Sampah Makanan Jadi Masalah, Ini 6 Inisiatif Bank DBS #MakanTanpaSisa

Berhasil selamatkan lebih dari 140.000 kg food impact

Tahu gak sih guys, sampah di Indonesia sekarang didominasi oleh sampah apa? IDN Times mau spill nih. Ternyata sampah paling banyak didominasi oleh sampah organik dan sisa makanan. 

Dilansir dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekitar 40,8 persen atau 19,5 juta ton sampah ini terkumpul pada tahun 2022. Rumah tangga adalah penyumbang sampah terbesar sebesar 39,2 persen, diikuti oleh pusat perniagaan sebesar 21,2 persen.

Melihat volume sampah makanan yang tinggi akan berdampak pada kerusakan lingkungan, Bank DBS Indonesia memulai gerakan ‘Towards Zero Food Waste’ atau #MakanTanpaSisa pada tahun 2020. Jadi, gimana sih gerakan ini berjalan? Yuk, simak perjalanannya di bawah ini!

1. Awal mula gerakan #MakanTanpaSisa

Sampah Makanan Jadi Masalah, Ini 6 Inisiatif Bank DBS #MakanTanpaSisaHead of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika (Dok. DBS Indonesia)

Pada mulanya, gerakan #MakanTanpaSisa digagas sejak tahun 2020 untuk mengajak masyarakat mengurangi sampah makanan melalui kebiasaan sehari-hari. Gerakan ini juga berpartisipasi membantu mereka yang kesulitan mendapatkan makanan bernutrisi selama pandemik COVID-19.  

Hal tersebut berangkat dari laporan Food Sustainable Index 2018 oleh The Economist Intelligence Unit yang menyatakan Indonesia sebagai penghasil sampah makanan terbanyak kedua di dunia. Sekitar 13 juta ton sampah makanan dihasilkan setiap tahunnya, yang mana makanan dengan jumlah tersebut dapat dikonsumsi oleh 28 juta penduduk.

Hal ini sejalan dengan aspirasi Bank DBS Indonesia untuk menjadi “The Best Bank For A Better World” dan manifestasi dari komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui tiga pilar sustainability yang dimiliki, yakni Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Create Impact Beyond Banking

“Di tahun 2022, kami berhasil menyelamatkan sekitar 56.596 kg food impact atau meningkat 241 persen dibandingkan dengan tahun 2021. Komitmen nyata dari Bank DBS ini membuat kami semakin menjadi ‘More like an eco-warrior, less like a Bank’,” ujar Head of Group Strategic Marketing & Communications PT. Bank DBS Indonesia Mona Monika. 

Sebagai informasi, inisiasi #MakanTanpaSisa yang dilakukan Bank DBS Indonesia telah menyelamatkan 140.000+ kg food impact sejak 2020 hingga May 2023. Luar biasa!

Baca Juga: Bank DBS Perkuat Posisi sebagai Bank of Choice for Transition

2. Berkolaborasi dengan start-up pengelolaan sampah PT. Jangjo Teknologi Indonesia untuk jangkau 300 brand restoran

Sampah Makanan Jadi Masalah, Ini 6 Inisiatif Bank DBS #MakanTanpaSisaCEO Jangjo, Joe Hansen (Dok. DBS Indonesia)

Untuk melanjutkan gerakan #MakanTanpaSisa, kali ini Bank DBS Indonesia berkolaborasi dengan start-up pengelolaan sampah PT. Jangjo Teknologi Indonesia (Jangjo) untuk mengatasi masalah sampah makanan di area komersial seperti pusat perbelanjaan dan restoran untuk menekan pembuangan sampah makanan agar gak berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). 

Jumlah sampah makanan di perkotaan seringkali gak jadi perhatian masyarakat, padahal faktanya menyumbang lebih dari 50 persen dari komposisi sampah yang ada. Salah satunya dihasilkan dari beberapa titik pusat perbelanjaan dan hotel tempat di mana terdapat banyak usaha makanan dan minuman. 

Itulah yang membuat Jangjo hadir lebih dekat demi menjawab permasalahan tersebut dengan menjangkau lebih dari 300 brand restoran termasuk pusat perbelanjaan ternama seperti Plaza Indonesia, PIK Avenue, Mall of Indonesia (MOI), Ashta, dan masih banyak lagi. 

Tidak berhenti dengan pencapaian ini, Jangjo yang telah mengolah satu ton sisa makanan per hari dari lokasi tersebut, kini membidik target penambahan pengolahan sisa makanan mencapai 10 ton per hari. Nah, ini diproyeksikan dapat mereduksi 48.000 kg gas metana, serta mengurangi jumlah sampah makanan di area komersial wilayah operasional Jangjo secara umum hingga 50 persen. Kece banget sih ini! 

Founder & Chief Executive Officer of Jangjo Teknologi Indonesia Joe Hansen menyampaikan, “Kami memiliki visi untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat luas dan lingkungan. Oleh karena itu, kami bersyukur atas dukungan Bank DBS Indonesia melalui gerakan ini. Melalui kerja sama ini, kami dapat meningkatkan kapasitas pengolahan sampah makanan dengan target 10 ton per hari. Hal ini membuat kami semakin dekat dengan ambisi kami untuk mereformasi pengelolaan sampah makanan di Indonesia.” 

3. Bekerja sama dengan berbagai brand e-commerce

dm-player
Sampah Makanan Jadi Masalah, Ini 6 Inisiatif Bank DBS #MakanTanpaSisaVP of Mitra FMCG & Fresh Bukalapak, Caesario Parlindungan (tengah) dan Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika (kanan) menyerahkan sumbangan produk makanan dan minuman instan kepada Executive Director Yayasan Surplus Peduli Pangan, Alya Fatina Diandari (Kiri) pada program “More Sustainability Actions, Less Waste“ di Tangerang. (Dok. Bank DBS Indonesia)

Gegap gempita #MakanTanpaSisa berlanjut, pada tahun 2022 melalui kampanye ‘More Sustainability Action, Less Waste’, Bank DBS Indonesia juga berkolaborasi dengan berbagai brand, perusahaan e-commerce, serta mitra pengelolaan sampah seperti Blibli.com, Bukalapak, Kebun Kumara, dan Waste4Change yang memiliki semangat yang sama, yakni mengatasi masalah sampah makanan. 

Tak hanya bekerja sama, Bank DBS Indonesia juga menerapkan kebijakan internal bagi karyawan dan mengajak partisipasi masyarakat menerapkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan sebagai bentuk pilar sustainability

Serta juga ada kegiatan bertajuk People of Purpose yang telah sukses menghasilkan 24.211 jam yang didedikasikan untuk kegiatan terkait lingkungan, termasuk pengelolaan sampah makanan. Keren pol! 

4. Pada tahun 2022, Bank DBS Indonesia berhasil memangkas emisi karbon lebih dari 5,56 persen

Sampah Makanan Jadi Masalah, Ini 6 Inisiatif Bank DBS #MakanTanpaSisaHead of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika mengunjungi fasilitas Waste4Change di Bekasi, Selasa (21/3/2023). Waste4Change adalah salah satu wirausaha sosial penerima dana hibah DBS Foundation Social Enterprise (SE) Grant 2021. Dana hibah yang diterima digunakan untuk mendorong pengelolaan sampah plastik bernilai ekonomi rendah melalui jejaring pelapak.

Yang keren juga nih guys, sebagai wujud dari implementasi pilar kedua yakni Responsible Business Practice, Bank DBS Indonesia melancarkan langkah-langkah untuk memangkas emisi karbon. Gimana caranya? 

Salah satunya dengan memasang solar panel dan menggunakan pendingin ruangan (AC) yang lebih ramah lingkungan. Pada tahun 2022, Bank DBS Indonesia berhasil memangkas emisi karbon dari 5,135 ton (tCO2e) hingga 4.845 tCO2e atau lebih dari 5,65 persen. 

Lebih kerennya lagi, Bank DBS Indonesia mengurangi penggunaan kertas dan menggantinya dengan e-statement, serta mengelola sampah melalui sistem waste managementZero Waste to Landfill’ di seluruh gedung operasional yang berhasil mereduksi jumlah sampah 94,68 ton dari 120 ton atau terdapat penurunan yang signifikan sebesar 21,1 persen.

5. Disambut baik oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta

Sampah Makanan Jadi Masalah, Ini 6 Inisiatif Bank DBS #MakanTanpaSisa(Ki-ka) Sub Koordinator Urusan Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Rita Ningsih, Head of Group Strategic Marketing and Communications PT. Bank DBS Indonesia Mona Monika, dan Founder & CEO Jangjo Joe Hansen, menghadiri acara pengumuman kerja sama antara Bank DBS Indonesia dengan Jangjo di Jakarta, Rabu (12/4/2023) (Dok. Bank DBS Indonesia)

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, sangat suka dan menyambut baik dengan gerakan #MakanTanpaSisa ini. Sebab, sampah makanan itu merupakan masalah serius dan butuh kerja sama semua pihak untuk mengatasinya.

Kampanye Bank DBS Indonesia bersama Jangjo ini merupakan sebuah langkah yang berdampak positif bagi masyarakat, serta turut mendukung pelaksanaan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 102 Tahun 2021 terkait pengelolaan sampah di kawasan komersial adalah tanggung jawab dari pemilik kawasan.

“Tentunya kami berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut dan mampu menginspirasi lebih banyak pihak untuk berkontribusi positif dalam upaya pelestarian lingkungan.” jelas Asep Kuswanto.  

6. Olah Sampah Makanan dengan Kompos

Sampah Makanan Jadi Masalah, Ini 6 Inisiatif Bank DBS #MakanTanpaSisaLebih dari 40 karyawan Bank DBS Indonesia mengikuti program Kompos Kolektif merupakan bagian dari People of Purpose, kegiatan sukarela bagi karyawan untuk memperluas dampak positif yang dapat diberikan kepada masyarakat. (Dok. Bank DBS Indonesia)

Sebagai bank yang digerakkan oleh tujuan (purpose-driven bank), Bank DBS Indonesia juga mengajak Kebun Kumara untuk bermitra dalam menanggulangi masalah sampah makanan, dengan menghadirkan Kompos Kolektif, yaitu sebuah program pengolahan kembali sampah makanan menjadi material yang bermanfaat, yakni pupuk kompos sehingga sampah makanan tidak berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Program Kompos Kolektif ini telah berlangsung sejak Juni 2022 sebagai bagian dari kampanye Towards Zero Food Waste.

Program Kompos Kolektif mengajak masyarakat mengadaptasi prinsip ‘Sustainable More, Waste Less,’ atau gaya hidup yang lebih berkelanjutan, salah satunya dengan mengurangi sampah makanan. Diikuti oleh lebih dari 40 karyawan Bank DBS Indonesia, Kompos Kolektif merupakan bagian dari People of Purpose, kegiatan sukarela bagi karyawan untuk memperluas dampak positif yang dapat diberikan kepada masyarakat sehingga membuat Bank DBS Indonesia ‘More like an eco-warrior, less like a bank’.

Wih, serius ini keren banget sih. Kalau kamu ingin tahu lebih lanjut tentang #MakanTanpaSisa bisa cek di Instagram @dbsbankid. (WEB)

Baca Juga: 5 Tips Mengurangi dan Mengelola Sampah Rumah Tangga, Gak Susah kok!

Topik:

  • Tisa Ajeng Misudanar Azryatiti

Berita Terkini Lainnya