5 Alasan Perlu Bawa Oleh-oleh saat Bertamu

Sedikit banyak kedatanganmu dapat merepotkan orang lain. Terlebih kamu datang bukan lantaran permintaannya. Tuan rumah yang tadinya sedang mengerjakan sesuatu menjadi terjeda dulu guna menemuimu. Jika ia hendak pergi pun mesti diurungkan demi menghormatimu.

Kebaikan dan keramahan tuan rumah hendaknya diantisipasi dengan dirimu membawakan sejumlah buah tangan. Meski dia gak mengharapkan apa-apa, tentu tetap dengan senang hati menerimanya. Ia tidak perlu repot-repot membukanya dulu buat langsung berterima kasih padamu. 

Melihat orang lain senang, mestinya kamu juga merasa bahagia. Bahkan lebih gembira daripada tuan rumah karena dirimu di posisi pemberi. Pun jika hati tuan rumah sudah positif, percakapan kalian nanti juga menjadi lebih menyenangkan. Kamu dapat menyampaikan keperluan-keperluanmu sampai tuntas.

Mungkin kamu pernah punya pengalaman bertamu di rumah seseorang kemudian ia berkali-kali meminta maaf karena tidak bisa menyuguhi apa pun. Atau, dia cuma punya air putih tanpa kudapan satu pun. Lihat raut wajahnya yang begitu merasa tak enak sekalipun kedatanganmu juga bukan untuk minta makan.

Bila dirimu membawa oleh-oleh berupa makanan, kalian bisa menikmatinya bersama-sama sebagai teman mengobrol. Ketika ia hendak ke belakang untuk mengambilkanmu suguhan dan kamu tahu biasanya dia tidak punya stok camilan, segera katakan agar tak usah repot-repot. Tunjukkan bahwa dirimu juga sudah membawa makanan buat dimakan bareng.

Biasanya tuan rumah yang tidak menyiapkan jamuan untuk tamu adalah mereka yang tinggal sendiri atau indekos. Sebab mereka menyimpan banyak camilan pun belum tentu bakal termakan. Apalagi ketika mereka jarang sekali menerima tamu. Berbeda dengan keluarga yang memang sudah sering menerima tamu di rumahnya.

Awalnya kamu percaya diri saja datang ke rumah orang tanpa membawa apa-apa. Tapi setelah tuan rumah mengeluarkan satu per satu sajian, dirimu menjadi makin gelisah. Kamu datang cuma bawa badan, tetapi terancam kekenyangan di rumah orang. Batinmu, kalau tahu bakal begini tentu tadi dirimu membawakan sesuatu sebagai oleh-oleh.

Meski tuan rumah santai saja seakan-akan sudah kewajibannya menyuguhimu dengan segala yang ada di rumahnya, kamu tetap merasa gak enak. Terlebih bila ketika dirimu hendak pulang malah diberi oleh-oleh. Kenapa jadi terbalik-balik begini? Mestinya kamu yang membawakan buah tangan.

Rasa malumu makin besar apabila dirimu datang gak cuma sendirian. Misalnya, bareng pasangan dan anak-anak. Otomatis tuan rumah menjadi harus menyiapkan lebih banyak minuman serta makanan buat menghormati kalian. Belum lagi proses beres-beresnya selepas kalian pulang.

Bila permintaan bantuanmu tidak terkait kesulitan keuangan, semestinya kamu masih dapat membawa buah tangan untuk tuan rumah. Contohnya, dirimu minta tolong supaya dibantu dalam urusan pekerjaan. Kamu memerlukan saran-sarannya sebagai orang yang profesional serta berpengalaman di bidang tersebut. 

Atau, dirimu yang masih kuliah membutuhkan bantuan teman untuk mengolah data dalam skripsimu. Namanya permintaan bantuan, jika dipenuhi berarti seseorang mesti meluangkan waktu dan tenaganya. Semua itu kudu kamu hargai. Salah satu caranya dengan membawakan oleh-oleh.

Jangan cuma ucapan terima kasih sekalipun dia gak meminta balasan apa pun. Dirimu yang mesti bersikap pengertian. Waktu dan pengetahuan orang lain amat berharga. Suatu keberuntungan kamu bertemu dengan orang yang mau repot-repot menolongmu. Bila dirimu tahu cara menghargai bantuannya, tentu orang lain lebih mungkin bersedia kembali melakukannya di kemudian hari.

Berbagi akan terasa sulit apabila kamu membayangkannya sebagai kegiatan berskala besar. Dirimu butuh menyiapkan banyak uang bahkan bantuan sejumlah orang dalam mendistribusikan bantuan. Itu juga kegiatan berbagi. Tapi kalau berbagi mesti sebesar ini, perlu waktu lama untukmu dapat melakukannya. 

Padahal, berbagi bisa dilakukan sekalian kamu bertamu di rumah orang. Bawakan oleh-oleh sesuai kemampuanmu, seperti 1 atau 2 kotak martabak. Harganya cukup terjangkau dan sama-sama dapat segera dinikmati oleh orang lain. Kalau kamu cuma mau berbagi dalam skala besar, menabungnya terlalu lama.

Mungkin bisa sampai bertahun-tahun kemudian baru terlaksana. Seperti setelah dirimu hidup mapan. Pun nanti ketika uangnya terkumpul, boleh jadi ada berbagai kebutuhan lain. Berapa pun uang yang ada di dompetmu, gunakan sebagiannya untuk membeli buah tangan dalam perjalananmu menuju rumah seseorang.

Bawa oleh-oleh saat bertamu memang gak wajib. Akan tetapi, ini perlu diprioritaskan selagi kamu mampu. Terlebih saat dirimu tahu keluarga yang didatangi kekurangan bahan makanan. Kehadiranmu yang membawakan buah tangan berupa makanan akan sangat melegakan mereka.