Art Jakarta Gardens Kembali Hadir, Sajikan Seni Outdoor di Hutan Kota

Perpaduan antara seni dan alam bukan hanya menjadi daya tarik utama Art Jakarta Gardens, tetapi juga menciptakan pengalaman yang berbeda dari pameran seni pada umumnya. Dengan latar Hutan Kota yang hijau dan asri, setiap karya yang dipamerkan terasa semakin hidup dan berdialog langsung dengan ruang sekitarnya. Suasana ini memberikan kesan bahwa seni bukan hanya untuk dinikmati di dalam galeri, tetapi juga bisa menyatu dengan elemen alam yang menenangkan.

"Kalau visitor datang ke sini, bisa melihat perpaduan alam dan seni. Unsur alam yang diciptakan oleh sang Pencipta ada di Hutan Kota Plataran. Sedangkan unsur seni dibuat oleh para seniman. Sudah menjadi visi Hutan Kota by Plataran untuk menjadi suaka urban, tempat ide, seni, dan alam berjumpa di jantung kota Jakarta," tutur Yozua Makes, CEO Plataran Indonesia.

Art Jakarta Gardens bukan sekadar pameran, tapi juga wadah bagi seniman lokal untuk mengekspresikan karyanya dalam format yang segar dan kontekstual. Mengusung konsep ruang terbuka, ajang ini berhasil menciptakan suasana yang lebih inklusif dan mendekatkan publik pada seni kontemporer Indonesia.

Tidak hanya karya visual dua dimensi, pameran ini juga memamerkan patung hingga instalasi yang tersebar di tengah alam terbuka. Membuat seni terasa lebih hidup dan bisa dinikmati dari berbagai sudut.

"Saya mengapresiasi Art Jakarta Gardens sebagai ajang inovatif menyajikan karya seni rupa dalam ruang terbuka dan memberikan pengalaman artistik, dan tentu jadi tempat untuk menghadirkan 25 galeri seni dari seniman berbagai kota di Indonesia, dengan menampilkan karya patung, instalasi, dan karya seni lainnya. Memperkaya ragam eksplorasi bentuk, material, dan gagasan dalam segi kontemporer kita," kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Bukan hanya menjadi ruang bagi seniman lokal, Art Jakarta Gardens juga mendapat dukungan dari pemerintah sebagai bagian dari strategi memperkenalkan seni Indonesia ke panggung global. Kehadiran karya-karya seni di ruang publik seperti ini tidak hanya memperkaya pengalaman masyarakat. Namun juga memperkuat posisi seni rupa sebagai ekspresi budaya yang berdaya saing di tingkat internasional.

"Memajukan seni Indonesia di tengah peradaban dunia. Seni rupa adalah salah satu etalase ekspresi budaya kita. Karya seni kita di tengah peradaban dunia bisa dinikmati lewat ekspresi budaya kita," ucap Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

The Sculpture Garden, menjadi sorotan utama art fair ini, akan memamerkan karya-karya
dengan beragam eksplorasi bentuk, bahan, dan pendekatan tematik dalam seni patung
hari ini. Di antaranya Sit on the Bench karya King Saladeen (MoT), Emotional
Safeguard karya Agung dan Sekar Puti (Srisasanti Gallery), Ayam Jantan (Rooster)
karya Yunizar (Gajah Gallery), Keep Rolling! karya Iwan Suastika (D Gallerie), Muscle,
Mud, and Blood #1 by Dzikra A.N., dan Terbanglah Bunda karya Yani Mariani (Kendys
Sankhara).

Selain itu, ada juga activation di beberapa instalasi, mulai dari The Flower of Future dari Bibit yang berkolaborasi dengan Abenk Alter, Golden Age dari Treasury x Arkiv Vilmansa, hingga myBCA Space.

"Di Bibit, instalasi di dalamnya ada bunga-bunga menggantung. Jadi bunga itu disimbolkan sebagai harapan, terus kita masuk nanti ada kaca yang memberikan kesan infinitie. Visitor bisa menuliskan di kertas, impiannya apa? Lalu, nanti notes itu bisa dibuka dan ada pesan-pesan, terus bisa digantung di booth kita," jelas William, PR and Communication Lead Bibit.

Art Jakarta Gardens 2025 berlangsung pada 22-27 April 2025 di Hutan Kota by Plataran, Jakarta Pusat. Untuk datang ke acara ini, kamu perlu membayar tiket per sesi seharga Rp175 ribu. Silakan kunjungi artjakarta.com untuk membeli tiketnya.

Selain menyaksikan pameran seni, ada juga beberapa performance dari beberapa musisi. Mulai dari Sal Priadi, Iskandar Muda, hingga FLOAT.

Itu dia keseruan dan informasi seputar Art Jakarta Gardens 2025. Jangan sampai ketinggalan acara seru ini, ya!