TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sadari Segera! 5 Tanda Kamu Sedang Mengalami "Toxic Positivity"

Apa itu?

pexels.com/@conojeghuo

Setiap manusia pernah mengalami masa-masa sulit di dalam hidupnya. Sedih, marah, kecewa pun menjadi salah satu bentuk dari apa yang dialami kala itu. Perasaan tidak berdaya hingga tidak mampu lagi untuk melanjutkan hidup sudah pasti kita miliki. Tidak heran jika kita merasa senang tatkala ada orang yang memberikan suntikan semangat bagi kita. Dari yang memberikan kalimat motivasi sampai yang meyakinkan bahwa kita harus bahagia dengan apapun kondisi kita.

Semua berharap kalimat tersebut bisa membuat kita benar-benar bangkit. Tapi nyatanya tanpa validasi yang jelas, kita justru merasa semakin tidak berdaya. Kita seolah menolak semua kata-kata motivasi yang diberikan. Kita seolah tidak menenali diri sendiri dan sulit menerima keadaan diri.

Bisa jadi pula kita sudah mengalami "Toxic Positivity". Dimana kalimat positif yang diberikan kepada kita justru menjadi "racun" bagi diri kita sendiri. Bukannya membaik kita justru semakin memburuk. Berikut ini beberapa tanda bahwa kamu sedang mengalami "Toxic Positivity".

1. Kamu bingung dengan perasaanmu sendiri

pexels.com/@rawpixel

Orang lain yang melihatmu sedih dan terluka bisa dengan sigap mengatakan bahwa semua baik-baik saja. Bahwa kita harus berpikiran positif agar tidak ada hal buruk yang benar-benar terjadi. Padahal kita sedang berusaha berdamai dengan diri sendiri. Terlebih menerima keadaan yang saat ini kita alami.

Saat kita terlalu sering mendengarkan kalimat yang tujuannya bukan membantu kita tapi hanya mengalihkan perhatian kita. Maka bukan tidak mungkin kita menjadi lebih sulit memahami apa yang dirasakan oleh diri kita sendiri. Kita yang harusnya mampu mengenali perasaan sedih, terluka dan marah, semakin sulit untuk menerimanya. Kita pun menjadi lebih sulit untuk memahami apa yang harusnya dilakukan sebagai solusinya.

2. Kamu tidak lagi mengenal bagaimana hidupmu

pexels.com/@mentatdgt-330508

Terlalu sering membohongi diri sendiri sudah pasti membuat kita sulit mengenali diri sendiri. Yang kita tahu hanya keharusan menjadi baik dan tidak boleh terlalu berlarut dalam kesedihan. Sebab mereka yang memberikan kata motivasi kepada kita hanya ingin menghilangkan kesedihan kita bukan membantu kita berdamai dengan masalah yang kita hadapi.

Kita yang harusnya mulai belajar menerima kondisi saat ini, mungkin sudah tidak mampu lagi mengenali bagaimana caranya. Karena kita hanya fokus untuk menjadi orang yang selalu berpikir positif, tanpa tahu apa dan bagaimana masalah dalam hidup bisa terjadi dan kembali terulang suatu hari nanti. Di awal mungkin membuatmu percaya, bahwa kalimat itu sangat memotivasi. Tapi ingat, bukan sekedar tangismu saja yang segera usai, lukamu juga harus diterima dan diselesaikan.

Baca Juga: Stop Bersedih, Renungkan 4 Hal Ini Agar Kamu Bisa Hidup Bahagia 

3. Kamu mudah menerima & menolak saran

pexels.com/@rawpixel

Sungguh membingungkan bagimu yang sedang berusaha menerima kondisi diri tapi harus dipaksa melupakannya segera. Bukan atas dasar keinginanmu sendiri tapi atas paksaan dari orang lain. Kamu menjadi lebih mudah mendengarkan orang lain, tapi seketika pula kamu mudah berubah dan menolak semua saran yang diberikan.

Kamu seolah bingung siapa yang harusnya kamu dengarkan. Apakah orang yang ada di sekitarmu atau dirimu sendiri? Bagimu mendengarkan kalimat motivasi memang menyenangkan. Seolah kita memiliki harapan untuk hidup yang lebih baik. Tapi di sisi lainnya kamu semakin bingung dengan masalah yang hanya kamu tutupi namun bisa menjadi ancaman untuk muncul kembali.

4. Semakin sulit bagimu untuk berekspresi

pexels.com/@thatguycraig000

Lingkungan mengharuskan kita untuk menunjukkan sisi terbaik dari dalam diri. Setiap luka dan kecewa harusnya disimpan sendiri dan kalaupun harus maka semuanya wajib dibuang jauh-jauh. Tidak boleh ada pikiran negatif dan perasaan negatif yang diperlihatkan. Karena bisa sulit bagi kita diterima di dalam pergaulan.

Tapi hal itu justru menjadi sangat berbahaya bagi kita. Sebab kita akan sulit mengekspresikan semua perasaan yang ada. Kita seolah harus selalu terlihat baik-baik saja. Padahal kita ingin memperlihatkan bagaimana perasaan kita saat ini. Bersembunyi di balik kalimat positif yang tersugesti di dalam diri, justru menjadi bumerang bagi kita suatu hari nanti. Meski tidak mudah, tapi belajar mengekspresikan perasaan akan membuat kita jauh lebih damai.

Baca Juga: Demi Hidup Bahagia, Segera Buang Jauh 5 Sumber Kekecewaan Ini

Verified Writer

Nelsi Islamiyati

Menulis adalah salah satu terapi terbaik saat kita mulai lelah berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya