Jaga Kesehatan Mental Sama Pentingnya dengan Kesehatan Jasmani
Pandemik COVID-19 berdampak besar pada kesehatan mental
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Hari Kesehatan Mental Sedunia (World Mental Health Day) yang pada tahun ini diperingati masih dalam situasi pandemik menjadi momentum tepat untuk mengampanyekan kesadaran masyarakat, bahwasanya menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik dalam hidup berdampingan dengan COVID-19.
Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati setiap tahun pada 10 Oktober. Tahun ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengangkat tema ‘Mental health care for all: let's make it a reality’ atau ‘Perawatan kesehatan mental untuk semua: mari kita wujudkan’.
Pengertian kesehatan mental itu sendiri menurut WHO adalah keadaan sejahtera setiap individu dalam mewujudkan potensi diri sendiri. Secara global, pandemik COVID-19 berdampak besar tidak hanya pada kesehatan masyarakat secara umum, tetapi juga pada kesehatan mental.
Beberapa kelompok, termasuk tenaga kesehatan dan pekerja esensial lainnya, pelajar, orang yang tinggal sendiri, dan mereka yang memiliki permasalahan kesehatan mental sangat terpengaruh pandemik.
Baca Juga: 5 Tips Merawat Kesehatan Mental ala Psikolog Klinis, Penting nih!
1. Hilangkan stigma negatif tentang konsultasi psikologis
Pendiri KALBU (platform online untuk kesehatan mental masyarakat), Iman Hanggautomo, menjelaskan bahwa di Indonesia terdapat beberapa kelompok yang dinilai rentan terhadap dampak pandemik dari sisi kesehatan mental, di antaranya kelompok usia dini seperti anak dan remaja, kalangan pekerja terutama mereka yang kehilangan pekerjaan atau berkurang penghasilannya, serta orang tua dan pasangan yang diharuskan terlalu sering bersama karena adanya pembatasan kegiatan.
“Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Keluhan kesehatan mental bahkan dapat memicu munculnya masalah pada kesehatan fisik. Seperti halnya fisik yang sakit harus diobati, maka mental yang sakit juga harus mendapatkan penanganan dari para ahlinya. Misalnya, melalui konsultasi dan terapi,” tegasnya.
Iman menambahkan, di Indonesia sekarang sudah tersedia banyak platform untuk melakukan konsultasi psikologis secara daring. Layanan ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
“Kita harus menghilangkan stigma negatif tentang konsultasi psikologis, bahwa masalah kesehatan mental bukanlah hal yang tabu. Oleh karena itu, edukasi pentingnya kesehatan mental juga harus ditingkatkan sejak dini, misalnya dengan menyisipkan pendidikan tersebut ke dalam pelajaran sekolah,” tuturnya.
Baca Juga: Psikiater UGM: 3 Masalah Besar Kesehatan Mental di Masa Wabah COVID-19