Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rilis Buku Ikhlas Penuh Luka, Boy Candra Ajak Pembaca Memaknai Luka

Media Visit Boy Candra untuk launching buku Ikhlas Penuh Luka pada Jumat (2/5/2025) di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Media Visit Boy Candra untuk launching buku Ikhlas Penuh Luka pada Jumat (2/5/2025) di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Intinya sih...
  • Boy Candra kembali merilis buku terbaru berjudul Ikhlas Penuh Luka yang mengajak pembaca untuk menelusuri makna di balik setiap luka.
  • Buku ini tidak hanya berbicara tentang satu tokoh, melainkan menghadirkan beragam sudut pandang dari mereka yang pernah ditinggalkan.
  • Ikhlas Penuh Luka juga membawa pesan mendalam tentang makna ikhlas itu sendiri, dengan menghadirkannya dalam berbagai sudut pandang yang lebih luas dan manusiawi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Penulis populer Boy Candra kembali menyapa pembaca setianya lewat karya terbaru berjudul Ikhlas Penuh Luka. Dalam buku ini, Boy mengajak pembaca untuk menelusuri makna di balik setiap luka, bukan sekadar sebagai sumber kesedihan, tetapi sebagai proses menuju penerimaan dan kebijaksanaan.

Dengan gaya bahasa yang puitis dan emosional, Ikhlas Penuh Luka menawarkan ruang bagi siapa saja yang pernah tersakiti untuk berdamai dengan masa lalu mereka. Buku ini hadir sebagai refleksi tentang betapa tidak mudahnya mengikhlaskan luka. IDN Times berkesempatan untuk berbincang langsung dengan Boy mengenai buku terbarunya ini pada Jumat (2/5/2025) di IDN HQ, Jakarta Selatan. Yuk, simak pembahasan lebih lanjut dari buku ini!

1. Latar belakang ditulisnya buku Ikhlas Penuh Luka

Media Visit Boy Candra untuk launching buku Ikhlas Penuh Luka pada Jumat (2/5/2025) di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Media Visit Boy Candra untuk launching buku Ikhlas Penuh Luka pada Jumat (2/5/2025) di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Dalam Ikhlas Penuh Luka, Boy mencoba mengangkat sisi lain dari pengalaman kehilangan yang sering kali terasa sepi dan personal. Buku ini tidak hanya berbicara tentang satu tokoh, melainkan menghadirkan beragam sudut pandang dari mereka yang pernah ditinggalkan. Melalui kisah-kisahnya, Boy menunjukkan bahwa rasa kehilangan bisa dirasakan berbeda oleh setiap orang, bahkan ketika mereka berduka atas hal yang sama.

"Ikhlas Penuh Luka itu bercerita tentang dua orang yang kehilangan orang penting di hidup mereka. Jadi, Ikhlas Penuh Luka itu ada banyak orang yang punya kehilangan dari satu kehilangan yang sama. Tapi, mereka itu punya respons yang berbeda," jelas Boy Candra.

Lebih jauh, Boy juga ingin mengoreksi persepsi umum tentang makna ikhlas. Baginya, ikhlas bukanlah jalan pintas menuju ketenangan, melainkan proses panjang yang tetap meninggalkan luka. Dalam Ikhlas Penuh Luka, ia mengajak pembaca untuk jujur terhadap rasa sakit mereka, tanpa terburu-buru merasa damai.

"Karena selama ini kan, yang digambarkan orang-orang ikhlas itu bikin kita damai, bikin kita tenang gitu. Tapi menurutku, ikhlas itu tetap aja ada lukanya. Tetap aja kita butuh waktu yang bisa jadi lebih panjang dari orang lain gitu," lanjutnya.

2. Memilih judul dengan bumbu 'pematah' agar lebih catchy

Media Visit Boy Candra untuk launching buku Ikhlas Penuh Luka pada Jumat (2/5/2025) di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Media Visit Boy Candra untuk launching buku Ikhlas Penuh Luka pada Jumat (2/5/2025) di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Tak hanya melalui isi cerita, Boy juga memperhatikan betul kekuatan judul dalam menyampaikan nuansa emosional bukunya. Ia memahami bahwa judul adalah gerbang pertama yang menarik perhatian pembaca sekaligus memberi gambaran tentang emosi yang akan dibawa sepanjang cerita. Untuk Ikhlas Penuh Luka, ia sengaja memilih kombinasi kata yang tidak biasa untuk memberikan kesan yang lebih tajam dan membekas.

"Judul buku ini aku buat lumayan catchy. Aku sering membuat semacam itu. Kayak, Catatan Pendek untuk Cinta yang Panjang, Cinta Rumit, dan sebagainya. Aku suka memainkan kata semacam itu. Karena kan ikhlas itu biasanya bersanding dengan damai. Nah, aku sandingkan dengan 'luka' biar ada pematahnya," tutur Boy Candra.

3. Buku ini menjadi project untuk 'meromantisasi kota Padang'

Media Visit Boy Candra untuk launching buku Ikhlas Penuh Luka pada Jumat (2/5/2025) di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Media Visit Boy Candra untuk launching buku Ikhlas Penuh Luka pada Jumat (2/5/2025) di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Selain berbicara tentang luka dan penerimaan, Ikhlas Penuh Luka juga memiliki makna yang lebih dalam bagi Boy secara pribadi. Melalui buku ini, ia ingin mempersembahkan sesuatu untuk tanah kelahirannya, Padang. Tak hanya menjadi latar cerita, Padang hadir sebagai bagian penting yang dihidupkan dengan nuansa kekinian, jauh dari stereotip lama yang sering melekat di benak banyak orang.

"Ini jadi salah satu proyek romantisasi kota, Padang lah khususnya. Karena orang-orang mungkin kenalnya Padang itu masih dalam frame cerita lama. Nah, buku ini sebetulnya membicarakan Padang hari ini, spesifiknya Padang 2023. Jadi membicarakan isu-isu yang masih sangat baru atau dekat," lanjut dia.

4. Pesan yang ingin disampaikan dari buku ini

Media Visit Boy Candra untuk launching buku Ikhlas Penuh Luka pada Jumat (2/5/2025) di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Media Visit Boy Candra untuk launching buku Ikhlas Penuh Luka pada Jumat (2/5/2025) di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Lebih dari sekadar bercerita tentang kehilangan atau membangun suasana kota, Ikhlas Penuh Luka juga membawa pesan mendalam tentang makna ikhlas itu sendiri. Boy Candra tidak ingin memaknai ikhlas secara sempit, melainkan menghadirkannya dalam berbagai sudut pandang yang lebih luas dan manusiawi. Setiap pembaca diajak untuk menemukan potongan pengalaman ikhlas yang paling relevan dengan perjalanan hidup mereka.

Menurut Boy, inilah pesan yang ingin ia sampaikan dalam bukunya, "Di bukunya ada kutipan 'Ikhlas itu seperti lautan, sangat luas, kadang kita sebagai manusia hanya gak mampu merenanginya saja.' Jadi, di buku ini akan ada banyak 'ikhlas' dari berbagai perspektif tokoh-tokohnya. Kita bisa menyesuaikan, kira-kira ikhlas mana yang cocok untuk kita."

5. Respons Boy Candra terkait buku yang difilmkan

Media Visit Boy Candra untuk launching buku Ikhlas Penuh Luka pada Jumat (2/5/2025) di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Media Visit Boy Candra untuk launching buku Ikhlas Penuh Luka pada Jumat (2/5/2025) di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Sebagai penulis yang karyanya dua kali diadaptasi ke film, Boy memahami betul perbedaan antara dunia buku dan dunia film. Ia menyadari bahwa proses penerjemahan cerita ke medium yang berbeda tentu membutuhkan penyesuaian. Alih-alih menuntut kesamaan penuh, Boy justru mendorong pembaca dan penonton untuk menikmati masing-masing karya dengan perspektif yang terbuka.

"Film itu kan produk yang dikerjakan oleh banyak orang. Mereka punya standarnya sendiri. Menulis juga punya kerjanya sendiri. Jadi, cerita di film juga penyesuaian aja. Misalnya, mau ada penambahan, pengurangan, itu memang harus ada. Kita memang harus menikmati film dan buku dengan caranya masing-masing," pungkas Boy Candra.

Itu dia beberapa ulasan dan pesan dari Boy Candra tentang buku terbarunya, Ikhlas Penuh Luka. Lewat buku ini, kita diajak untuk memaknai proses untuk ikhlas dengan cara masing-masing.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nisa Zarawaki
Febriyanti Revitasari
Nisa Zarawaki
EditorNisa Zarawaki
Follow Us