Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Menjadi positif itu penting. Menjaga pikiran dan tindakan positif sangat erat kaitannya dengan kemajuan dan kualitas hidup. Namun, bukan berarti kamu sama sekali gak boleh bersedih atau malah menyangkal semua emosi negatif, lho.
Sudah kodratnya sebagai manusia dikaruniai dua jenis emosi, positif dan negatif. Masing-masing saling melengkapi. Kamu gak bakal merasakan nikmatnya bahagia jika gak pernah merasakan sedih.
Nah, berikut ini akan dikemukakan beberapa alasan kenapa kamu gak harus selalu bahagia setiap waktu. Untuk mengetahui kelanjutannya, simak ulasan di bawah ini, yuk!
1. Memaksa diri untuk selalu bahagia bisa membuat frustrasi
ilustrasi memejamkan mata (unsplash.com/Dollar Gill) Hidup manusia gak pernah berjalan mulus. Ada suka, ada pula duka. Saat terjadi hal yang bikin sedih sudah menjadi hakmu, kok, untuk berduka. Memaksakan diri untuk selalu happy hanya bikin frustrasi, lho.
Sebagai contoh, kamu baru saja putus dari pacar. Berpura-pura bahagia dan memasang wajah gembira seperti tidak ada masalah hanya bikin kamu tertekan sendiri karena memang sulit dijalani. Kalaupun berhasil dilakukan, dampaknya gak akan baik bagi kondisi psikis. Kasihan mentalmu, lho.
2. Menyebabkan proses healing jadi semakin lama
ilustrasi wanita duduk sendiri (unsplash.com/Allef Vinicius) Bisa jadi kamu berhasil memaksa diri untuk menampakkan wajah bahagia meski sedang sedih. Akan tetapi, usahamu itu mesti dibayar mahal.
Suatu ketika kesedihan itu bisa datang tiba-tiba dan akhirnya proses healing-mu gak kelar-kelar karena sedari awal gak memberi waktu untuk proses penyembuhan ke diri sendiri. Oleh sebab itu, penting banget untuk bersikap welas asih ke diri sendiri dengan membiarkan dirimu merasakan emosi negatif. Justru dengan begitu, proses healing jadi lebih cepat dan bermakna.
Baca Juga: 5 Manfaat Menjaga Kesehatan Mental dalam Kehidupan Sosial
3. Bisa mendorongmu gak punya empati terhadap perasaan orang lain
ilustrasi kesal (pexels.com/Vlada Karpovich) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Salah satu emosi negatif yang sering dialami seseorang adalah rasa bersalah. Ini terjadi ketika kamu sudah melakukan kekeliruan.
Memaksakan diri untuk selalu bahagia bisa berbahaya jika rasa bersalah ini dikesampingkan. Justru merasa menyesal perlu banget agar jadi pembelajaran supaya kekeliruan tersebut gak dilakukan lagi.
Terlalu sering mengesampingkan rasa bersalah bisa mendorongmu jadi pribadi gak punya empati, lho. Seenaknya melakukan tindakan yang merugikan atau menyakiti orang lain.
4. Memilih selalu bahagia bisa mencegahmu melakukan evaluasi diri
ilustrasi wanita merenung (pexels.com/Vlada Karpovich) Alasan selanjutnya kenapa gak baik untuk memaksakan diri selalu bahagia adalah bisa mencegahmu melakukan evaluasi diri. Sebagai contoh, proposal bisnismu ditolak. Memang bagus berusaha melihat sisi positif dari situasi tersebut. Akan tetapi, jangan sampai berlebihan.
Justru perlu membiarkan diri merasa kecewa terhadap kegagalan. Dengan demikian akan mendorongmu untuk melakukan evaluasi apa yang mesti diperbaiki supaya ke depannya bisa berhasil dan gak lagi merasakan sakitnya kegagalan.
Baca Juga: 5 Cara Sederhana yang Bisa Kamu Lakukan untuk Menyehatkan Mental