Beberapa tahun belakangan, orang-orang mungkin semakin familiar dengan pentingnya menetapkan batasan atau boundaries. Namun, seiring waktu, penetapan boundaries sadar atau tidak, dapat menjadi bumerang dalam kondisi tertentu. Misalnya, kamu mengalami trauma, karena pernah dikhianati oleh pasangan atau teman. Lalu, kamu memutuskan untuk lebih menutup diri saat menjalin hubungan baru. Kamu mungkin berpikir cara ini dapat melindungi dirimu, namun, bagaimana jika boundaries tersebut justru menjauhkan kamu dari peluang?
3 Cara Boundaries dapat Menciptakan Bumerang Bagi Dirimu!

Intinya sih...
Hyper-independence sebagai batasan sehat
Mengabaikan orang lain saat tidak nyaman
Menggunakan boundaries untuk menghindari over-giving
1. Menerima hyper-independence sebagai batasan yang sehat
Orang sudah terbiasa untuk mengusahakan segala sesuatu seorang diri. Tidak peduli seberapa sulit jalan yang harus kamu tempuh, kamu mungkin berpikir menjadi mandiri merupakan cara yang paling keren. Orang-orang ini mungkin memang memiliki kemampuan yang baik dalam mengurus diri sendiri, namun, ada orang lagi mengurus diri sendiri, karena mereka tumbuh dalam kondisi ini.
Akhirnya, perasaan kesepian berubah menjadi kemandirian, yang mulai dinikmati. Di lain sisi, manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial. Boundaries untuk menjadi mandiri ini dapat menjadi bumerang, saat kamu menolak bantuan, meskipun faktanya kamu membutuhkannya. Misalnya, saat kamu tidak mau dibantu untuk mengangkat kulkas ke kamar kos di lantai tiga.
Kamu merasa bisa untuk mengusahakan caranya sendiri. Padahal, jelas mengangkat kulkas seorang diri dapat menjadi bahaya. Bisa jadi, sebenarnya ini adalah reaksi dari trauma di masa lalu, saat kamu pernah meminta tolong, namun, memperoleh penolakan yang sangat mengecewakan.
2. Mengabaikan orang lain saat merasa sedikit tidak nyaman
Jangan sampai, menetapkan boundaries membuat kamu justru membuat orang lain tersakiti. Hidup di komunitas masyarakat, kamu akan tetap selalu bertemu orang dengan berbagai karakter. Tentu saja, tidak semua karakter orang itu cocok denganmu. Lantas, bagaimana jika hanya karena kamu merasa sedikit kurang nyaman berada di dekat orang tersebut, akhirnya kamu jadi acuh?
Yup! Kamu mungkin berpikir melindungi diri sendiri penting, namun pola pikir ini juga berasumsi bahwa kamu harus selalu waspada agar merasa aman. Dalam sebuah studi dari tahun 2019, melansir Psychology Today, saat seseorang dalam kelompok menghambat orang lain, otak kamu mungkin akan bereaksi dengan semacam ketidaknyamanan mental yang disebut dengan rasa sakit psikologis.
Rasa sakit ini bertindak seperti sistem peringatan, bahwa orang ini dapat menjadi ancaman bagi kelompok, sehingga kamu perlu melakukan sesuatu untuk mengatasinya. Kondisi ini dapat menyebabkan kamu mungkin mengucilkan orang yang “membebani” tersebut melalui tindakan seperti mengabaikan hingga mengecualikannya. Serupa mencegah rasa sakit di masa depan dengan tidak bergantung pada siapa pun.
3. Menggunakan boundaries untuk menghindari over-giving
Ada perbedaan antara memberi dan mengalah. Kamu mungkin pernah mengalah, karena ada seseorang yang membutuhkan bantuanmu, kamu merasa harus membantu, meskipun sebenarnya tidak ingin. Orang yang mengalah biasanya tidak suka membantu dan lebih suka menghindari situasi tersebut sepenuhnya, jika memungkinkan. Akibatnya, kamu mungkin memilih untuk menahan memberikan waktu dan kasih sayang kepada orang lain, karena takut dikecewakan.
Dalam situasi ini kamu perlu memahami bahwa nilai boundaries yang kamu tetapkan tidak bisa selalu sama pada setiap orang. Tidak apa-apa jika kamu berusaha kerasa membantu teman dekat yang membutuhkan bantuan, tanpa meminta imbalan, selama memang itu sejalan dengan nilai-nilai kamu. Akan lebih baik jika keputusan tersebut dibuat secara sukarela, bukan karena kewajiban.
Boundaries merupakan cara untuk kamu membatasi diri dari hal-hal yang menyakiti saat hidup di tengah komunitas masyarakat. Namun, jika penetapan batasan ini terlalu berlebihan hingga menjadi salah kaprah, maka tidak ada salahnya mengevaluasi kembali. Jangan sampai, gara-gara penetapan boundaries tersebut orang lain yang tulus jadi takut mendekatimu, kamu menyakiti diri sendiri karena menggagap tak perlu bantuan orang lain, hingga menyakiti orang-orang terdekat yang berharap kamu ada untuk mereka.