Idul Adha jatuh pada 10 Dzulhijjah. Pada waktu tersebut, umat Islam akan melaksanakan ibadah khusus di antaranya salat Idul Adha dan menyembelih hewan kurban. Selain itu, sebagian umat Muslim melaksanakan ibadah haji.
Setiap ibadah tersebut memiliki aturan khusus yang harus diikuti agar pelaksanaannya sah. Termasuk untuk salat Idul Adha, bagaimana aturan dan tata caranya yang benar? Cek jawabannya dalam artikel ini, ya!
Anjuran untuk mandi Idul Adha disebutkan dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri jilid 1. Mandi Idul Adha hukumnya sunah, sebagaimana mandi sebelum salat Idul Fitri.
Namun, mandi idul Adha tidak seperti mandi biasa, terdapat cara khusus dan niat yang membedakannya. Mandi Idul Adha diniatkan untuk mensucikan diri dari hadas besar dan kecil. Oleh karenanya, mandi disertai dengan niat dan tata cara khusus.
Berikut adalah niat mandi Idul Adha yang dibaca sebelum membasuh tubuh. Niat yang dibaca inilah yang membedakan dengan mandi biasa. Lafaznya adalah sebagai berikut:
Nawaitu sunnatal ghusli li ‘Idil Adlha
Artinya: Saya niat sunnah mandi Idul Adha.
Mandi Idul Adha diawali dengan membaca niat seperti di atas. Kemudian, dilanjutkan dengan mengguyur seluruh tubuh dan anggota badan lainnya. Mandi ini dimulai dari rambut di kepala hingga telapak kaki dengan air bersih.
Mandi sunah ini dapat dimulai sejak tengah malam pada Hari Raya Idul Adha atau pada 10 Dzulhijjah. Apabila dilakukan sebelum pertengahan malam, mandi Idul Adha dinilai tidak sah atau dikategorikan bukan mandi Idul Adha.
Mandi Idul Adha utamanya dilakukan setelah waktu subuh. Dianjurkan untuk dilakukan seluruh umat Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Dalam NU Online disebutkan, mandi sunah ini juga dapat dilakukan oleh umat Muslim yang tidak hendak melaksanakan salat Idul Adha, misalnya perempuan yang tengah haid dan nifas.
Informasi di atas semoga dapat memberi pencerahan untukmu. Setiap ibadah yang hendak dilakukan, diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.