5 Beban Psikologis yang Harus Disingkirkan Jelang Tahun Baru

- Jangan balas dendam pada siapa pun yang membuatmu marah
- Jangan merasa harus seperti orang lain, fokus pada potensi diri sendiri
- Hindari bangga berlebihan dengan pencapaian, buat resolusi yang realistis
Tahun baru bisa menjadi menyenangkan atau tidak tergantung dari situasi mentalmu di bulan Desember tahun ini. Kalau secara psikis dirimu penuh beban, pasti Januari tahun depan bakal terasa amat berat. Sebaliknya, apa pun tantangan ke depan, mental yang terasa ringan memudahkan langkahmu.
Beban-beban psikologis sering kali diciptakan oleh diri sendiri. Bukan karena orang lain kasih banyak tuntutan padamu. Kalaupun ada sejumlah ekspektasi dari luar, semestinya kamu mampu membatasi pengaruhnya.
Ini hidupmu dan dirimu mesti melangkah tanpa terlalu banyak beban. Lima beban psikologis yang harus disingkirkan jelang tahun baru berikut ini bakal memudahkanmu selama setahun ke depan. Hal ini dikarenakan kamu perlu sugesti positif biar lebih percaya diri sekaligus tetap tenang menghadapi masa depan.
1. Rasa marah yang membuatmu ingin balas dendam

Apa dan siapa saja yang tahun ini membuatmu merasa sangat buruk? Gak ada orang yang terbebas dari masalah dengan orang lain. Cuma jenis dan kerumitan persoalannya yang berbeda-beda.
Wajar kalau dirimu bisa sampai marah pada orang lain yang bikin gara-gara. Akan tetapi, kemarahanmu bukan lagi ekspresi emosi yang sehat bila kamu ingin sekali membalas dendam pada seseorang. Kekesalan yang sehat cukup ketika masalah baru terjadi.
Seiring waktu dirimu harus bisa menenangkan gejolak perasaan sendiri. Lebih baik rasa kecewamu pada seseorang yang bertahan agak lebih lama. Daripada emosimu berkobar terus melalui keinginan membalas dendam. Jika kamu ingin membuktikan diri, fokuskan pada semangat membangun hidup. Bukan demi membalas dendam ke orang lain.
2. Perasaan harus seperti orang lain

Punya keinginan tentu baik. Apalagi dalam rangka mencapai versi diri yang lebih baik dari sekarang. Dengan kamu memiliki keinginan menjadi seperti orang lain, artinya ada kesadaran dirimu tidak sempurna.
Kamu juga mengakui sisi plus orang lain yang patut dijadikan teladan. Akan tetapi, gak usah sampai dirimu merasa harus seperti siapa pun. Nanti malah jati dirimu terkikis. Pun tidak ada orang yang sempurna. Kamu sendiri bukannya selalu di bawah mereka.
Tak perlu kamu membebani diri dengan terlampau ingin menjadi seperti orang lain. Sesempurna apa pun dirinya dari sudut pandangmu. Hidupmu tak akan selalu menjadi lebih baik dengan meniru siapa pun habis-habisan. Lebih baik kamu fokus mengoptimalkan potensi diri serta mengarahkan minat.
3. Bangga berlebihan dengan pencapaian tahun ini

Hebat apabila perjalananmu di tahun ini diwarnai sejumlah pencapaian. Kamu sangat pantas berbangga. Tentu butuh kerja keras untukmu dapat meraihnya. Bukan sekadar dirimu diam dan menunggu keajaiban.
Dengan prestasi segudang diharapkan kamu bakal lebih bersemangat untuk menjalani tahun depan. Siapa tahu raihanmu di tahun yang baru bertambah banyak. Namun, rasa bangga berlebihan atas prestasi-prestasi itu justru perlu diwaspadai.
Sekadar bangga terhadap diri akan menjadi tambahan motivasi. Sementara bangga berlebihan meski terasa menyenangkan saat ini, nantinya bakal membebani langkahmu. Kamu akan mudah panik hingga merasa gagal ketika beberapa bulan pertama belum juga mencetak prestasi apa pun.
4. Resolusi yang terlalu muluk

Banyak orang mempersiapkan pergantian tahun dengan bikin resolusi. Ada resolusi yang merupakan lanjutan dari resolusi tahun ini. Ada pula target-target baru yang siap bikin hidupmu lebih berwarna.
Kamu sangat boleh membuat resolusi. Akan tetapi, perhatikan betul jumlah serta tingkat kesulitannya. Resolusimu dibilang muluk apabila jumlahnya banyak atau terlalu sukar diraih. Contoh resolusi yang ketinggian adalah kamu akan membaca buku 50 halaman per hari.
Bila selama ini dirimu sudah terbiasa membaca tentu gak sulit untuk melakukannya. Namun, jika kamu bahkan belum konsisten membaca satu halaman per hari, resolusi tersebut cuma angan-angan kosong yang membebani. Bikin resolusi yang kira-kira realistis untukmu. Toh, nanti selepas semua resolusimu tercapai dan masih ada waktu tetap bisa melakukan hal-hal lain.
5. Rasa waswas yang dipicu pertanyaan, bagaimana jika?

Pertanyaan di atas menunjukkan pengandaian. Ada sesuatu yang dibayangkan olehmu dan biasanya terkait hal-hal negatif. Seperti, bagaimana jika tahun depan kamu terkena PHK? Atau, bagaimana jika kesehatanmu menurun drastis walaupun sekarang dirimu masih sehat?
Semua pertanyaan yang diawali dengan pengandaian dan bersifat negatif seperti di atas bisa bikin kamu cemas berlebih. Memang pertanyaan-pertanyaan itu juga dapat mendorongmu untuk bersiap-siap. Seperti kekhawatiran dirimu bakal kena PHK memotivasimu buat bekerja sebaik mungkin.
Kalaupun tanda-tanda niat perusahaan merampingkan karyawan sudah tampak, kamu dapat mulai mengantisipasinya. Bisa dengan dirimu melamar pekerjaan lain. Namun, mencemaskan segala hal hanya akan membuatmu tidak bisa menjalani tahun yang baru nanti dengan tenang.
Beban psikologis yang harus disingkirkan jelang tahun baru dapat berdampak amat besar dalam perjalananmu selama setahun mendatang. Hindari kamu memulai perjalanan panjang dengan langkah yang gak ringan. Lepas dulu beban-beban itu dan hadapi apa pun yang terjadi nanti dengan tenang.


















