TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Berdamai dengan Daddy Issues agar Hidup Tenang

Jangan simpan luka batin terlalu lama

ilustrasi wanita bahagia (Pexels.com/Julia Avamotive )

Banyak ayah di luar sana tidak memahami bahwa tugasnya bukan sekadar memenuhi kebutuhan anak secara finansial. Mereka juga sepatutnya memenuhi segi emosional agar kelak perkembangan anak bisa optimal. Bila tidak, anak akan tumbuh dengan luka batin dalam dirinya hingga dewasa. 

Luka batin yang dibawa anak karena hubungan buruk tersebut akan menjadikan anak pribadi yang kurang percaya diri dan haus validasi. Ada juga yang sukar percaya orang lain bahkan kepada pasangannya sendiri. Inilah yang disebut dengan daddy issues. Agar tidak semakin parah, simak cara berdamai dengan daddy issues biar hidupmu lebih tenang, ya.

1. Menyadari dan menerima kualitas hubungan dengan ayah

ilustrasi ayah dan anak perempuannya (pexels.com/Lgh_9 )

Langkah utama dari cara berdamai dengan daddy issues yang perlu kamu lakukan adalah menyadari dan mengakui hubungan kurang sehat tersebut. Lalu, pahami bahwa apa yang telah terjadi di masa tersebut tidak bisa diubah lagi. Sehingga menerima secara sadar adalah langkah paling tepat. Kita tidak akan mampu berdamai dengan sesuatu jika gak berani untuk menyadari dan menerimanya. 

Awalnya mungkin terasa menyakitkan dan tidak nyaman, apalagi mengenang kembali momen kurang menyenangkan bersama ayah di masa lampau. Kamu mungkin akan merasakan berbagai emosi negatif, seperti kecewa, sedih, marah, maupun kesal. Namun hal itu adalah hal yang wajar. Jadi, dinikmati saja, ya!

2. Refleksikan perilaku atau kebiasaan dalam sebuah hubungan

Ilustrasi Kencan (IDN Times/Mardya Shakti)

Kalau kamu sedang dalam sebuah hubungan, entah itu menikah ataupun pacaran, amati perilaku sehari-harimu bersama pasangan. Gejala daddy issues umumnya paling banyak tercermin ketika seseorang sedang menjalin sebuah hubungan. Kalau bingung, kamu bisa mulai dari mengingat perasaanmu bila pasangan sedang berada jauh dan dekat darimu. Kamu juga bisa mengingat kembali perilaku buruk pasangan yang selalu kamu maafkan karena takut ditinggalkan. 

Proses berefleksi seperti ini akan membuatmu lebih mudah membedakan hal-hal keliru yang selama ini sering kamu lakukan tanpa sadari. Kamu juga bisa lebih memahami dirimu sendiri dengan merefleksikan pengalaman di masa lampau. Dengan begitu, hubungan dengan pasangan dapat menjadi lebih sehat dan positif.

Baca Juga: 5 Fakta Daddy Issues, Bisa Berdampak Buruk pada Psikologis Anak

3. Resapi segala emosi pahit yang muncul

ilustrasi wanita merenung (pexels.com/Edgar Santana)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, proses berdamai dengan daddy issues akan mengundang banyak emosi negatif. Kamu mungkin akan merasa kesal dan marah dengan perilaku ayahmu di masa kecil, juga bisa jadi merasa sedih dan sakit hati bila memikirkan kurangnya perhatian yang diberikan olehnya selama ini. Emosi yang muncul itu adalah hal yang wajar, sehingga kamu hanya perlu merasakan dan menikmati prosesnya. 

Resapi dan rasakan secara utuh segala emosi tersebut. Kalau belum bisa melupakan kenangan buruknya juga gak masalah. Kamu tidak perlu terburu-buru dalam mencapai hasilnya. Rasakan saja segala emosi-emosi pahit itu sampai kamu benar-benar puas dalam mengalaminya. 

4. Memaafkan ayah

ilustrasi orang mampu memaafkan (pexels.com/Alex Green)

Kamu juga perlu memaafkan dengan sepenuh hati segala perbuatan sang ayah yang pernah menyakiti hatimu, entah itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Dengan memaafkan kesalahan beliau, kita bisa lebih positif dalam menyikapi berbagai kelemahan yang dimiliki diri sendiri akibat daddy issues. Kita gak lagi sering menyalahkan ayah atas segala hal tersebut. Yakin, deh, memaafkan bisa buat hidup jadi lebih bahagia secara batin!

Baca Juga: 5 Ciri-ciri Perempuan dengan Daddy Issues, Jangan Dihakimi!

Verified Writer

Nur Tazkiyah Sejati

rarely found someone who wants to listen carefully, so i write to release what is inside my mind

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya