TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Plan Indonesia Ajak Masyarakat Cegah Kekerasan Berbasis Gender Online

Dilangsungkan melalui kampanye #GirlsTakeOver

Doc. Plan Indonesia

Setelah sepekan melangsungkan rangkaian kampanye global ‘#GirlsTakeOver’, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) menggelar webinar bertema Freedom Online pada Jumat (9/10/2020). Webinar ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan #GirlsTakeOver, yang digelar secara daring dari 5 hingga 9 Oktober 2020 dalam rangka Hari Anak Perempuan Internasional (11 Oktober).

Kampanye ini dilandasi atas kegiatan daring anak-anak meningkat yang meningkat pesat jauh dari sebelumnya. Seiring dengan hal tersebut, potensi risiko kekerasan online pun meningkat dan kerap dialami anak dan kaum muda perempuan.

Oleh karena itu, Plan Indonesia mengadakan kampanye global ini secara rutin dengan tujuan meningkatkan kesadaran terhadap permasalahan ancaman kekerasan online. Nah, berikut ini penjelasan mengenai gerakan #GirlsTakeOver yang diusung oleh Plan Indonesia tersebut.

1. #GirlsTakeOver merupakan kampanye berskala global yang diadakan setiap tahun oleh Plan Indonesia

Doc. Plan Indonesia

#Girlstakeover: Sehari Jadi Pemimpin merupakan kampanye global yang dilakukan setiap tahun secara serentak oleh Plan International untuk memperingati Hari Anak Perempuan Internasional yang jatuh pada 11 Oktober. Sejak 2016, Plan Internasional telah memfasilitasi lebih dari 650 anak untuk mengambil alih sekitar 5,228 posisi strategis.

Di Indonesia sendiri, Plan Indonesia telah memfasilitasi puluhan anak perempuan yang telah menduduki posisi lima menteri dan 20 posisi petinggi lainnya. Tahun ini tercatat lebih dari 600 anak perempuan dari seluruh Indonesia telah mendaftar secara daring untuk berkompetisi dalam kegiatan #GirlsTakeOver: Sehari Jadi Pemimpin 2020.

Selain berkesempatan mengambil peran para tokoh penting, anak perempuan juga dapat menuangkan aspirasi lewat tulisan opini yang akan dimuat di media mitra Plan Indonesia serta menyebarkan pesannya bersama pegiat sosial lainnya di berbagai akun media sosial.

2. Gerakan #GirlsTakeOver diusung untuk meningkatkan kebebasan berekspresi dan ruang yang aman bagi anak perempuan di ranah daring

Doc. Plan Indonesia

Selain diselenggarakan sebagai bentuk memperingati Hari Anak Perempuan Internasional, #GirlsTakeOver juga diusung sebagai sebuah gerakan untuk mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap kebebasan berekspresi. Gerakan ini pun mendukung anak perempuan untuk mendapatkan ruang yang aman termasuk di ranah daring.

“Melalui rangkaian kegiatan #GirlsTakeOver, kami mengajak masyarakat untuk bersama meningkatkan kesadaran dan dukungan masyarakat terhadap kebebasan berekspresi serta ruang yang aman bagi anak perempuan termasuk di ranah daring,” ujar Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia. 

Baca Juga: Belajar Online Picu Kekerasan Pada Anak, Orangtua Dituntut Lebih Sabar

3. Seluruh peserta dalam acara ini pun turut menyampaikan pendapatnya mengenai kebebasan berekspresi secara daring

Doc. Plan Indonesia

Dalam acara ini, seluruh peserta #GirlsTakeOver, baik anak perempuan maupun tokoh
pemimpin, hadir untuk menyampaikan pendapat dan rekomendasi mereka mengenai kebebasan berekspresi secara daring.

Devie, salah satu peserta yang berasal dari Maluku Utara menjelaskan tentang freedom online. “Freedom online atau kebebasan berpendapat dan berekspresi tanpa ancaman kekerasan di internet merupakan kondisi di mana, hak kebebasan seseorang dalam menyuarakan pendapat dan ekspresinya disambut baik oleh seluruh elemen masyarakat, tanpa ada tindakan kekerasan," katanya.

Selain itu, ada pula Phylia yang berasal dari Kupang. Ia mengatakan bahwa anak perempuan terkadang tidak bisa seutuhnya menyampaikan pendapat dan berkespresi karena adanya ancaman kekerasan online.

“Banyak hal yang membuat anak perempuan kadang tidak bisa seutuhnya menyampaikan pendapat dan berekspresi karena ancaman kekerasan online. Padahal semestinya banyak manfaat dan hal positif yang bisa didapatkan dari internet.” ujar Phylia.

4. Dalam laporan yang dipaparkan Plan Indonesia, diketahui ada lebih dari 250 orang yang pernah mengalami pelecehan di media sosial

Doc. Plan Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Plan Indonesia turut memaparkan laporan State of the
World’s Girls terbaru mengenai Kekerasan Online yang dikaji di 31 negara melibatkan 14.000 anak dan kaum muda perempuan termasuk 500 dari Indonesia.

Dari hasil penelitian tersebut, diketahui ada lebih dari setengah responden di Indonesia yang mengatakan pernah mengalami sendiri atau mengetahui bahwa temannya menjadi
korban pelecehan di media sosial. Untuk laporan selengkapnya bisa dilihat di tautan berikut https://plan-international.or.id/state-of-the-worlds-girls-report-free-to-be-online/

Baca Juga: Girls, Hindari Kekerasan di Dunia Maya dengan 5 Hal Ini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya