Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kebiasaan oversharing bisa membawa sejumlah dampak buruk. Kamu membiarkan orang-orang sekitar sepenuhnya ikut campur permasalahan pribadi. Di sisi lain, tidak semua orang memiliki sikap bijaksana. Kebiasaan oversharing justru merugikan diri sendiri.
Kebiasaan berupa oversharing harus diantisipasi. Kamu juga membutuhkan ruang privasi yang terjaga tanpa adanya campur tangan orang lain. Ternyata, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan. Berikut enam di antaranya. Ingat, ketegasan dalam hal privasi sangat diperlukan.
1. Selektif dalam membagikan informasi
ilustrasi oversharing (pexels.com/George Pak) Di era sekarang, setiap orang memiliki kebebasan menyampaikan informasi. Mereka berhak menunjukkan emosi yang dirasakan, juga menyuarakan pendapat-pendapatnya. Tanpa sadar, kebebasan informasi sudah mempengaruhi sikap oversharing. Kamu membagikan banyak hal tanpa menyaring terlebih dahulu.
Kebiasaan oversharing perlu diantisipasi agar tidak merugikan diri. Langkah penting yang harus kamu ambil, mulai selektif dalam membagikan informasi. Pertimbangkan segi pantas atau tidak. Karena beberapa permasalahan alangkah baiknya disimpan sendiri. Bukan untuk menjadi konsumsi publik.
2. Mengontrol diri dalam bermedia sosial
ilustrasi scrolling media sosial (pexels.com/Roberto Hund) Media sosial membuat seseorang kecanduan membagikan segalanya. Mulai dari pencapaian yang sudah diraih, pengalaman menjalani hidup, sampai dengan kesedihan. Namun, keberadaan media sosial juga membuat seseorang lupa diri terkait batas yang seharusnya dibagikan.
Ini yang disebut dengan oversharing. Untuk mengantisipasi kebiasaan tersebut, belajarlah mengontrol diri dalam bermedia sosial. Berikan batasan waktu agar kamu tidak kebablasan dalam membagikan segala hal. Media sosial hanya dijadikan sebagai hiburan sewajarnya, tidak mendominasi kehidupan.
Baca Juga: Apa Itu Oversharing? Pengertian, Jenis, hingga Bahayanya
3. Memikirkan konsekuensi dari tindakan
ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio) Boleh saja kita menunjukkan ekspresi dan berbagi informasi. Namun, jangan sampai kebablasan oversharing. Karena, tidak semua hal bisa dibagikan secara berlebihan. Apalagi menyangkut informasi pribadi.
Berniat mengantisipasi kebiasaan oversharing, kamu harus memikirkan konsekuensi dari tindakan. Mulai dari dampak jangka pendek sampai jangka panjang. Setelah mengetahui akibat yang harus ditanggung, kamu akan berpikir ulang sebelum membagikan segala hal.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Menetapkan batasan pertemanan
ilustrasi pertemanan (pexels.com/Min An) Tahukah kamu apa yang membuat seseorang oversharing? Salah satunya saat sudah merasa dekat dengan orang lain. Ia terlanjur akrab dan memberikan rasa percaya sepenuhnya. Sampai tidak memperhatikan lagi batasan privasi.
Berteman dengan siapapun bukan sikap yang salah. Tadi harus ada yang namanya batasan pertemanan. Tidak semua orang berhak tahu tentang dirimu. Beberapa permasalahan lebih baik disimpan sendiri agar tidak melibatkan banyak pihak.
5. Menyadarkan diri tentang pentingnya ruang privasi
ilustrasi berpikir (pexels.com/Kampus Production) Masing-masing individu pasti memiliki ruang privasi. Adakalanya merasa tidak nyaman saat urusan dicampuri orang lain. Namun, sekarang banyak yang mengesampingkan ruang privasi dengan sikap oversharing.
Agar tidak kebablasan, cepat sadarkan diri tentang pentingnya ruang privasi. Saat ini, kamu masih belum menyadari dampak tersebut. Tapi seiring berjalannya waktu, pasti menyesal sudah mengizinkan orang lain ikut campur. Kamu merasa keputusan itu salah dan justru merugikan diri.
Baca Juga: [QUIZ] Kamu Orang yang Oversharing atau Bukan? Cek di Sini!