ilustrasi pengelolaan keuangan (pexels.com/Ahsanjaya)
Sama-sama harus likuid, tapi berbeda dari dana darurat. Kali ini rasio likuiditas dari total aset yang kamu miliki. Yakni, idealnya sebesar minimal 15 persen dari total nilai dari jumlah asetmu. Jadi, kalau contoh total asetmu itu senilai Rp1 miliar, artinya harus ada dana likuid atau yang bisa mudah dicairkan jadi uang cash minimal senilai Rp150 juta.
Ya, umumnya berniat bikin finansial jadi produktif dengan dijadikan berbagai aset, untuk investasi ini dan itu. Sampai-sampai lupa disisakan berupa uang cash yang siap pakai untuk peluang lain yang gak kalah produktif, misalnya potensi bisnis menjanjikan. Kalau mau jual aset? Tentu butuh waktu yang tepat, salah waktu malah bikin rugi saat dijual untuk dicairkan menjadi uang tunai.
Aset tertentu juga tidak bisa ditarik tunai kapan saja, misalnya seperti tanah, tentu tak bisa langsung terjual dalam waktu yang singkat. Sebaliknya, punya aset emas yang nilai jualnya cenderung naik bisa menjadi pilihan dana yang likuiditas yang tepat. Hal tersebut mengingat emas bisa kapan saja dijual menjadi uang tunai. Jadi, kalau mau finansial sehat dengan arah yang berkembang atau produktif, maka siapkan rasio likuiditas senilai minimal 15 persen dari total nilai asetmu, ya.
Dari sederet indikator jenis rasio untuk mengatur keuangan dalam menjaga kesehatan finansial, bagaimana dengan kondisi keuanganmu? Coba jawab dengan jujur. Jika finansialmu itu masih belum sehat, jangan lupa untuk terus dievaluasi dengan pertimbangan lima jenis rasio di atas, ya.