TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Pantang Dilakukan Saat Artikelmu Terjebak di Kolom Pending

Be calm and keep writing

ilustrasi menulis (Unsplash.com/Fabian Irsara)

Menjadi penulis artikel memang bukan hal yang mudah sebab gak selalu setiap artikel yang dikirim bakal langsung diterbitkan oleh editor. Faktanya, gak jarang para penulis, termasuk community writer IDN Times akan mengalami momen dimana banyak artikel yang di-submit masih terus berada dalam proses moderasi yang terkesan lama.

Namun, jangan sampai kondisi semacam ini bikin semangat auto redup sebab merasa 'digantung' oleh editor, ya. Biar tetap semangat dan konsisten menulis, yuk, hindari melakukan hal-hal berikut ini saat banyak artikel terjebak di kolom pending cukup lama.

1. Menyerah dan enggan menulis lagi

ilustrasi menulis (Unsplash.com/Cayley Nossiter)

Saat sudah berkomitmen menjadi penulis, seharusnya kata 'menyerah' bisa dihilangkan dari kamus hidup kita. Tumpukan artikel di kolom pending hanya satu dari sekian tantangan untuk menjadi penulis yang konsisten berkarya.

Apalagi sampai terlintas buat gak nulis lagi, jangan sampai, deh. Sebab, ke depannya bakal merasa rugi sendiri karena baru ujian sedikit saja sudah langsung menyerah dan berhenti nulis. Bukan masalah besar kalau banyak artikel pending, kok. Anggap saja tabungan artikel yang bisa diterbitkan editor kapan saja.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Tema Artikel agar Dilirik Editor, Auto Cepat Terbit!

2. Gak mau memperbarui kemampuan dan pengetahuan

ilustrasi menulis (Unsplash.com/Fabiola Peñalba)

Kalau sampai banyak artikel kita yang pending, yuk, mulai analisa kembali apakah ada yang kesalahan yang kita lakukan atau malah kurang menarik sampai gak dilirik editor sama sekali. Boleh jadi dari faktor judul sudah ada kesalahan atau judulnya sudah benar tapi memang kurang 'menjual' jadi diabaikan oleh editor.

Jangan sampai kita merasa sudah menjadi penulis yang baik sampai enggan upgrade ilmu dan kemampuan pendukung saat menulis. Gak ada salahnya untuk mempelajari lagi panduan menulis yang sudah disediakan, termasuk pemilihan diksi yang harus sesuai KBBI.

3. Menyalahkan editor

ilustrasi menulis (Unsplash.com/Andrew Neel)

Pernah terpikir kalau artikel yang pending adalah kesalahan editor? Mulai dari editornya lelet, pilih kasih pada writer tertentu, atau malah berpikir kalau mereka kurang kompeten, jangan sampai terlintas pikiran semacam ini, ya.

Bukankah editor justru jadi sosok yang membantu memoderasi sekaligus mengoreksi kesalahan lewat revisi? Yuk, berhenti menyalahkan editor hanya karena artikelmu cukup lama masuk kolom pending. Bukan hanya buang-buang waktu, sikap tersebut juga gak akan membuat artikelmu terbit, lho.

4. Menebarkan hate speech karena kesal 

ilustrasi menulis (Unsplash.com/Fabian Irsara)

Kesal dan kecewa karena banyak artikel yang masih terjebak di kolom pending memang bisa saja dirasakan. Namun, bukan berarti kamu berhak melampiaskan perasaanmu lewat hate speech, ya. Menyerang platform menulis di media sosial atau malah protes pada admin gak akan bikin artikelmu cepat terbit.

Hak menerbitkan tetap ada pada editor dan writer hanya perlu menunggu lebih sabar. Alih-alih pasif menunggu, lanjutkan dengan terus mengirim tulisanmu agar hidup tetap produktif. Menunggu boleh, tapi tetap harus kerja, dong.

Baca Juga: 7 Langkah Membuat Artikel Sains yang Berbobot sekaligus Mengasyikkan

Verified Writer

T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya