TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Manfaat Ikut Kegiatan Ekstrakurikuler, Ketahui Minat Bakat

Orangtua bisa mencari kegiatan di luar sekolah

ilustrasi belajar menari (pexels.com/Gustavo Fring)

Kegiatan ekstrakurikuler berarti kegiatan yang berada di luar program yang tertulis dalam kurikulum. Di sekolah, kegiatan ini biasanya diadakan setelah seluruh jam pelajaran berakhir atau pada hari-hari tertentu saja. Namun, orangtua pun bisa mencari kegiatan ekstrakurikuler di luar sekolah.

Misalnya, ketika kegiatan yang diminati anak tidak ada dalam daftar kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Kita dapat mengikutkan anak les sesuai minatnya, seperti les piano. Orangtua gak boleh melarang anak mengikuti satu pun kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ini tidak kalah penting dari seluruh mata pelajaran di sekolah. Anak perlu belajar dan berlatih begitu banyak hal. Di bawah ini enam manfaat ikut kegiatan ekstrakurikuler. Simak, ya.

1. Memperluas pertemanan

ilustrasi kelas melukis (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Berbeda dengan mata pelajaran yang wajib diikuti di dalam kelas, kegiatan ekstrakurikuler mempertemukan siswa dari berbagai kelas. Bahkan murid antarangkatan berinteraksi dalam kegiatan yang sama. Maka mengikutinya penting guna meluweskan anak dalam bergaul. 

Anak yang pemalu mesti lebih didorong untuk mendaftar dalam kegiatan ekstrakurikuler. Anak perlu mengikuti setidaknya satu kegiatan ekskul. Namun, akan lebih baik lagi jika ia ikut dua kegiatan.

Pertemanannya menjadi lebih luas. Akan tetapi, meski kegiatan ekstrakurikuler bermanfaat, batasi agar jangan terlalu banyak. Anak dapat kelelahan dan konsentrasinya dalam belajar ikut terpengaruh.

2. Refreshing dari pelajaran

ilustrasi belajar memanah (pexels.com/RDNE Stock project)

Sebagai orangtua, terkadang kita lupa akan betapa penatnya ketika menjadi murid. Akibatnya, kita kurang berempati pada anak dengan menyuruhnya buat terus belajar. Di sekolah anak sudah belajar dari pagi sampai siang bahkan sore.

Sepulang sekolah hingga malam hari, ia kembali harus mempelajari beragam mata pelajaran. Bahkan di hari Minggu pun, anak masih mengikuti les berbagai pelajaran. Dia tentu amat jenuh dengan kegiatan belajar.

Dengan anak ikut kegiatan ekstrakurikuler, rasa bosannya terhadap pelajaran akan berkurang. Kegiatan-kegiatan di luar pelajaran menjadi sarana untuknya refreshing. Dengan catatan, biarkan anak memilih sendiri kegiatan yang ingin diikutinya dan kita jangan memaksakan pilihan pribadi.

Baca Juga: 5 Ekstrakurikuler Favorit saat SMA, Auto Berprestasi!

3. Menemukan minat dan bakat

ilustrasi merangkai robot (pexels.com/Vanessa Loring)

Selain dengan mengikuti tes minat bakat, manfaat ikut kegiatan ekstrakurikuler juga untuk mengetahui minat dan bakat sang anak. Ia memang dapat saja salah memilih sehingga tidak bertahan lama di suatu kegiatan. Namun, minat dan bakatnya akan terlihat setelah ia mengikuti kegiatan ekskul yang sama selama setidaknya 2 tahun.

Makin lama anak bertahan di suatu kegiatan ekstrakurikuler berarti makin kecil rasa bosannya. Ini indikator untuk adanya minat yang besar. Sedang bakat akan terlihat dari seberapa baik anak mampu mempelajari dan menaklukkan tantangan dalam kegiatan tersebut.

Apabila minat dan bakat ini sudah diketahui sejak anak-anak, tentu kita lebih mudah mengarahkan serta mengembangkannya. Sampai anak duduk di kelas berapa pun, kita dapat mendorongnya untuk secara konsisten mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang sama. Bisa saja kelak ia hidup dari pekerjaan yang masih berkaitan dengan kegiatan ekskul yang pernah diikutinya dalam banyak tahun.

4. Mencetak prestasi di luar pelajaran

ilustrasi belajar musik (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Hindari berpikir bahwa prestasi yang baik bagi anak usia sekolah hanyalah yang berkaitan dengan mata pelajaran. Pencapaian di bidang apa pun sama baiknya. Bahkan semua prestasi dapat digunakan untuk mencari sekolah di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Agar anak dapat berprestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti memang dibutuhkan motivasi yang lebih besar. Pelatihannya pun perlu lebih intesif dan tidak bisa disamakan dengan murid lain yang mengikutinya sebatas untuk mengisi waktu. Latihan untuk anak yang ingin berprestasi mesti terprogram.

Jika ia dapat mencapai prestasi, selain menjadi nilai plusnya, kepercayaan dirinya pun meningkat. Anak mengetahui kemampuannya dan lebih terdorong buat mengembangkan mimpi-mimpi untuk masa depannya. Selain latihan dari pengampu kegiatan ekstrakurikuler, dukungan orangtua juga amat menentukan sejauh apa prestasi anak nantinya.

5. Belajar membagi waktu

ilustrasi pemanasan (pexels.com/Mary Taylor)

Sering kali kita khawatir kalau-kalau kegiatan ekstrakurikuler membuat anak kesulitan mengatur waktu. Ia mungkin menjadi terlalu asyik dengan aktivitas ekskul. Minatnya pada pelajaran justru menurun.

Kekhawatiran seperti ini sebenarnya kurang tepat. Semua kembali pada cara kita dalam mengarahkan anak. Bukankah setiap kegiatan baik terkait pelajaran di sekolah maupun kegiatan ekstrakurikuler telah ada jadwalnya?

Anak tinggal mengikuti kedua kegiatan tersebut sesuai waktu masing-masing. Dengan kita menekankan pada pentingnya melihat serta mengikuti jadwal, anak justru akan terbentuk menjadi pribadi yang disiplin. Dia tidak terkendala dalam berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan selanjutnya.

Baca Juga: 5 Cara Memilih Ekstrakurikuler yang Tepat dan Wajib Selektif

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya