Kalau menuruti keinginan, mungkin akan selalu ada kondisi yang menurutmu layak untuk dikeluhkan. Kurang ini, kurang itu, akhirnya kamu malah sulit bahagia. Gak pernah punya cukup energi positif dan justru menularkan energi negatif pada orang lain.
Oleh karena itu, penting untukmu gak berfokus pada apa-apa yang belum ada dalam hidupmu. Kamu harus lebih banyak mengingat apa saja yang sudah kamu miliki dan belum tentu dipunyai orang lain. Misalnya . . .
Keluarga yang suportif bukanlah keluarga yang selalu bisa memenuhi setiap keinginanmu. Terlebih, jika memang keinginanmu gak baik atau melebihi kemampuan mereka. Namun yang jelas, keluarga yang suportif gak pernah menjadi penghalang untuk kemajuanmu.
Mereka memercayaimu dan menghargai pilihanmu jika berbeda dari pilihan mereka. Mereka akan tetap mendukungmu sejauh yang kamu lakukan bukanlah keburukan. Saat kamu gagal atau belum juga mencapai hasil maksimal dari usahamu, mereka juga gak membuatmu merasa makin buruk dan justru menyemangatimu.
Banyak orang sudah memiliki pasangan. Namun kenyataannya, gak semua punya hubungan yang cukup baik dengan pasangan. Beberapa bahkan sebenarnya terlalu buruk untuk terus dipertahankan.
Jadi, kalau kamu memiliki pasangan yang bisa menerimamu apa adanya dan melimpahimu dengan kasih sayang, seharusnya ini sudah lebih dari cukup. Pasangan adalah support system yang sangat penting setelah kamu meninggalkan masa lajang. Dengan dukungannya, semua masalah akan bisa kamu atasi dengan baik.
Kalau kamu masih jomblo, bukan berarti hidupmu gak baik-baik saja, kan? Bisa jadi hidupmu malah lebih berkualitas ketimbang mereka yang terjebak dalam hubungan toksik bersama pasangan. Kamu nyaman dengan status lajangmu.
Kamu bahkan bisa menggunakan masa-masa ini untuk memaksimalkan karier, pendidikan, bahkan kontribusimu untuk orang banyak. Kamu menemukan gambaran yang lebih jelas tentang dirimu dan apa-apa yang kamu inginkan di masa depan. Tentu, ini bukan jenis kehidupan yang buruk untuk dijalani.
Pekerjaan yang baik mencakup banyak hal. Seperti bisa memberimu penghidupan yang layak, nama baik, kepuasan batin, dan terus membuatmu berkembang. Pekerjaan yang baik mungkin gak menjadikanmu seorang sultan.
Namun kalau kamu sudah bisa hidup cukup dan punya tabungan, seharusnya itu sudah membahagiakan. Jangan sampai hawa nafsu menyulitkanmu menghargai pekerjaanmu. Menyalahkan pekerjaanmu, padahal sebenarnya kamu yang kurang giat atau kurang bisa mengelola pendapatan sehingga selalu terasa kurang.
Kalau kesehatan buruk, jangankan bekerja. Cuma rebahan pun rasanya gak enak. Makan makanan mahal juga tetap pahit di lidah. Jadi, kesehatan itu penting banget dalam hidupmu. Hidup yang berkualitas dimulai dari kesehatan yang baik.
Sayangnya, saat sehat, kamu mungkin malah mudah lupa akan betapa berharganya kesehatan itu. Sekarang jangan lagi ya! Dengan jasmani dan rohani yang sehat, semua peluang baik dalam hidupmu ikut terbuka, lho.
Dengan adanya media sosial, lingkar pertemananmu gak cuma berisi orang-orang yang sehari-hari kamu temui. Jaring pertemananmu meluas. Bila kamu dipertemukan dengan banyak orang baik, entah di kehidupan sehari-hari maupun di dunia maya, itu akan sangat memengaruhimu.
Diri maupun hidupmu sedikit demi sedikit pasti akan ikut makin baik. Jangan salah mengartikan orang baik sekadar sebagai orang yang benar-benar memberimu bantuan saat kamu membutuhkan. Orang yang bisa membuka dan menjernihkan pikiranmu juga orang baik.
Hidup tanpa sekali pun mengeluh mungkin memang mustahil ya? Namun kebiasaan ini akan bisa dikurangi kalau kamu lebih menghargai apa-apa yang sudah kamu miliki dalam hidupmu.