TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diremehkan Karena Usia, Justru Jadi Pembuktian Diri Lewat Tulisan 

[Millennial of The Month] Emma, Community Writer IDN Times

Dok. IDN Times

Ada pepatah mengatakan bahwa tiada hasil yang mengkhianati usaha, nampaknya hal tersebut yang menjadi motivasi Emma Kaes, sosok Millennials of The Month IDN Times Community bulan ini.

Emma yang memiliki nama asli Irma Kurniasari ini jadi contoh nyata bahwa impian yang diusahakan dengan maksimal bakal mendapatkan hasil maksimal pula, walau seiring berjalannya perjuangan kerap dipandang sebelah mata oleh lingkungannya.

Bersama IDN Times Community, Emma yang saat ini menduduki posisi Top 30 Monthly Community Writer berbagi ceritanya berjuang menjadi penulis. Penasaran dengan kisah inspiratifnya? Simak petikan wawancara bersama IDN Times berikut ini!

1. Mengenal IDN Times Community awalnya karena jadi pembaca setia

Dok. IDN Times

Emma yang kami hubungi secara personal menceritakan awal mula bagaimana ia mengetahui IDN Times terutama platform menulis Community. Menurut penuturannya, ia dahulu adalah seorang pembaca setia IDN Times.

"Sebenarnya aku tahu IDN Times udah lama banget bahkan hampir tiap hari aku baca artikel yang bertema hype, life ataupun sekadar buat ikutan kuis," ujar gadis asal Jombang, Jawa Timur ini.

Setelah menjadi pembaca setia, barulah Emma mengetahui jika IDN Times memiliki platform menulis. Setelah mencari tahu lewat aplikasi mobile milik IDN Times yang di download-nya, ia pun memutuskan untuk ikut bergabung menulis dengan IDN Times Community.

"Aku mulai join ke IDN Times Community itu akhir bulan Agustus 2018. Awalnya juga aku mau nulis di media sebelah yang juga punya platform serupa. Tapi karena Community lebih simple cara daftarnya, so aku langsung coba menulis deh di situ (IDN Times Community)."

Baca Juga: Menulislah, Kata-kata Bisa Jadi Penguat untuk Hati yang Sedang Terluka

2. Gak langsung diterbitin, Emma sempat hampir menyerah menulis di IDN Times Community

Dok. IDN Times

Jalan Emma untuk menulis di IDN Times Community memang gak selamanya mulus. Meski sudah mendaftar dan menulis 3 artikel, tapi hingga kini tak satu pun artikelnya diterbitkan. Ia sempat hampir menyerah, tapi satu kejadian membuatnya sadar bahwa mundur dan tak menulis lagi bukanlah pilihan yang tepat.

"Aku udah pernah kirim puisi dan artikel yang berisi rekomendasi lagu, namun sampai saat ini artikel tersebut belum terbit. Aku udah hampir nyerah saat 3 artikelku tetap diposisi pending."

Gadis yang saat ini duduk di kelas 12 SMAN Ngoro ini melanjutkan, "Cuma untungnya waktu itu aku lagi ada bermasalah sama orang-orang yang terlalu banyak mengatur dan aku merasa lelah banget dengan sikap mereka. So, aku curahin aja deh menjadi artikel tersebut dan ternyata selang beberapa jam artikelku berhasil terbit."

Emma pun merasa senang, karena artikelnya tersebut yang berjudul Lelah Dikelilingi Toxic People, Ini 4 Tips Jitu Menghadapi Mereka itu pun berhasil terbit. Ia sampai heboh mengabari sahabat-sahabat terdekatnya untuk sekadar memberitahu bahwa artikelnya berhasil diterbitkan di media online nasional.

3. Awalnya Emma sempat merasa trauma menulis karena mendapat pandangan sebelah mata dari orang-orang disekitarnya

Dok. IDN Times

Menulis, menurut pengakuan Emma adalah hal yang amat disukainya sejak kecil. Ia bahkan memiliki folder khusus di laptopnya yang merupakan hasil tulisannya berupa cerpen dan cerbung. Sebelum bergabung di IDN Times Community, tulisan-tulisannya itu tak pernah ia tampilkan kepada siapa saja karena ia merasa minder terlebih ia pernah mendapat pandangan sebelah mata dari orang-orang sekitarnya.

Emma bercerita jika ia pernah diberitahu oleh gurunya bahwa ia tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk menjadi seorang penulis berdasarkan hasil tes psikologis yang dilakukan oleh sekolahnya.

"Sekolah pernah mengadakan tes kecerdasan majemuk dan hasilnya ternyata aku gak memiliki kecerdasan linguistik. Dimana guruku pernah bilang kalau kecerdasan tersebut penting banget dimiliki oleh penulis sehingga mereka yang tidak memiliki kecerdasan linguistik tidak memiliki bakat sebagai seorang penulis," cerita Emma kepada IDN Times Community.

Mulai saat itu, ia mengaku down dan gairah menulisnya pun sempat hilang. Terhitung beberapa bulan semenjak tes yang diadakan sekolah tersebut, Emma tidak menulis karya lagi dan hanya fokus belajar.

Namun, lama-lama ada rasa kangen pada kebiasaan menulisnya tersebut. Beruntungnya, ia menemukan platform menulis IDN Times Community dan mulai kembali berkarya lewat tulisan. Berhasil terbitnya artikel-artikel yang ia buat dan mendapatkan reward berupa poin yang didapatnya jadi motivasi kembali bangkit dari keterpurukan di pandang sebelah mata akan kemampuannya di waktu yang lalu.

"Ada baiknya dulu aku sempat divonis gak cocok jadi penulis, aku jadi punya motivasi buat bangkit dan gak mau lagi dipandang sebelah mata. Lewat IDN Times Community ini aku membuktikannya. Asiknya lagi aku bisa menghasilkan uang sendiri sampai Rp2 juta yang aku gunakan untuk jajan dan memenuhi kebutuhan harian sekolahku. Jadi gak perlu minta uang orangtua lagi buat jajan!"

Baca Juga: Setahun Berkarya, Community Writer Berbagi Cerita Bareng Editor

Verified Writer

IDN Times Community

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya