TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Berdamai dengan Inner Child yang Terluka dan Mendominasi Hidup

Jangan biarkan luka batin itu terbawa hingga dewasa

freepik.com/jcomp

Apa kamu pernah merasa mudah marah, curiga berlebihan, atau merasa serba kekurangan? Boleh jadi perasaan negatif itu muncul karena adanya inner child dalam diri yang belum terselesaikan. Inner child yang terluka adalah pengalaman pahit masa kecil yang menjadi trauma dan tanpa disadari mendikte hidupmu hingga dewasa.

Misalnya, anak perempuan yang terbiasa disuguhi adegan kekerasan sang ayah yang memukul ibunya, tumbuh menjadi pribadi yang takut membina hubungan dengan pria karena sulit percaya. Kalau luka batin ini gak disembuhkan atau dibiarkan begitu saja, inner child bisa berdampak buruk pada kepribadian. Usiamu boleh dewasa, tapi nyatanya ada ketakutan masa kecil yang terus terbawa.

Untuk itu, penting buat kamu mengenali inner child dalam diri supaya kamu bisa menyembuhkan luka batin dan memiliki psikis yang lebih baik. Berikut langkah-langkah dari para ahli psikologi yang bisa kamu ikuti.

1. Kenali inner child yang masih terluka dan terima keberadaannya 

freepik.com/jcomp

Masih banyak orang yang memungkiri kalau ia punya inner child yang terluka, padahal sikap semacam ini bisa membuatmu kesulitan mengubah perilaku dan perasaan. Kamu bisa mengenali inner child dengan mengunjungi masa kecil yang menyakitkan.

Gak mudah memang mengingat masa kelam. Tapi kalau kamu gak berusaha menyembuhkan dan hanya ingin menguburnya dalam-dalam, kemungkinan inner child kamu bakal terus mendominasi diri dengan memunculkan pikiran dan perasaan negatif.

Baca Juga: 5 Cara Lepas dari Bayang-bayang Masa Lalu, Bikin Mood Jadi Stabil 

2. Beri dukungan pada inner child dengan kalimat menenangkan dan penuh cinta 

freepik.com/jcomp

Selayaknya dua orang bertentangan yang ingin berdamai, kamu juga perlu menjalin komunikasi dengan inner child untuk berdamai. Misalnya dengan berdialog lewat cermin dalam kamar. Bayangkan bahwa cermin itu adalah sosokmu di masa kecil yang terluka.

Ungkapkan kalimat-kalimat suportif yang menyembuhkan pengalaman pahit itu. Misalnya, “Kamu gak perlu merasa bersalah, semua itu bukan salahmu”. Rasakan, emosi mana yang bisa kamu kubur bersama dan menggantinya dengan harapan baru.

3. Kalaupun ada amarah dan kesedihan yang meluap, rangkul saja perasaan itu

freepik.com/freepik

Mengingat pengalaman pahit lewat proses rekonsiliasi dengan inner child, gak menutup kemungkinan bakal memunculkan emosi mendalam. Kamu bisa sangat marah dan kecewa, itu sangat wajar.

Rangkul saja emosi yang tiba-tiba meluap dalam dirimu. Terkadang amarah memang diperlukan dalam kondisi tertentu, apalagi penyebabnya adalah trauma yang belum terselesaikan. Gak perlu merasa aneh, ini juga bagian dari proses mengeksplorasi hubunganmu dengan masa lalu.

4. Jika perlu, cari bantuan psikolog atau terapis untuk mendampingi proses penyembuhanmu 

freepik.com/prostooleh

Proses rekonsiliasi dengan inner child yang terluka, bakal lebih mudah saat kamu didampingi seorang psikolog. Kalau kamu kesulitan menyembuhkannya sendirian, langkah ini sangat recommended. Seorang terapis atau psikolog, bisa membimbingmu menghadapi trauma dengan lebih rileks dan nyaman.

Kamu bisa mengungkap segala perasaanmu pada psikolog, tanpa ada yang ditutupi. Tenang saja, privasi dan kerahasiaanmu bakal tetap terjaga di tangan ahli yang professional karena terikat etika kerja.

Baca Juga: Yuk, Berdamai dengan Diri Sendiri! Ini 5 Cara Efektifnya

Verified Writer

Nita Nurfitria

Hai !

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya