TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Biar Gak Gampang Terpengaruh Omongan Orang, Pegang 6 Prinsip Ini! 

Abaikan kalau memang gak benar 

Unsplash.com/sincerelymedia

Selalu dikelilingi banyak orang otomatis membuatmu mendengar terlalu banyak hal. Jelas gak semuanya positif. Banyak juga yang negatif atau diragukan kebenarannya. Beberapa bahkan secara terang-terangan menyerangmu atau berusaha memengaruhimu agar urung melangkah.

Jika ucapan-ucapan itu terus digubris, tentu kamu akan stres dan perkembanganmu terhambat. Ketika gak mungkin sepenuhnya menghindarkan diri dari omongan orang, pegang saja enam prinsip berikut ini.

1. Di dunia ini ada terlalu banyak ‘katanya’, tugasmu adalah menciptakan pengalamanmu sendiri 

Unsplash.com/jmuniz

Bahkan orang yang sebenarnya gak punya pengalaman tentang sesuatu pun bisa tampil seolah-olah tahu segalanya. Maka segala ‘katanya’ itu gak boleh serta-merta membatalkan apa pun yang sudah menjadi keinginan kuatmu.

Jika kamu memang sangat ingin mencoba sesuatu, meski ditakut-takuti banyak orang, tetap utamakan kata hatimu. Jangan mundur atau kamu hanya akan terlalu sering menyesal.

Bahkan jika orang lain pernah gagal atau punya pengalaman gak enak lainnya terkait sesuatu, nasibmu bisa jadi berbeda sekali. Kamu hanya perlu mempelajari pengalaman mereka sebagai bekal, bukan membatalkan rencana hidupmu.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Kamu Selalu Dinomorduakan Orang-orang Terdekatmu 

2. Jika ada yang berkata buruk tentangmu, percayalah sering kali itu lebih mencerminkan diri mereka ketimbang dirimu 

Unsplash.com/alexandrajf

Tentu kamu pernah dibuat meradang oleh berbagai perkataan buruk orang tentangmu. Namun setelah berkali-kali introspeksi, kamu yakin gak seperti yang mereka katakan. Perlukah kamu menanggapinya?

Bolehlah sekali, dua kali kamu menegur langsung orang itu dan mencoba menjelaskan pada orang-orang yang telanjur mendengar perkataan buruknya. Namun jangan pernah terus-menerus mengurusinya.

Pada akhirnya, orang-orang yang mendengar segala tuduhan buruk itu pun akan menilai kebenarannya. Kamu gak perlu terlalu banyak menjelaskan. Sebab terang bagi mereka, yang suka memburuk-burukkan orang pastilah lebih buruk ketimbang orang itu. Dia hanya sedang membeberkan perihal dirinya sendiri.

3. Orang boleh bilang apa saja tentangmu, tetapi kalau kamu gak peduli, mereka bisa apa? 

Unsplash.com/mackenziehm

Melanjutkan poin 2. Jika kamu terlalu mengurusi omongan buruk orang tentangmu, itu artinya kamu terlalu peduli. Dia akan kegirangan dan makin menjadi-jadi. Ini seperti menyambut api dengan daun-daun kering. Kamu yang akan paling dirugikan.

Terbakar habis, membuang-buang waktu dan energimu hanya untuk seorang pengganggu. Belajarlah untuk sesekali bersikap masa bodoh. Ini akan membuatmu selalu fokus hanya pada hal-hal yang penting dan orang-orang yang positif.

Sekaligus akan menjadi pukulan bagi orang itu. Sebab, dia tak ubahnya sibuk berbicara sendiri. Kamu yang menjadi sasaran utamanya malah meninggalkannya. Dia yang semula hendak memanaskan hatimu hanya akan kesal sendiri.

4. Tanpa bukti, kemungkinan benar dan salah sama besarnya, jadi gak ada alasan untuk mau begitu saja terpengaruh 

Unsplash.com/jmuniz

Gak sedikit kabar bohong beredar di sekelilingmu. Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin ada pula yang seakan-akan hendak membelokkan perjalananmu dengan berbagai perkataan yang membuatmu takut atau ragu.

Bahkan di kantor, seseorang mungkin mengadukan sesuatu padamu. Jika kamu tergesa-gesa, kamu bisa memberikan sanksi pada orang yang sebenarnya sama sekali gak bersalah. Sebaliknya, menguntungkan orang yang bersalah.

Maka penting untukmu mendasarkan diri pada bukti. Jika suatu ucapan gak disertai bukti yang cukup, jangan lekas memercayainya. Terlebih bila kamu belum mengenal dengan baik orang yang mengatakannya.

5. Lebih banyak yang mengatakan sesuatu bukan berarti pasti lebih bisa dipercaya 

Unsplash.com/jmuniz

Kadang, kebenaran justru hanya disuarakan oleh segelintir orang. Tentu suaranya jadi gak keras terdengar. Atau memang disuarakan dengan cara yang halus, bukan berkoar-koar.

Jadi, jangan lagi begitu saja memercayai sesuatu hanya karena banyak orang mengatakannya. Sebab banyaknya orang yang berkata sama bisa saja lantaran mereka hanya membeo atau termakan ‘katanya’ seperti dalam poin pertama. Selalu beri waktu untukmu menyelidikinya.

Baca Juga: 5 Ciri Orang yang Gak Terlalu Peduli pada Perasaan Orang Lain

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya