Otaku juga Bisa Jadi Penulis Terbaik IDN Times Community! 

Saat ini, Arya bekerja sebagai pekerja lepas (freelance), terutama penulis di IDN Times Community. Arya selalu mengawali aktivitasnya dengan sarapan dan minum kopi. Kemudian, ia menjadwalkan menulis artikel dari pukul 10.00-17.00 setiap harinya.

“Kalau mood lagi bagus, biasanya saya balik lagi nulis sampai malam. Tapi kalau enggak, saya lanjutkan dengan main game atau nonton anime ....”

Bisa dibilang, apa yang ditulis sejalan dengan hobinya. Bukankah menyenangkan bisa bekerja sesuai dengan hobi?

Meski hanya lulusan SMP, tulisan Arya gak bisa diremehkan. Namun, tentu saja kemampuan menulis Arya gak datang begitu saja. Ia perlu menulis bertahun-tahun untuk bisa berada di titik sekarang.

Awalnya, hobi menulisnya dituangkan dalam blog pribadi. Hingga pada Juli 2019, Arya berminat menulis di IDN Times Community. Kebetulan, sosok 22 tahun ini sedang menganggur dan ingin coba cari penghasilan lewat internet.

Awalnya, Arya mengaku kebingungan topik apa yang harus ia tulis. Ia melihat banyak topik tentang seleb, namun ia gak terlalu mengikuti perkembangannya. Selalu ada ketakutan saat pertama kali menulis. Arya mengaku ia takut artikel yang ia ajukan gak terbit atau gak ada yang baca.

Lantas, kenapa gak tulis tentang hobi sendiri? Bermula menulis game dan film, makin ke sini Arya semakin spesifik menulis tentang anime.

Saat artikelnya dibaca lebih dari 10 ribu orang, Arya mengaku sangat senang. Bahkan, sudah mencapai angka 5.000 saja Arya sudah semringah. Namun, tentu saja angka yang tinggi juga berbanding lurus dengan topik yang ia tulis. Meski begitu, hasilnya pun gak selalu bisa ditebak, bisa rendah bisa juga sangat tinggi.

Justru, topik yang spesifik ini malah sering dicari dan membuat penasaran pembaca. Itu karena ternyata banyak dari Millennial dan Gen Z yang menyukai budaya pop Jepang. Selain untuk mendapatkan penghasilan, Arya mengaku bahwa ia juga suka berbagi pengetahuan dan teori seputar anime kepada banyak orang, terutama untuk sesama otaku dan wibu ‘orang yang mencintai kebudayaan Jepang’.

Dari artikel yang ia tulis, Arya bisa mendapat penghasilan sampai Rp500 ribu per minggunya. Nilai tersebut sangat berarti terutama bagi Arya yang seorang pekerja lepas. Bahkan, baru-baru ini Arya membeli HP baru hasil menabung dari IDN Times Community.

Banyaknya tuntutan di zaman sekarang—terlebih dengan adanya pandemik—membuat kesehatan mental masyarakat terganggu, mulai dari kecemasan hingga depresi. Mirisnya, menurut Arya, masih banyak orang yang tidak peduli dan malah mengolok-olok, alih-alih membantu. Jika dibiarkan, kesehatan metal yang terganggu bisa mengganggu kegiatan sehari-sehari, bersosialisasi, dan cara berpikirnya.

Adapun, cara Arya untuk menjaga kesehatan mentalnya dengan melakukan hal yang disukai dan mengembangkan hobi, contohnya dengan berolahraga, main game, atau mencurahkannya lewat tulisan.

Sebagai Gen Z, Arya merasa bahwa orang-orang dengan kesehatan mental yang terganggu perlu dirangkul dan didengarkan. Meski sekadar mendengarkan, kita sudah membantu meringankan beban pikiran orang tersebut.

Rasa menyerah dan nekat memang pernah dirasakan Arya dalam hidupnya. Namun, seberat apa pun rintangannya, Arya yakin bahwa pasti selalu ada jalan keluarnya. Ia pun tidak ingin membuat orangtuanya sedih jika ia menyerah.

“Saya ingin meraih mimpi saya dan membuat mereka bangga terhadap saya. Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa melakukannya. Saya pikir akan lebih baik jika membuat mereka bangga dengan mimpi yang berhasil saya raih, daripada membuat mereka sedih ....”

Bukan perkara mudah menghadapi masalah dalam hidup, namun bukan berarti kamu tidak bisa bahagia dan menikmati setiap detik dari kehidupanmu. Semoga kisah inspiratif dari Arya Nenggala sebagai Millennial of the Month ini bisa menjadi teladan bagimu, ya!