bertukar ide lewat surat dan keduanya masih punya banyak cinta dan empati di tengah kekerasan dan kebencian yang menghujani mereka. 

2. Falling into Place

Falling into Place oleh Amy Zhang (instagram.com/peculiarbooks_)

Jika kebanyakan buku tentang bullying mengambil sudut pandang sang korban, buku ini mencoba mengulik si perundung.

Liz Emerson, si perundung adalah gadis yang seakan tak kenal ampun menghancurkan reputasi orang lain. Namun, di satu sisi ia sendiri sedang berjuang mati-matian melawan depresi dan traumanya. 

Banyak yang suka novel ini karena mencoba memanusiakan pelaku perundungan, tetapi di sisi lain banyak perlakuan Liz yang membuat pembaca merasa ia tak layak dimaafkan.

Buat penggemar alur maju mundur bak teka-teki, novel ini hiburan sempurna untuk mengisi waktu luang. 

Baca Juga: Ajari Lebih Peduli, 5 Film Jepang Bertema Bullying Ini Wajib Ditonton

3. The Distance Between Lost and Found

The Distance Between Lost and Found oleh Kathryn Holmes (instagram.com/bellas.bookstagram)

Hallie dijauhi teman-temannya di sekolah setelah rumor buruk menjatuhkan reputasinya. Ia kehilangan sahabat-sahabat lamanya dan memilih diam seribu bahasa. Sampai Hallie terpisah dari rombongan sekolah dan terjebak bersama salah satu kawan lamanya dan satu anak baru, akankah Hallie menemukan suaranya untuk memperbaiki reputasinya? 

4. Starfish 

Starfish oleh Lisa Fipps (instagram.com/authorlisafipps)

Masuk kategori novel middle-grade, buku ini bisa dibaca anak-anak dan remaja. Lakonnya Ellie, seorang gadis yang sejak kecil di-bully karena berat badannya. Ia menjadi gadis yang membuat aturan sendiri, tak mau makan di tempat umum dan jangan bergerak terlalu banyak atau orang akan tergangggu adalah beberapa di antaranya. 

Ellie tak dapat dukungan dari sang ibu yang mengamini para perundung. Tetapi perlahan ia menemukan dirinya sendiri lewat beberapa orang yang tulus padanya serta kolam renang di mana ia bisa bergerak bebas. 

5. Butter 

Butter oleh Erin Lange (instagram.com/ispeakbooks)

Butter adalah julukan untuk seorang remaja pria yang jadi korban bully di sekolahnya. Muak dengan itu semua, ia mengumumkan niatnya mengakhiri hidup di sebuah forum internet.

Berharap ada orang yang menaruh simpati dan mencegahnya melakukan tindakan nekat tersebut, ternyata Butter justru dapat banyak pendukung dan membuatnya merasakan rasanya jadi populer. Apa yang akan dilakukan Butter di hari-H?

Novel ini seakan berisi kritik sosial akan pergeseran cara orang mendapatkan kesenangan saat mereka bisa bersembunyi di balik layar gawai. 

6. Hate List 

Hate List oleh Jennifer Brown (instagram.com/my.dve.a.knihy)

Novel ini bercerita tentang pacar Valerie yang melakukan penembakan massal di sekolahnya, tetapi ia berhasil menyelamatkan diri dan beberapa rekan sekelasnya saat peristiwa tersebut terjadi. Namun, kasus belum selesai, Valerie harus mengakui bahwa ia membantu sang pacar membuat daftar teman-teman yang mereka benci untuk jadi target pembunuhan tersebut. 

Sudut pandang Valerie cukup unik, sebab ia berada di antara pihak korban dan pelaku. Seru buat dibaca, nih. 

Baca Juga: 5 Fakta Mikroagresi, Bullying Kaum Minor yang Pengaruhi Mental

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya