TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kesalahan Fatal saat Memuji Teman, Ketahuan Cuma Basa-basi!

Dia tak tersanjung, kamu pun malu sendiri

ilustrasi teman mengobrol (pexels.com/George Pak)

Mampu memuji orang lain adalah sifat yang baik. Ini artinya, kamu bisa melihat dan menghargai kelebihan atau keberhasilan orang lain. Kamu tidak gengsi dan merasa terancam oleh diri dan pencapaian mereka.

Pujian yang tulus tentu akan menyenangkan hati penerimanya. Akan tetapi, pujian yang dilontarkan asal-asalan pasti bakal membuatnya kurang nyaman. Bila kamu ingin memuji orang lain, pastikan kamu menghindari lima kesalahan fatal berikut ini.

1. Salah orang

ilustrasi tiga perempuan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kesalahan sefatal ini lebih sering terjadi apabila dalam suatu percakapan terdapat lebih dari dua orang. Misalnya, seperti dalam ilustrasi, ada tiga orang. Kamu keliru memuji si A untuk suatu prestasi kerja. Padahal, si B yang mencapai prestasi tersebut. 

Barangkali kamu datang terakhir sehingga kurang memahami siapa yang sebenarnya baru meraih prestasi. Untuk mencegah kejadian seperti ini, sebaiknya kamu bertanya dulu. Misalnya, "Siapa, 1nih, yang baru meloloskan proyek?"

2. Gak paham apa yang perlu dipuji karena hanya ikut-ikutan orang

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Edmond Dantès)

Lain dengan poin pertama, kali ini orang yang dipuji sudah tepat. Hanya saja, kamu sebenarnya tidak tahu apa yang perlu dipuji darinya. Kamu cuma ikut-ikutan orang yang telah terlebih dahulu memujinya.

Biasanya, pujianmu umum saja. Contohnya, "Wah, kamu hebat, ya?", namun hebat dalam hal apa tidaklah jelas. Pujianmu terasa dangkal. Temanmu pun dapat kecewa jika ia sampai tahu kamu sebenarnya gak paham apa yang hendak dipuji darinya.

Baca Juga: 5 Dampak Buruk Sering Memuji Orang Lain Secara Berlebihan

3. Memuji lalu menjatuhkan

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/RODNAE Productions)

Pujian disampaikan sebagai bentuk apresiasi dan perasaan ikut bahagia. Juga agar orang lain merasa senang dan tahu dirinya diperhatikan. Maka dari itu, kamu perlu berhati-hati agar tak justru merusak rasa senangnya selepas dipuji.

Memuji lalu menjatuhkan biasanya menggunakan kata 'tetapi' atau 'sayang', misalnya, "Kamu sebenarnya cantik, namun sayang kurang menjaga penampilan." Pujian seperti ini bukan hanya terasa tanggung melainkan juga sekadar untuk melancarkan kritik.

4. Lebih banyak memuji diri sendiri

ilustrasi bersama teman (pexels.com/Thirdman)

Tanpa sadar, kamu punya sifat suka mengunggulkan diri sendiri. Akibatnya, kamu sulit fokus ketika memuji orang lain. Kamu seperti tidak tahan buat segera membicarakan keunggulan-keunggulan dirimu.

Semestinya, kamu lebih banyak membicarakan prestasi atau apa pun yang baru kamu puji dari orang lain. Bila kamu memuji orang lain baik, kamu perlu menjelaskan mengapa kamu menilainya begitu. Bukan malah menceritakan kebaikan-kebaikanmu sendiri.

Baca Juga: 5 Tips untuk Menikmati Basa-basi, Anti Canggung-canggung Club

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya