TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah di Balik Penanggalan Hijriah pada Masa Umar Bin Khattab

Penanggalan hijriah ditetapkan berdasarkan peristiwa hijrah

Ilustrasi Muharram (pixabay/gofurxp)

Bagi umat muslim, sistem penanggalan Hijriah sangatlah penting karena berkaitan dengan penentuan waktu ibadah tertentu, seperti puasa Ramadan dan ibadah Haji. Selain itu, penanggalan Hijriah juga digunakan untuk menentukan waktu perayaan keagamaan seperti hari raya Idul Fitri, Idul Adha, termasuk juga perayaan tahun baru Islam di tanggal 1 Muharram.

Pada zaman pra Islam, Bangsa Arab menentukan waktu berdasarkan penanggalan Qamariyah, yaitu berdasarkan rotasi bulan. Sedangkan, nama-nama bulan pun sudah dikenal sebelumnya. Namun, dalam menentukan tahun, mereka masih menggunakan peristiwa besar sebagai acuan. Misalnya, Tahun Gajah, yaitu saat penyerangan kota Mekkah oleh pasukan gajah.

Penetapan 1 Muharram sebagai tanggal yang mengawali tahun Hijriah, ditetapkan pada masa pemerintahan khalifah Umar Bin Khattab. Berikut ini akan dijelaskan mengenai sejarah pembuatan kalender Hijriah, mulai dari faktor penyebab pembuatan penanggalan hijriah hingga penetapan tanggal 1 Muharram 1 Hijriah.

Baca Juga: 5 Fakta Historis Islam di Tahun 1 Hijriah, Muslim Perlu Tahu!

1. Latar belakang penanggalan hijriah

Ilustrasi kumpulan dokumen (pexels.com/PavelDanilyuk)

Seiring berkembangnya kekhalifahan, tanggal-tanggal dalam kalender jadi sangat penting dalam pembuatan keputusan hukum, perjanjian, dan dokumen penting lainnya. Adanya urutan bulan dan hari yang teratur di dalam kalender, memudahkan mereka dalam komunikasi dan menjaga ketertiban. 

Penetapan 1 Hijriah dilakukan pada masa pemerintahan khalifah kedua, yaitu Umar Bin Khattab. Bermula saat beliau mendapatkan surat dari sahabat beliau, Abu Musa Al- Asy'ari, yang kala itu menjabat sebagai gubernur Basrah, beliau mengeluhkan kepada khalifah atas surat-surat tak bertanggal yang ia terima dan hanya tertera bulannya saja. Abu Musa bingung perintah mana yang harus didahulukan atau mana yang sudah tidak berlaku. 

Dalam riwayat lain, oleh Maimun bin Mahran dikisahkan, sekali waktu Umar menerima dokumen tentang sengketa utang-piutang yang tertulis jatuh tempo pada bulan Sya’ban. Hanya saja, sulit diidentifikasi Sya’ban kapan. Apakah tahun ini atau tahun depan.?

Akhirnya, Umar Bin Khattab merasakan perlunya menetapkan penanggalan. Ini agar ada kejelasan waktu ketetapan. 

2. Penetapan Tahun Awal Hijriah

Ilustrasi Musafir (pixabay.com/xisdom)

Menyikapi problem administratif yang terjadi, akhirnya khalifah Umar Bin Khattab mengumpulkan sahabat terkemuka. Di antaranya Utsman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib dan Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah lalu mereka bermusyawarah perihal penetapan titik awal tahun. 

Ada 4 opsi dari para sahabat yang diajukan kepada Umar, yaitu saat kelahiran Nabi Muhammad SAW di Tahun Gajah, sebagian mengajukan saat Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul, sebagian lagi mengatakan saat wafatnya Nabi Muhammad SAW, dan terakhir saat peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah.

Opsi pertama dan kedua tidak disetujui karena kelahiran dan tahun diutusnya beliau menjadi Nabi, belum diketahui secara pasti. Adapun tahun wafat beliau, para sahabat tidak memilihnya karena akan menyebabkan kesedihan manakala teringat tahun itu.

Akhirnya, usulan Ali bin Abi Thalib disetujui bahwa awal tahun hijriah ditetapkan berdasarkan peristiwa hijrah Rasulullah SAW. Peristiwa hijrahnya Rasulullah merupakan sebuah perubahan dari masa jahiliyah menuju masyarakat Islam yang madani serta pemisahan antara hak dan batil.

Baca Juga: Niat Puasa Tasua dan Puasa Asyura Serta Keutamaannya di Bulan Muharam

Verified Writer

Umma Nagha

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya