Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Bahaya Cari Validasi Atas Kehidupan yang Minim Pencapaian

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/MART PRODUCTION)
Intinya sih...
  • Konten di media sosial mencari validasi atas keadaan hidup yang minim pencapaian, mendapat dukungan mayoritas pengguna.
  • Motivasi berprestasi penting untuk perkembangan hidup, jangan malah membuat diri nyaman dengan pencapaian minim.
  • Cari teman yang bisa mendorongmu maju, hindari circle yang membuatmu nyaman dengan keadaan saat ini.

Kamu mungkin cukup familier dengan konten yang sedang tren di media sosial. Yaitu, konten yang mencari validasi atas keadaan hidup mereka yang kurang diwarnai pencapaian. Biasanya konten diawali atau diakhiri dengan pertanyaan, normal kan? Contohnya, normal kan, umur 30 tahun masih luntang-lantung cari kerja dan gak punya tabungan?

Atau, umur 35 tahun, sudah menikah dan punya anak tapi masih tinggal bareng mertua. Normal, kan? Konten-konten seperti di atas biasanya mendapatkan banyak dukungan dari pengguna media sosial. Mayoritasnya kasih support dengan meyakinkan pengunggah bahwa kondisinya amat normal.

Tapi lebih sekadar dari urusan normal atau tidak normal, ada bahaya yang mungkin kurang disadari baik oleh orang yang mengunggah maupun mendukungnya. Jika kamu juga melakukannya, sebetulnya dirimu sedang mencari validasi agar merasa lebih baik. Pasalnya, kamu sering merasa minder dengan orang lain yang mencapai ini itu. Namun, berikut lima bahaya yang dapat membuat kehidupanmu makin tak punya arah.

1. Motivasi berprestasi hilang dan menjadi pemalas

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Aleksandar Andreev)

Motivasi berprestasi bukan sekadar semangat untukmu menjuarai kompetisi. Motivasi ini penting sekali guna membuat hidupmu terus berkembang. Kalau ketika kamu masih muda saja sudah sibuk mencari validasi atas hidupmu yang minim pencapaian, bagaimana di masa depan?

Coba bayangkan dirimu beberapa tahun mendatang. Apakah kamu ingin hidupmu tetap seperti sekarang atau ada perubahan ke arah yang lebih positif? Apabila dirimu mengharapkan kehidupan yang bergerak maju, jangan membunuh motivasi berprestasi. Semua orang sebetulnya memiliki semangat ini dalam tingkat yang berbeda-beda.

Ada orang yang motivasi berprestasinya sangat tinggi dan ada pula yang kurang. Akan tetapi, kamu sendiri mesti merawat bahkan menumbuhkannya. Cari dukungan di media sosial atau dunia nyata supaya kamu merasa normal hidup dengan pencapaian minim cuma bikin dirimu malas. Sudah dari awal kamu kurang yakin bisa mengubah keadaan, ditambah dukungan orang malah makin gak ada semangat untuk maju.

2. Hidup tidak berkembang bahkan makin tertinggal

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Vanya)

Hidup yang berkembang dimulai dari  mindset. Orang yang bersemangat untuk terus membuat hidupnya hari ini lebih baik dari kemarin tidak membiarkan dirinya mudah puas. Dia tetap bersyukur dengan setiap hal yang ada dalam kehidupannya saat ini.

Namun, ia masih punya mimpi buat besok dan seterusnya. Dia bahkan tak berhenti hanya pada bermimpi. Ia juga siap bekerja keras guna mewujudkan satu per satu keinginannya. Tidak ada orang yang berhasil memajukan kehidupannya dengan berpangku tangan.

Apalagi sibuk bikin konten yang cuma mencari validasi atas kehidupan yang sesungguhnya terasa tak memuaskan bagimu. Dengarkan keinginan hatimu yang sejati. Bila kamu sebenarnya menginginkan kehidupan yang berbeda, bangkit dan segeralah memperjuangkannya.

Usahamu saat ini mencari validasi dari siapa pun menjadi tanda bahwa dirimu sebetulnya gak nyaman. Cari titik nyamanmu dengan melihat kembali impianmu serta mengusahakannya sekuat tenaga. Jangan menyerah oleh keadaan yang seolah-olah tidak bisa diubah. Padahal, semua ini cuma soal kemauan dan kegigihan.

