TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penuh Makna, Inilah 6 Ungkapan Cinta Tanah Air dari Para Ulama Salaf 

Cinta tanah air adalah sebagian dari Iman

twitter.com/sidogiri

Kini Indonesia merayakan kemerdekaannya yang ke-75. Kita patut bersyukur dan berbahagia. Karena kita tak lagi dijajah. Kita juga harus mencintai negeri ini. Dengan menjadi rakyat yang baik, produktif, serta kreatif.

Mencintai tanah air itu sudah fitrah manusia. Setiap manusia pasti mencintai negerinya. Seburuk apa pun negeri itu. Islam pun tidak memungkiri rasa cinta itu. Bahkan menjadikannya sebagai landasan untuk membela dan mempertahankannya.

Tak heran, banyak ungkapan-ungkapan dan komentar para ulama tentang cinta tanah air ini. Mulai dari ulama sufi, ulama fikih, ulama hadis, dan ulama tafsir. Nah, inilah 6 ungkapan cinta tanah air dari para ulama salaf.

1. Nabi Muhammad saw. mecintai tanah air 

https://twitter.com/sidogiri

Nabi Muhammad saw. sebagai panutan utama umat Islam adalah pencinta tanah air. Ia mencintai Makkah. Andaikan tidak diusir, ia tidak akan meninggalkannya.

Imam Adz-Dzahabi menulis,

وكان يحب عائشة، ويحب أباها، ويحب أسامة، ويحب سبطيه، ويحب الحلواء والعسل، ويحب جبل أحد، ويحب وطنه، ويحب الانصار، إلى أشياء لا تحصى ….

“Nabi Muhammad saw. mencintai Sayidah Aisyah, mencintai ayah Aisyah, mencintai Usamah, mencintai kedua cucunya, mencintai manis-manisan dan madu, mencintai gunung Uhud, mencintai tanah airnya, mecintai sahabat Ansar, dan mencintai hal lain yang tidak terhitung…..” (Siyar A’lam an-Nubala’: 15/394)

Baca Juga: 9 Bangunan dan Jalan di Luar Negeri Ini Memakai Nama Tokoh Indonesia

2. Tidak ada yang lebih berat daripada berpisah dengan tanah air

https://web.facebook.com/Sidogiri

Siapa pun ingin sukses di negerinya sendiri. Tidak perlu ke luar negeri. Tidak perlu meninggalkan tanah kelahiran. Tetapi, keinginan tidak selalu beriringan dengan kenyataan. Kita harus pergi dari negeri sendiri. Tentu, kita akan merasakan kesedihan hati yang luar biasa.

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Syaikh Ibrahim bin Ad’ham. Salah satu ulama sufi ternama. Beliau mengatakan,

مَا قَاسَيْتُ فِيمَا تَرَكْتُ شَيْئًا أَشَدَّ عَلَيَّ مِنْ مُفَارَقَةِ الْأَوْطَانِ

“Aku tidak menderita ketika meninggalkan sesuatu yang lebih dahsyat dari pada meninggalkan tanah air.” (Hilyah al-Auliyâ’ Wa Thabaqât al-Ashfiyâ’: 7/380)

3. Cinta tanah air adalah tanda orang yang berkeperibadian baik 

fr.freepik.com

Mengetahui keperibadaian dan cara pandang seseorang itu tidak mudah. Kita butuh bergaul dengannya. Tidak hanya sekali, tetapi butuh beberapa kali. Kita juga butuh melihat sikapnya dan mendengar perkataannya.

Imam Ashmu’i mengatakan, jika kita ingin mengetahui keperibadian seseorang, cukup lihat dalam tigal hal. Pertama, kecintaannya pada tanah air, kerinduannya pada sahabat, dan kebijaksanaannya terhadap masa lalu.

Kata beliau,

إذا أردت أن تعرف الرجل فانظر كيف تحننه إلى أوطانه وتشوقه إلى إخوانه وبكاؤه على ما مضى من زمانه

“Jika engkau ingin mengenal (keperbadiannya baik atau tidak) seseorang, maka lihatlah bagaimana cintanya pada tanah airnya, bagaimana rindunya pada sahabat-sahabatnya, dan bagaimana tangisannya pada masa yang telah dilaluinya.” (al-Maqâshid al-Hasanah: 297)

4. Di antara nilai lebih ibadah Haji adalah bersedih karena meninggalkan tanah air 

fr.freepik.com

Ibadah haji adalah ibadah yang istimewa. Pahalanya luar biasa besarnya. Bagi mereka yang mabrur (ibadah hajinya diterima), adalah surga. Rasulullah yang menyabadakannya.

Tetapi, ada hal lain di balik besarnya pahala ibada haji. Yaitu meninggalkan tanah air. Meninggalkan tanah air karena ibadah haji ini ada kesedihan tersendiri. Harus meninggalkan keluarga dan orang yang kita cinta. Dari kesedihan itu lahirlah rasa tawakkal kepada Allah.

Juga, orang yang berangkat haji itu menyadari, ternyata di dunia ini tidak selamanya. Secinta apa pun kita pada dunia, suatu saat kita akan meninggalkannya. Secinta apa pun kita pada tanah air, kadang kita harus berpisah dengannya. Misalnya karena ibadah haji.

Imam al-Qarafi mengatakan,

ومصالح الحج: تأديب الناس بمفارقة الأوطان

“Termasuk kemaslahatan Ibadah Haji adalah mendidik seseorang dengan meninggalkan tanah air.” (Adz-Dzahkhîrah: 3/194)

5. Selalu merindukan tanah air meski tempat lain lebih baik 

https://fr.freepik.com

Cinta tanah air adalah bawaan dalam hati manusia. Siapa pun –asal masih waras- pasti mencintai negerinya. Meskipun tempat lain lebih indah dan menawan. Tidak hanya manusia, binatang pun sangat mencintai rumahnya. Imam Ashmu’i mengatakan mengutip perkataan seorang India,

ثلاث خصال في ثلاثة أصناف من الحيوان الإبل تحن إلى أوطانها وإن كان عهدها بها بعيدا والطير إلى وكره وإن كان موضعه مجدبا والإنسان إلى وطنه وإن كان غيره أكثر نفعا

“Tiga hal yang ada dalam tiga golongan hewan; unta merindukan tanah airnya meski waktu bertemunya lama; burung merindukan sarangnya meski tempatnya tandus; manusia merindukan tanah airnya meski tempat lain lebih banyak menfaatnya.” (al-Maqâshid al-Hasanah: 297)

Baca Juga: Sri Mulyani Kenang saat Kembali ke Tanah Air demi Mengabdi pada Negeri

Writer

Saifuddin Syadiri

Penulis dan blogger (www.saifuddinsyadiri.com). Pernah nyantri dan masih 'nyantri' di pesantren kehidupan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya