Bolehkah Zakat Fitrah Diberikan pada Orangtua dan Saudara?
Simak hukum dan ketentuannya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam membayar zakat fitrah adalah mengenal orang yang kita berikan harta zakat fitrah. Allah SWT bahkan menjelaskan orang-orang yang berhak menerima zakat dalam salah satu firman-Nya, yang berbunyi:
“Sungguh zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” [Surat At-Taubah ayat 60]
Dalam ayat di atas, dijelaskan bahwa orang-orang yang berhak menerima zakat teringkas dalam delapan golongan. Delapan golongan yang disebutkan dalam ayat di atas, dipilih sebagai penerima zakat secara umum, baik itu zakat fitrah maupun zakat mal (harta).
Yang patut dipertanyakan tentang golongan yang berhak menerima zakat ini, apakah mencakup keluarga dari orang yang membayar zakat (muzakki) sehingga boleh bagi mereka untuk menerima zakat yang diberikan? Untuk penjelasannya, mari simak ini.
1. Hukum tentang keluarga yang boleh diberikan zakat dan keluarga yang tidak boleh menerimanya
Para ulama syafi’iyah memberikan perincian hukum tentang keluarga yang boleh diberikan zakat dan keluarga yang tidak boleh menerima zakat. Jika yang dimaksud keluarga dari pihak muzakki (orang yang membayar zakat) adalah orang yang wajib dinafkahi oleh muzakki, maka tidak boleh baginya untuk memberikan zakat kepada mereka.
Misalnya, memberi zakat pada orang tua dan anak yang wajib dinafkahi oleh muzakki, karena anaknya masih kecil dan tidak mampu untuk bekerja, orangtua sudah tua, dan tidak memiliki harta yang mencukupi kebutuhannya. Maka dalam keadaan demikian, tidak boleh memberikan zakat kepada mereka.