TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Kebiasaan Buruk Bikin Kamu Susah Bahagia, Ayo Hentikan! 

Kebahagiaan dimulai saat kebiasaan buruk berakhir 

ilustrasi susah bahagia (pexels.com/Inzmam Khan)

Setiap orang memiliki sisi baik dan buruknya masing-masing. Ada yang senantiasa berusaha mengurangi sifat buruknya, namun ada pula yang membiarkannya begitu saja. Padahal, kebiasaan buruk malah akan membuat hidup jauh dari rasa bahagia.

Untuk hidup yang lebih bahagia, kita bisa memulainya dengan mengurangi kebiasaan buruk yang masih kita lakukan. Meski tidak mudah, setidaknya langkah kecil hari ini bisa jadi awal untuk perubahan yang besar.

1. Selalu membandingkan diri dengan orang lain 

ilustrasi iri (pexels.com/ArtHouse Studio)

Kunci untuk bahagia adalah dengan bersyukur. Cara termudah untuk melenyapkan rasa bahagia adalah dengan membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hal ini membuat kita lupa bahwa kita pun telah menerima lebih dari apa yang kita butuhkan.

Dengan sifat dasar manusia yang tidak pernah puas, kita tidak akan menemui batas dalam membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kita akan menghabiskan waktu dan tenaga untuk melirik rumput tetangga, sementara rumput sendiri kita acuhkan dan lambat laun akan tandus.

2. Menghabiskan uang tanpa rencana 

ilustrasi belanja berlebihan (pexels.com/ Andrea Piacquadio)

Menerima gaji atas jerih payah akan membuat hati merasa senang dan muncul keinginan untuk membeli barang-barang yang kita sukai. Namun, perlu diingat bahwa ada tagihan dan kebutuhan bulanan yang perlu kita penuhi terlebih dahulu.

Tidak masalah kalau kita mau pakai gaji untuk beli barang-barang yang kita minati. Namun, hal itu tetap perlu direncanakan. Tanpa adanya rencana penggunaan uang, kita akan selalu merasa gaji tidak pernah cukup sehingga susah bagi kita untuk bahagia dalam menjalani hari-hari.

3. Berusaha mengerjakan banyak hal dalam satu waktu 

ilustrasi multi tasking (pexels.com/Kampus Production)

Hidup di zaman sekarang ini, semuanya dituntut serba cepat. Hal ini kemudian menimbulkan kebiasaan multi-tasking. Mungkin niatnya ingin menghemat waktu, namun tidak jarang, hal ini malah membuat kita butuh lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang perlu kita kerjakan.

Saat kita mengerjakan banyak hal dalam satu waktu, fokus kita akan terpecah. Hal ini membuat kita menjadi kurang teliti dan kurang maksimal dalam mengerjakan setiap tugas yang ada. Alih-alih hemat waktu, kita malah pakai lebih banyak waktu untuk revisi.

Baca Juga: 10 Tanda Kamu Mengalami Emotional Burnout, Jadi Susah Bahagia!

4. Mengeluh dan selalu merasa kurang 

ilustrasi mengeluh (pexels.com/Liza Summer)

Saat menerima gaji satu juta, seseorang mengeluh karena merasa kurang. Saat gajinya naik ke dua juta, ia tetap merasa kurang karena keinginannya juga turut bertambah. Nyatanya, manusia memang tidak pernah puas dan mengeluh adalah cara termudah untuk melakukan pembelaan diri.

Kalau kita selalu merasa kurang, akan susah bagi kita untuk melihat hal positif dalam hidup. Hal sederhana yang bisa saja membuat kita bahagia, malah jadi hal sepele yang kita anggap angin lalu saja.

5. Merasa yang paling sengsara dan butuh dikasihani 

ilustrasi pura-pura sedih (pexels.com/Karolina Grabowska)

Hidup akan selalu diliputi rasa suka dan duka yang terus berganti. Semuanya pun sudah diatur sedemikian rupa, sehingga kita pasti sanggup untuk melaluinya asal kita mau bertahan.

Tapi, akan tetap ada orang yang merasa bahwa ialah yang paling berduka, ialah yang paling banyak masalah. Ialah yang paling pantas untuk dikasihani. Susah baginya untuk menyadari bahwa ada hal sederhana yang bisa membuatnya bahagia.

6. Selalu berkata 'ya' pada semua hal, termasuk saat kamu seharusnya berkata 'tidak'

ilustrasi suasana canggung (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Hidup punya banyak tantangan dan kejutan yang tak terduga. Setiap kesempatan akan datang silih berganti dan kita mempunyai kendali penuh untuk menerimanya atau menolaknya. Apa pun pilihannya, tidak ada yang salah sebab masing-masing ada lebih dan kurangnya.

Meski kesempatan tidak datang dua kali, hal ini tidak berarti bahwa kita harus mengiyakan setiap kesempatan tanpa terkecuali. Lupa akan kapasitas diri dan malah memperbudak diri dengan selalu berkata ya bisa membuat kita terjebak dalam kehidupan yang tidak kita inginkan. Selanjutnya, kita pun susah mengenali hal apa yang bisa membuat kita bahagia dalam hidup ini.

7. Menuntut orang lain melakukan hal yang kita sendiri tidak lakukan 

ilustrasi banyak menuntut dari orang lain (pexels.com/Antoni Shkraba)

Saat orang lain memperlakukan kita dengan tidak adil, wajar bagi kita untuk merasa tersinggung dan lantas marah. Namun, sebelum itu, kita perlu memeriksa diri sendiri dulu. Apakah kita memperlakukan orang lain dengan adil?

Tidak masuk akal bila kita meminta orang lain sopan ke kita kalau kita sendiri tidak bisa sopan terhadap orang lain. Kita kemudian akan terlalu sibuk mengeluhkan sikap orang lain dan lupa pada bagaimana kita sendiri bersikap. Perlakukanlah orang lain seperti bagaimana kita ingin diperlakukan orang lain.

Baca Juga: Bikin Susah Bahagia, 5 Kebiasaan yang Harus Kamu Hilangkan

Verified Writer

Khariton Tjahjadi

Menulis sebagai caraku mengingatkan diri sendiri tentang apa yang telah, sedang, dan akan dilalui, baik itu keinginan maupun keharusan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya