Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Unsplash/ Ben White
Unsplash/ Ben White

Sebagian orang berpendapat bahwa bersikap kekanak-kanakan itu imut. Ya sih, gak ada salahnya juga. Tapi bila sikap tersebut dilakukan berlebihan, siapa pula yang akan tahan melihatnya. Boro-boro dikata lucu, justru kamu akan dinilai sebagai orang yang overacting !

Lalu gimana dong, kalau sifat childish itu ternyata sudah bawaan dari lahir? Sederhana aja kok, kamu tinggal menghindari 7 sikap berikut ini.

1. Mengumbar masalah pribadi dengan sengaja, untuk tujuan sensasi

Unsplash/ Ben White

Kecuali kamu adalah artis minim prestasi, mengumbar persoalan pribadi di muka umum itu gak ada untungnya buatmu. Daripada jadi bahan omongan orang karena sensasi tersebut, lebih baik kalau teman sekantor mengenalmu sebagai karyawan teladan yang patut dicontoh.

Tunjukkan pada mereka, meskipun sikapmu kadang kekanak-kanakan tapi dirimu juga bisa melaksanakan tugas secara profesional. Itu baru keren!

2. Melimpahkan tanggung jawab pada orang lain

Unsplash/Mimi Thian

Di saat bos atau dosen memberimu sebuah tanggung jawab, itu tandanya mereka percaya bahwa kamu mampu untuk menyelesaikannya. Jangan pernah berpikir untuk melimpahkan amanat tersebut kepada orang lain, ya. Selain itu pertanda kamu malas, mereka juga akan menilaimu sebagai orang yang tak punya kepercayaan diri.

3. Mengungkit-ungkit kesalahan orang di masa lalu

Unsplash/ Matheus Ferrero

Merupakan hal yang wajar bila seseorang pernah berbuat salah. Maka dari itu, bukan suatu tindakan yang terpuji, jika kamu dengan sengaja membahas kesalahan temanmu di masa lalu. Walaupun sebenarnya tujuanmu hanya sekedar untuk iseng atau bahan bercandaan, itu tetap gak bisa dibenarkan. Ingatlah, dirimu pula pernah melakukan kesalahan. Coba bayangkan, di posisinya, apakah kau rela aib-mu diumbar oleh orang lain?

4. Tidak mau mendengarkan masukan dan merasa diri paling benar

Unsplash/ Callie Morgan

Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Begitu pula dirimu. Wajar saja bila teman-temanmu terkadang memberikan pendapat mereka. Jangan lantas menerimanya dengan amarah, dong. Dengarkan dulu maksud dan tujuan mereka. Bila baik, apa salahnya diikuti. Jika sebaliknya, ya anggap saja itu sekedar angin lalu. Masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

Jangan lupa, bahwa kamu gak selamanya benar, ada kalanya dirimu butuh pendapat orang lain, supaya bisa melihat sesuatu dari segala sisi yang berbeda.

5. Ingin selalu dimengerti, tapi gak mau memahami kebutuhan orang lain

Unsplash/Kyle Broad

Saat kamu sedang gak mood kuliah atau malas menyelesaikan tugas dari bos di kantor, orang lain harus memahami situasimu itu. Sedangkan dirimu sendiri suka jengkel kalau rekan kerjamu terlihat malas-malasan. Padahal belum tentu kan mereka benar-benar suntuk. Bisa jadi, bad mood itu dikarenakan sedang ada masalah yang menganggu pikirannya.

Nah, daripada suudzon, lebih baik kamu coba tanyakan padanya apakah ada yang bisa dibantu. Percaya deh, lain kali kau pasti akan mendapatkan perlakuan baik, yang sama.

6. Selalu merasa diri paling menderita dan patut dikasihani

Unsplash/ Thought Catalog

Perlu kamu garis bawahi, setiap orang punya masalahnya masing-masing. Berat atau gak-nya persoalan tersebut tergantung pada bagaimana yang bersangkutan mengambil sikap. Bisa juga lho, masalah sepele sengaja kamu besar-besarkan. Tapi buat tujuan apa coba? agar kawan-kawanmu menaruh simpati? Jika itu maksudmu, tentu persepsi tersebut salah besar.

Menempatkan diri sebagai orang yang layak dikasihani dan tampil menderita, padahal gak ada masalah genting yang tengah dihadapi, malah membuatmu terlihat rapuh dan menjengkelkan. So, jangan dikit-dikit ngeluh ya!

7. Pilih-pilih dalam berteman, hanya mau dekat dengan mereka yang bisa "memanjakannya"

Unsplash/Jens Johnsson

Terjun kedalam masyarakat, tentunya kamu bakal bertemu dengan banyak orang. Kau mesti siap berhubungan dengan siapapun. Entah untuk urusan pekerjaan maupun dalam menjalin pertemanan. Selektif boleh saja, tapi jangan terlalu ekstrim hingga memilah siapa saja yang boleh menjadi temanmu.

Apalagi sampai menjauhi beberapa orang karena menganggap mereka gak bisa menerima dirimu apa adanya, dengan sikap kekanak-kanakanmu salah satunya. Sadar gak sih, sebenarnya kamu yang sedang melakukan hal tersebut.

Bagaimana, siap berubah lebih baik mulai sekarang?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team