3. Berkumpul dengan orang-orang yang pola pikirnya sama

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Atul Choudhary)

Jangan merasa senang dulu kalau unggahanmu mendapatkan banyak komentar bernada positif. Coba perhatikan seperti apa komentar mereka. Mayoritas pasti seperti harapanmu. Mereka mengatakan minimnya pencapaian hidupmu sebagai hal yang normal.

Termasuk meski kamu lama menganggur di usia yang makin matang dan belum pernah meninggalkan rumah orangtua untuk mencoba mengubah nasib. Walaupun dirimu lega dan tidak lagi merasa buruk atau sendirian, tanpa sadar kamu sedang membentuk circle. Celakanya, dirimu malah nyaman berkumpul bersama orang-orang yang tidak mendorongmu buat melangkah maju.

Bila kamu ingin kehidupanmu berubah menjadi lebih baik, semestinya dirimu mencari teman yang bisa menarikmu agar berubah. Walaupun berdekatan dengan mereka awalnya membuatmu kurang nyaman, tapi itu berdampak positif dalam hidupmu. Jika kamu mengikuti rasa nyaman semu dikelilingi oleh orang-orang yang senasib saja, tidak akan ada perubahan dalam hidupmu. 

4. Jadi contoh negatif untuk orang lain hingga anak

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Khoa Võ)

Kamu memang gak bisa banyak membantu orang lain agar punya kehidupan yang baik dan makin maju. Namun, masih ada kontribusi kecil yang dapat diberikan. Yaitu, sesimpel dengan kamu tidak membuat konten yang dapat menghalangi pertumbuhan pribadi mereka. 

Buatmu yang sedang mencari validasi mungkin tak terpikirkan sampai sini. Apalagi ketika kamu merasa sudah terlambat buat memulai perubahan besar dalam hidup. Dirimu ingin menerima saja kehidupanmu sekarang apa adanya. Akan tetapi, media sosial adalah jagat yang sangat luas. Penonton kontenmu tidak terbatas.

Di luar sana ada orang-orang yang menjadi kehilangan semangat membangun hidup setelah melihat unggahanmu. Mereka menjadi terlalu cepat menyerah dan berpikir kamu yang minim pencapaian juga masih hidup baik-baik saja, kok. Mereka tergerak buat menirumu. 

Demikian pula kalau kamu sudah menjadi orangtua. Kontenmu adalah gambaran dari prinsip serta cara hidupmu. Tentu itu berpengaruh besar sekali terhadap anak-anak. Kamu mengarahkan diri sendiri buat meraih prestasi saja tidak sanggup, apalagi menjadi inspirasi untuk mereka. Jangan kaget kalau kehidupan mereka saat dewasa juga sama sepertimu sekarang.

5. Memperlebar jarak dengan orang-orang yang hidupnya lebih maju

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Min An)

Terkadang kamu merasa orang-orang sukses yang pencapaian hidupnya hebat menjauhi orang yang gak punya prestasi apa-apa. Namun, boleh jadi keadaan yang sesungguhnya tidak seperti itu. Justru kamu sendiri yang gak sadar membangun jarak dengan mereka. Salah satunya, dengan dirimu mencari validasi atas kegagalan diri. 

Kamu memang tidak harus sesukses orang lain. Kalian punya jalan hidup yang berbeda. Tapi hindari sikap seakan-akan kamu sedang menegaskan dirimu yang amat lain dari orang-orang berprestasi tersebut. Bahkan hal-hal yang dianggap olehmu sebagai pencapaian besar mereka kebanyakan hanya sesuatu yang telah seharusnya dipersiapkan. 

Seperti mereka mulai menyiapkan tabungan pensiun, berinvestasi buat mengantisipasi ketidakpastian dalam pekerjaan, dan sebagainya. Namun, kesukaanmu mencari validasi atas hidupmu yang kurang berorientasi ke masa depan membuat orang-orang sukses itu seperti terlalu jauh darimu. Padahal, dirimu sebetulnya juga amat bisa seperti mereka.

Berapa pun usiamu saat ini, selama kamu sehat jangan buru-buru merasa harus menerima keadaan tanpa perubahan ke depannya. Masa depanmu masih sangat panjang. Gak apa-apa bila sekarang hidupmu terasa berjalan di tempat. Akan tetapi, miliki semangat yang besar untuk terus membangun hidup. Tidak ada perjuangan yang tak memberikan hasil.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us