Ilustrasi media sosial (Pixabay.com/Eric_Lucatero)
Teori tersebut telah menuai kritik dari berbagai pihak. Menurut situs Vox, kritikus berpendapat bahwa data internasional tidak secara konsisten menunjukkan peningkatan gangguan mental di kalangan remaja. Meskipun angka bunuh diri remaja meningkat di Amerika Serikat, tren serupa tidak terlihat di banyak negara Barat lainnya.
Misalnya, antara 2012 dan 2019, tingkat bunuh diri di kalangan remaja usia 15 hingga 19 tahun menurun di beberapa negara Eropa, seperti Prancis, Denmark, dan Irlandia. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap klaim Haidt bahwa ada krisis kesehatan mental remaja yang meluas secara global.
Selain itu, para kritikus menyoroti bahwa data survei tidak sepenuhnya mendukung tesis Haidt. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa penggunaan media sosial hanya menjelaskan sebagian kecil variasi dalam kesehatan mental remaja, menunjukkan bahwa faktor lain mungkin lebih berpengaruh.