Teman Autis, Gerakan Sosial dengan Misi Tumpas Stigma Autisme  

Ketekunan hati yang memberi dampak bagi sekitar

Mungkin belum banyak yang tahu bahwa Indonesia memiliki gerakan bernama Teman Autis. Gerakan yang diinisiasi oleh anak muda ini awalnya terbilang kecil, tetapi sekarang mampu memberi dampak yang berarti.

Alvinia Christiany sebagai co-founder dari gerakan Teman Autis berbagi pengalamannya Sabtu (28/11/2022) pukul 10.00 WIB. Penasaran dengan sepak terjang gerakan ini hingga berhasil menyabet apresiasi Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Awards ke-13 untuk kategori kelompok? Simak selengkapnya di artikel ini.

1. Awal namanya Light Up Project pada 2017, lalu berkembang dengan visi misi yang lebih terarah di 2018

Teman Autis, Gerakan Sosial dengan Misi Tumpas Stigma Autisme  Teman Autis (Instagram.com/temanautis)

Berawal dari rasa simpati dan empati terhadap anak autis, lahirlah gerakan Teman Autis. Gerakan ini dibidani oleh dua orang perempuan yaitu Ratih Hadiwinoto sebagai founder dan Alvinia Christiany sebagai co-founder. Alvinia memaparkan bahwa hal ini berawal dari rasa mengganjal dalam hatinya ketika melihat anak autis mendapat perlakuan tak adil hingga perundungan. Di lubuk hati yang terdalam ada perasaan tak terima ketika melihat anak-anak autis di-bully.

Hal ini yang membuat mereka termotivasi untuk mengenal lebih jauh mengenai dunia autisme. Lantas, sebenarnya apa sih autisme itu sendiri? Autisme adalah kondisi perkembangan neurologis dan bukan merupakan penyakit menular. Hal ini yang membuat mereka ingin mengajak masyarakat memahami kondisi para anak autis.

“Setelah kami cari tau, kita lakukan kegiatan sukarelawan bareng, dari situ kami lebih tertarik oh kayaknya kondisi autisme ini belum banyak diketahui masyarakat Indonesia dan perlu kita sebarkan kesadarannya dan lingkungan kita agar lebih sadar apa sih autisme biar temen-temen autisme biar gak dirundung lagi. Jadi kegiatan Light It Up kami dulu lebih ke meningkatkan kesadaran apa itu autisme sendiri." ucapnya.

Terjun langsung ke jalan dengan membawa spanduk saat car free day adalah salah satu aksi nyata mereka untuk menyebarkan awareness ke masyarakat mengenai autisme. Gak hanya itu, gerakan Light It Up juga mengadakan acara seminar. Di acara ini para orangtua dengan anak autis bisa saling bertemu, berkumpul, dan berbagi informasi mengenai kebutuhan mereka.

2. Bak paket lengkap, Teman Autis bisa jadi wadah untuk menjembatani orangtua anak autis dengan para ahli di bidangnya

Teman Autis, Gerakan Sosial dengan Misi Tumpas Stigma Autisme  Teman Autis (Instagram.com/temanautis)

Di mana, sih, cari klinik untuk anak autis?
Kira-kira di mana sekolah yang ramah untuk anak autis?
Ada gak, ya, rekomendasi tempat terapi yang oke untuk anak autis?

Mungkin itu beberapa pertanyaan yang sering berseliweran di benak para orangtua anak autis. Mencari informasi di internet memang sering jadi andalan, tetapi banyaknya informasi yang tumpang tindih menimbulkan kendala tersendiri. Hal inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Teman Autis pada tahun 2018.

Teman Autis menyadari bahwa mereka bisa menjadi wadah informasi bagi orang awam maupun bagi para orangtua anak autis. Untuk orang awam bisa mencari tahu dan mengenal lebih dekat mengenai autisme. Sedangkan bagi para orangtua bakal dimudahkan dengan direktori yang terdapat pada website temanautis.com untuk mencari tempat terapi, klinik, komunitas offline, hingga sekolah.

Bahkan, di website juga terdapat tes skrining awal bagi anak 4-11 tahun untuk mendeteksi autisme. Selain itu, dilengkapi dengan berbagai artikel tips yang ditulis oleh para ahli. Hal ini tentu bak oase untuk melegakan dahaga para orangtua anak autis yang haus akan informasi seputar autisme.

"Kami menggabungkan semua komunitas di satu wadah sehingga menjadi jembatan, tidak membuat sesuatu yang baru tapi menggabungkan sehingga orangtua mudah mengakses informasi yang mereka perlukan.” ungkap Alvinia.

3. Tak hanya melalui acara offline, Teman Autis bergerak masif di media sosial untuk menjangkau para orangtua anak autis dari berbagai wilayah

Teman Autis, Gerakan Sosial dengan Misi Tumpas Stigma Autisme  Alvinia Christiany Teman Autis (Instagram.com/temanautis)

Gerakan Teman Autis juga rutin mengadakan event edukasi seperti seminar hingga gathering bagi para anggota. Bahkan bulan lalu mereka mengundang dewasa autis yang berkarier 10 tahun lebih untuk membagikan pengalamannya.

dm-player

Selain secara reguler mengadakan event offline tiap bulan, Teman Autis juga kerap mengadakan event online berupa webinar yang mengundang para ahli di bidangnya. Asyiknya lagi para orangtua anak autis bisa request mengenai topik yang dibahas, sehingga topik-topik yang diangkat tentu lebih tepat sasaran.

Di era digitalisasi ini, Teman Autis juga melebarkan sayap dengan aktif melalui media sosial mereka demi jangkauan yang lebih luas. Selain Facebook, gerakan ini juga aktif di Instagram. Mereka kerap membagikan konten reels yang berisi edukasi terkait autisme. 

Bahkan, setiap tanggal 25 selalu ada IG LIVE yang bertajuk TAWA atau TANYA JAWAB SEPUTAR AUTISME. Tentunya kegiatan ini bisa jadi jembatan antara para orangtua anak autis dengan ahlinya.

“Jadi kami undang lagi ahli, biasanya psikolog kami undang, mereka bisa tanya jawab, orangtua bisa tanya apa pun itu yang mereka mau asal masih berhubungan dengan autisme, jadi konsultasi gratis lah ya tapi kita buka langsung untuk banyak orang" ucap perempuan jebolan Raffles Design Institute ini.

Baca Juga: Rangkul Korban Kekerasan Seksual, Justitia Gagas Kolektif Advokat

4. Kini mereka sedang fokus mengembangkan layanan konsultasi online, hadiah dari ASTRA akan digunakan untuk mewujudkan ide ini

Teman Autis, Gerakan Sosial dengan Misi Tumpas Stigma Autisme  Alvinia Christiany Teman Autis (Sumber foto dari Booklet 13th SATU Indonesia Awards 2022)

Tak puas dengan kegiatan offline dan juga serangkaian agenda online, Teman Autis berencana mengembangkan fitur konsultasi online demi mencapai misi mulia mereka yaitu merangkul para orangtua anak autis dari berbagai wilayah, terutama di daerah yang memiliki akses terbatas.

Gagasan ini didapatnya setelah mendapat curahan hati dari salah satu orangtua dengan anak autis. Gerakan mereka yang terpusat di Jakarta membuat para orangtua yang berasal dari luar kota merasa kesulitan. Langkah Alvinia pun makin mantap untuk segera menggarap fitur konsultasi online yang bisa menghubungkan para orangtua dengan anak autis dengan mitra kesehatan yang bekerja sama dengan Teman Autis.

"Sebelum ASTRA, kami merencanakan layanan tersebut. Ketika kita dapat bantuan dari satu Indonesia Awards ini, kami bilang mereka kami akan menggunakan hadiahnya untuk mengembangkan layanan konsultasi online dengan lebih baik lagi. Sekarang layanannya lagi kami testing untuk para teman di WA grup autis, kalau sudah lebih rapi akan kami publikasikan ke publik." ucap perempuan berambut panjang ini.

5. Pesan Alvinia untuk anak muda Indonesia: Bantu yang memang bisa dibantu

Teman Autis, Gerakan Sosial dengan Misi Tumpas Stigma Autisme  Alvinia Christiany Teman Autis (Instagram.com/temanautis)

Bisa dibilang rasa empati yang begitu besar merupakan sumbu utama awal mula lahirnya gerakan Teman Autis. Tak dimungkiri jika para pengurus dari gerakan ini memiliki hati mulia karena peduli dengan kesejahteraan kaum marginal, yaitu anak autis.

Bahkan, pada awal berdirinya gerakan ini di tahun 2018 hanya beranggotakan empat orang pengurus saja tanpa ada pengaturan pembagian pekerjaan yang jelas alias setiap orang harus siap sedia mengerjakan apa saja. Belum cukup sampai di situ, gerakan Teman Autis ini juga awalnya menggunakan pendanaan mandiri dari para pengurusnya. 

"Pendanaan awalnya dari pendanaan mandiri yang diberikan oleh saya dan rekan-rekan, awalnya 2018 baru mulai rampung, kami mengadakan penggalangan dana yang awalnya ada donatur yang memberikan donasi untuk kami mengembangkan website ini, tapi mayoritas pendanaan mandiri." ucap perempuan yang berprofesi sebagai desainer interior ini.

Ketika ditanya mengenai apa pesan bagi generasi anak muda Indonesia, ia mengungkapkan bahwa anak muda jangan ragu untuk bergerak ketika hati kecilmu berkata demikian. Ketulusan hati dan konsistensi juga kunci untuk bergerak sehingga bisa membawa perubahan yang berarti.

"Bantu yang memang bisa dibantu, kalau di sekitarnya ada kesempatan dan memperlihatkan sesuatu yang menimbulkan keresahan dan beban di hati, lakukan sesuatu sekecil apa pun itu untuk membantu mengatasi keresahan di hati. Dulu kami bukan siapa-siapa, syukurnya dengan konsistensi jadi kami punya banyak teman. Saya pikir anak muda lainnya pasti bisa, asal mau melakukan dari hal kecil itu secara konsisten, di sekitarnya pasti ketemu temen-teman yang tergerak oleh ketulusan hati sehingga mau bekerja bareng dan menjadi lebih besar lagi impact-nya" tutupnya.

Memang layak jika perjuangan Alvinia Christiany dan teman-teman dari gerakan Teman Autis mendapat penghargaan apresiasi Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Awards ke-13. Semoga melalui kisahnya, makin banyak pula anak muda Indonesia yang terketuk hatinya untuk lebih peduli pada kesejahteraan kaum marginal, ya.

Baca Juga: Demi Indonesia Lebih Baik, Alvinia Bentuk Komunitas Teman Autis  

Arkana Naranka Photo Verified Writer Arkana Naranka

Penggila buku

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya