Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pahami ROE, Rasio Keuangan Penting untuk Menilai Potensi Investasi

Ilustrasi keuangan (freepik.com/freepik)
Ilustrasi keuangan (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • ROE mengukur efisiensi perusahaan dalam mengubah modal pemegang saham menjadi pendapatan.
  • ROE sebagai alat ukur untuk melihat seberapa menguntungkan sebuah perusahaan.

Saat menilai kualitas sebuah perusahaan, kita tidak bisa hanya mengandalkan popularitas atau nama besar. Investor cerdas biasanya menggunakan berbagai indikator keuangan, salah satunya yang cukup sering dibahas adalah ROE. Return on Equity (ROE) adalah indikator yang menunjukkan proporsi laba bersih perusahaan terhadap jumlah modal dari pemegang saham.

Rasio ini digunakan untuk menilai efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan modal investor demi memperoleh keuntungan. Jadi, kalau kamu tertarik berinvestasi, penting banget memahami cara kerja ROE dan kenapa metrik ini sering jadi bahan pertimbangan utama.

1. Memahami konsep dasar ROE

ilustrasi investasi (pexels.com/Anna Nekrashevich)
ilustrasi investasi (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Pada dasarnya, Return on Equity atau ROE mengukur seberapa efisien perusahaan mengubah modal pemegang saham menjadi pendapatan. Dalam dunia keuangan, rasio ini diperoleh dengan membandingkan laba bersih dengan total ekuitas. Semakin tinggi nilai ROE, semakin baik perusahaan dalam memanfaatkan modal yang ada untuk mencetak keuntungan.

Di pasar saham, ROE sering dijadikan acuan untuk menilai kecakapan manajemen dalam mengelola modal. Investor cenderung melirik perusahaan dengan ROE tinggi dan stabil karena dianggap memiliki potensi pertumbuhan yang menjanjikan. Oleh karena itu, ROE bisa dianggap sebagai refleksi langsung dari performa finansial sebuah perusahaan.

2. Fungsi utama ROE bagi investor

ilustrasi investasi (pexels.com/Anna Nekrashevich)
ilustrasi investasi (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Salah satu kegunaan utama dari ROE adalah sebagai alat ukur untuk melihat seberapa menguntungkan sebuah perusahaan. Dari angka ROE, kamu bisa tahu apakah perusahaan tersebut layak dijadikan tempat berinvestasi atau tidak. ROE yang tinggi biasanya menunjukkan bahwa modal yang digunakan perusahaan tidak sia-sia.

Rasio ini juga sering dijadikan acuan untuk memprediksi potensi masa depan perusahaan. Kalau dari tahun ke tahun ROE-nya meningkat, artinya perusahaan punya prospek cerah. Selain itu, ROE juga mempermudah investor dalam membandingkan perusahaan dalam industri yang sama untuk melihat mana yang paling efisien.

3. Faktor-faktor yang membentuk nilai ROE

ilustrasi menghitung (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi menghitung (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Beberapa faktor dapat mempengaruhi besarnya ROE pada suatu perusahaan. Contohnya, ketika perusahaan sedang gencar melakukan ekspansi, laba bersih biasanya menurun sementara, yang kemudian berdampak pada penurunan ROE. Tapi hal ini bersifat jangka pendek karena investasi baru belum memberi hasil langsung.

Selain ekspansi, utang juga memainkan peran besar dalam ROE. Perusahaan yang punya utang tinggi akan terkena beban bunga yang bisa mengurangi laba. Tak kalah penting, masalah likuiditas seperti piutang yang belum tertagih juga bisa membuat laba tidak maksimal, dan akhirnya berdampak pada ROE.

4. Rumus dasar dalam menghitung ROE

ilustrasi menghitung (pexels.com/Artem Podrez)
ilustrasi menghitung (pexels.com/Artem Podrez)

Untuk menghitung ROE, kamu bisa menggunakan dua rumus sederhana. Yang pertama adalah: ROE = (Pendapatan – Biaya) / Modal. Rumus ini cocok jika kamu hanya punya data kasar tentang omzet dan pengeluaran perusahaan.

Rumus ROE yang paling sering dipakai adalah dengan membagi laba bersih perusahaan terhadap total ekuitas yang dimiliki (ROE = Laba Bersih / Ekuitas). Rumus ini memberi hasil lebih akurat karena langsung menggunakan data dari laporan keuangan resmi. Apa pun rumusnya, intinya sama—mengukur hasil dari setiap rupiah yang ditanamkan investor.

5. Studi kasus cara hitung ROE

ilustrasi menghitung (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi menghitung (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Biar makin paham, yuk simak contoh berikut. Misalnya PT Amarta punya omzet Rp470 juta, pengeluaran Rp200 juta, dan modal sebesar Rp250 juta. Maka ROE-nya adalah Rp270 juta dibagi Rp250 juta, yaitu 1,08. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan cukup menguntungkan.

Contoh lainnya adalah PT Banyubiru yang memperoleh laba bersih Rp275 juta dan modal Rp350 juta. ROE-nya adalah 0,78 yang masih tergolong aman, meski belum terlalu tinggi. Dari sini kita bisa melihat bahwa angka ROE bukan hanya soal besar-kecil, tapi juga tentang konteks perusahaan masing-masing.

6. Apa saja kelebihan dan kekurangan ROE?

ilustrasi menghitung (pexels.com/Lukas)
ilustrasi menghitung (pexels.com/Lukas)

Salah satu hal terbaik dari ROE adalah kemudahannya. Rumusnya simpel, datanya mudah ditemukan, dan kamu bisa langsung tahu performa perusahaan. Bagi investor, ROE bisa jadi patokan awal untuk mengevaluasi apakah manajemen perusahaan bekerja dengan baik.

Meski begitu, ROE bukan tanpa kelemahan. Rasio ini tidak memperhitungkan depresiasi aset seperti gedung atau mesin yang nilainya terus menurun. Selain itu, ROE kurang cocok untuk menilai perusahaan baru yang belum menghasilkan laba maksimal. Jadi, kamu tetap perlu melihat indikator lain sebagai pelengkap.

Itulah penjelasan lengkap tentang ROE, mulai dari definisi, manfaat, hingga cara menghitungnya. ROE digunakan sebagai tolok ukur untuk melihat seberapa efisien sebuah perusahaan memanfaatkan modal dari para pemegang saham. Tapi ingat, jangan hanya bergantung pada ROE. Kombinasikan juga dengan analisis rasio keuangan lain agar keputusan investasimu makin mantap!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us