Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Arti Meninggal Hari Selasa, Ternyata Ini Mitosnya!

Ilustrasi meninggal (unsplash.com/Rhodi Lopez)
Ilustrasi meninggal (unsplash.com/Rhodi Lopez)

Dalam tradisi Jawa, banyak yang mempercayai mengenai mitos kematian. Banyak yang beranggapan bahwa meninggal di hari Selasa bisa membawa nasib tertentu. Dalam agama maupun budaya, hari Selasa memang bisa memiliki makna tersendiri. Terlepas dari benar atau tidaknya, faktanya sampai sekarang banyak masyarakat yang memiliki penilaian tersendiri terhadap hal tersebut.

Lalu apa arti meninggal hari Selasa? Apakah bisa membawa nasib tertentu? Untuk lebih jelasnya kamu bisa menyimak penjelasannya di bawah ini.

1. Selasa dianggap hari buruk

ilustrasi pemakaman suami (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi pemakaman suami (pexels.com/cottonbro studio)

Mengutip buku Mitos: Awas Nyawamu dalam Bahaya oleh Khanza Az-zahra (2022), Selasa dianggap sebagai hari buruk bagi sebagian orang. Disebutkan dalam buku tersebut bahwa hari Selasa dapat mengundang kedatangan iblis. Namun masyarakat tetep ada yang meragukan akan hal ini.

Tapi sebagian lainnya, percaya bahwa mitos meninggal di hari Selasa bisa mendatangkan kesialan bagi jenazah dan keluarga yang ditinggalkan. Pasalnya, mereka memiliki anggapan bahwa kematian ini bisa membawa banyak bahaya bagi keluarga.

2. Arti meninggal hari Selasa

ilustrasi pemakaman suami (pexels.com/ RDNE Stock project)
ilustrasi pemakaman suami (pexels.com/ RDNE Stock project)

Masih mengutip dari buku yang sama, mitos meninggal hari Selasa ini memang menjadi perdebatan. Banyak yang percaya tapi juga ada yang sebaliknya. Pasalnya, peristiwa ini kerap dikaitkan dalam Primbon dan tradisi turun temurun. Orang yang meninggal di hari Selasa konon bisa mengajak orang lain untuk ikut dengannya.

Mitos ini terus berkembang. Namun di era sekarang, masyarakat mulai tidak mempercayainya. Mereka menganggap bahwa kematian adalah sebuah takdir Tuhan. Jadi, baik buruknya kematian tersebut hanya Tuhan yang bisa menilai.

3. Dina geblag dalam tradisi Jawa

Ilustrasi meninggal (unsplash.com/Rhodi Lopez)
Ilustrasi meninggal (unsplash.com/Rhodi Lopez)

Masyarakat Jawa juga percaya dengan adanya dina geblag atau hari kematian. Jadi ketika anggota keluarga yang meninggal, maka hari tersebut (dalam penanggalan Jawa) bisa membawa sial. Itulah kenapa jika mereka akan mengadakan acara, baik itu pernikahan anak, bepergian jauh, atau lainnya, akan menghindari hari di mana anggota keluarga tersebut meninggal.

Jadi jika coba disederhanakan, dina geblag adalah hari meninggalnya seseorang berdasarkan perhitungan kalender Jawa. Ada lima pasaran yang dihitung dalam hal ini, yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Pada hari yang bertepatan pada dina geblag, masyarakat Jawa biasanya akan menyajikan beberapa sesajen.

Dikutip dari buku SEMAR: Ajaran Hidup, Tuntunan Luhur, Piwulang Agung karya Teguh Pranoto (2007), sesajen ini biasanya terdiri dalam beberapa rupa. Berikut ini di antaranya:

  • Wedhang atau unjukan dimaksudkan untuk 'tamba kanggo segeran' atau obat untuk penyegar.
  • Endhog pitik sebagai simbol ungkapan 'wong urip ojo nganti kecele' artinya orang hidup jangan sampai tertipu.
  • Wajik sebagai simbol 'wani tumindak becik' atau berbuat kebaikan.
  • Gedhang Raja bermakna 'dadi mukti lan mulya' atau menjadi bahagia dan mulia.
  • Jajan pasar yang menjadi simbol ungkapan 'urip yen adedasar tatanane Gusti temtu ora bakal nyasar'. Artinya, hidup bila mengikuti aturan Tuhan tentu tidak akan salah jalan.

Itulah tadi arti meninggal hari Selasa. Tentu mitos ini hanya sekadar menambah wawasan dan bisa dipercaya atau tidak. Jadi, semua kembali ke pribadi masing-masing, ya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Robertus Ari
EditorRobertus Ari
Follow Us