Ini 6 Petuah Bijak dari Dwilogi 'Monyet Shinagawa' Haruki Murakami

Murakami bikin karya baru berupa sekuel 'Monyet Shinagawa'

Haruki Murakami menepati janjinya menerbitkan sekuel 'Monyet Shinagawa' tahun ini. Cerita pendek berjudul Confessions of a Shinagawa Monkey itu tayang di Majalah The New Yorker edisi 8-15 Juni 2020. Kisah ini merupakan sekuel dari A Shinagawa Monkey yang terbit pada 5 Februari 2006 di majalah yang sama.

Monyet Shinagawa adalah primata setinggi anak kecil yang bisa bahasa manusia dan gemar mencuri nama perempuan. Salah seorang korbannya, Mizuki Ando, terpaksa mengenakan gelang yang terukir namanya agar mudah mengingat nama sendiri. Tidak hanya itu, perempuan ini juga kehilangan memori kelam semasa kecil yang diambil oleh Monyet Shinagawa karena merasa kasihan.

Dari dwilogi cerpen ini, pembaca akan merasakan pengalaman menjalani hidup dan cinta dalam kesendirian. Pembaca juga akan memperoleh petuah bijak mengenai cinta dan kehidupan dari kisah 'Monyet Shinagawa'. Apa saja petuah bijak itu? Berikut ini ulasannya.

1. Hindari rasa cemburu, karena ia bagai tumor yang kian hari makin membesar

Ini 6 Petuah Bijak dari Dwilogi 'Monyet Shinagawa' Haruki Murakaminewyorker.com

Mizuki Ando memiliki teman masa kecil bernama Yuko Matsunaka yang terkenal pintar dan cantik. Namun di satu waktu, Yuko mengeluhkan rasa cemburu yang tak terjelaskan secara detail kepada Mizuki. Bagi Yuko, rasa cemburu tidak hanya menghampiri mereka yang hidup tidak beruntung. Rasa cemburu bisa datang begitu saja tanpa alasan yang jelas.

Rasa cemburu tak terjelaskan dan semakin tumbuh layaknya tumor yang hinggap di perasaan ini kemudian memaksa Yuko mengakhiri hidupnya. Kenyataan itulah yang kemudian menghantui hidup Mizuki hingga ia tumbuh dewasa.

2. Jangan pernah membandingkan hidup dengan orang lain, sebab hidup setiap orang itu berbeda

Ini 6 Petuah Bijak dari Dwilogi 'Monyet Shinagawa' Haruki Murakaminewyorker.com

Dari peristiwa bunuh diri Yuko Matsunaka itu, perlahan Mizuki Ando mulai menyadari bahwa hidup bukan untuk dibanding-bandingkan. Sebab hidup setiap orang itu begitu unik sehingga mustahil untuk dapat diperbandingkan.

Kesalahan Mizuki yang baru disadarinya adalah tidak menyampaikan pesan ini kepada Yuko. Namun itu tentu saja tidak akan terjadi sebab Mizuki baru menyadarinya setelah dewasa.

Baca Juga: 5 Kontroversi Terpendam Penulis Haruki Murakami, Sudah Tahu?

3. Jagalah nama dan terimalah ia apa adanya, sebab nama melekat dalam diri

Ini 6 Petuah Bijak dari Dwilogi 'Monyet Shinagawa' Haruki Murakaminewyorker.com
dm-player

Mizuki Ando tentu menyadari bahwa nama begitu penting bagi dirinya. Sehingga kelakuan Monyet Shinagawa yang mencuri namanya tidak dapat dibenarkan meskipun si monyet itu melakukannya atas dasar kasihan. Monyet Shinagawa mencuri nama dan kenangan kelam masa lalu Mizuki agar perempuan ini tidak bernasib sama dengan Yuko.

Tapi setelah nama dan kenangan kelam masa lalunya kembali, Mizuki tahu, bahwa menjalani hidup tanpa namanya bagaikan mimpi yang begitu melenakan. Meski terasa indah tanpa kenangan kelam, namun ia hanya ilusi. Sebab cara benar menjalani hidup adalah dengan menyandang nama dan menghadapi kenangan apapun yang pernah dialami.

4. Buatlah hidup yang bermanfaat bagi orang lain

Ini 6 Petuah Bijak dari Dwilogi 'Monyet Shinagawa' Haruki Murakaminewyorker.com

Di sekuelnya, Monyet Shinagawa menjalani hidup sebagai pelayan sebuah penginapan tua di Prefektur Gunma. Sejak tertangkap pihak berwajib karena kedapatan mencuri nama perempuan, Monyet Shinagawa mulai menyadari bahwa hidup harus mendatangkan manfaat bagi orang lain.

Meski dirinya hanya seekor primata, Monyet Shinagawa tahu betul bahwa jika ia bisa mendatangkan manfaat ke banyak orang, maka tidak seorang pun akan mempermasalahkan kehewanannya. Oleh sebab itu, Monyet Shinagawa dapat diterima bekerja di sebuah penginapan tua.

5. Meski tak bisa memiliki seseorang yang dicintai, kenanglah perasaan mencintai itu, sebab ia begitu menghangatkan hati

Ini 6 Petuah Bijak dari Dwilogi 'Monyet Shinagawa' Haruki Murakaminewyorker.com

Monyet Shinagawa tentu tidak akan pernah dapat hidup bersama perempuan yang dicintainya. Meski begitu, ia berkeyakinan bahwa hatinya tidak akan pernah menjadi dingin dan tandus yang kemudian mengubahnya menjadi rasa benci. Sebab, ia selalu merawat kenangannya saat merasakan cinta kepada seseorang.

Bagi Monyet Shinagawa, perasaan mencintai itu seperti bahan bakar untuk menjalani hidup. Kendatipun pada akhirnya orang tercinta itu pergi atau tak membalas cintanya, Monyet Shinagawa masih menyimpan memori akan perasaan cintanya itu yang begitu menghangatkan hidupnya.

6. Mencintai dalam kesendirian itu bukan sesuatu yang malang, ia bentuk cinta platonik

Ini 6 Petuah Bijak dari Dwilogi 'Monyet Shinagawa' Haruki Murakaminewyorker.com

Monyet Shinagawa menganggap cintanya kepada perempuan yang namanya ia curi itu sebagai bentuk cinta yang platonik. Sebab cinta seperti itu terbebas dari berahi dan begitu spiritual. Mereka yang menjalani cinta platonik hanya bisa mendamba dan menjalani perasaan cinta saja.

Bagi Monyet Shinagawa, cinta platonik adalah kombinasi antara kesendirian dan cinta itu sendiri. Perpaduan dua ekstrem yang kemudian melahirkan cinta yang tulus sekaligus platonik.

Mau tahu lebih banyak tentang cerita dan petuah bijak dari dwilogi cerpen 'Monyet Shinagawa'? Baca sendiri cerita terbaru karya Haruki Murakami itu, ya!

Baca Juga: 9 Novel tentang Kesehatan Mental dengan Lakon Anak Muda 

Asep Wijaya Photo Verified Writer Asep Wijaya

Penikmat buku, film, perjalanan, dan olahraga yang sedang bermukim di Fujisawa, Kanagawa, Jepang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya