8 Rekomendasi Buku Bacaan Marissa Anita, Belajar tentang Hidup

Happy: Why More or Less Everything is Absolutely Fine menjelaskan tentang makna kebahagiaan yang berubah-ubah. Buku ini bercerita tentang konsep kebahagiaan dari sudut pandang filosofis, psikologis, dan budaya. Derren Brown mengawali dengan pertanyaan sederhana namun mendasar: apa sebenarnya arti bahagia dan bagaimana kita tahu kapan kita merasakannya?

Buku sebanyak 576 halaman ini mendorong pembaca untuk bisa menerima dan menjalani hidup apa adanya. Brown menekankan, bahwa dengan memahami cara kita membentuk cerita tentang diri sendiri serta menyadari bahwa “semuanya baik-baik saja” meski hidup terasa sulit, kita dapat menemukan ruang untuk berkembang.

Marissa Anita juga membaca Digital Minimalism by Cal Newport yang jadi New York Bestseller Book. Buku 304 halaman ini menjelaskan bagaimana hidup minimalis menjadi lifestyle dan kebutuhan. Lewat buku ini, pembaca akan belajar bahwa minimalism adalah seni merasa cukup dalam hal apa pun termasuk secara digital.

Buku Digital Minimalism mencoba menjelaskan bagaimana kita bisa mengaplikasikan hidup minimalis di era digital. Pembaca akan belajar memahami bahwa ada banyak hal yang bisa dilakukan tanpa harus terpaku pada gadget atau internet. Digital Minimalism menunjukkan bahwa orang bisa merasa gak FOMO (fear of missing out) karena mereka sudah tahu apa yang ingin atau harus dilakukan.

Lewat buku The Body Keeps the Score: Brain, Mind, and Body in the Healing of Trauma, Marissa lebih mendalami tentang trauma. Bessel van der Kolk di buku ini menjelaskan bagaimana trauma secara harafiah memengaruhi tubuh dan otak. Menurutnya, ada berbagai metode yang bisa dieksplorasi untuk memulihkan diri dari trauma.

Namun, Bessel van der Kolk mengemas teori-teori lewat kisah-kisah manusia. Buku ini menawarkan harapan baru untuk pulih dari trauma dan mengaktifkan kembali kemampuan saraf alami tubuh.

Mihaly Csikszentmihalyi, psikolog ternama yang dikenal lewat konsep “flow”, menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak ditentukan oleh apa yang terjadi pada kita, tetapi bagaimana kita memaknai pengalaman tersebut. Konsep flow menggambarkan kondisi di mana seseorang tenggelam sepenuhnya dalam aktivitasnya.

Di dalam buku ini, Csikszentmihalyi menjelaskan bahwa seseorang bisa mengalami pengalaman yang menyenangkan dan membahagiaan saat berada dalam kondisi flow. Sayangnya, gak semua orang bisa mengalami kondisi ini. Namun, individu punya kesempatan untuk melakukannya secara sadar.

Buku The Daily Stoic memberikanmu beragam insight seputar Stoikisme dan latihannya selama satu tahun. Setiap hari dalam setahun, kamu akan mendapatkan banyak latihan Stoik melalui kutipan para filsuf seperti Marcus Aurelius, Seneca, Epictetus, serta tokoh lainnya.

Selain itu, kamu juga akan mendapatkan banyak penjelaskan terkait istilah penting, komentar reflektif, dan anekdot sejarah. Dengan begitu, pembaca bisa punya pemahaman diri lebih dalam.

Buku Anger: Wisdom for Cooling the Flames karya Thich Nhat Hanh ini terinspirasi dari ajaran Buddha. Buku ini mendalami tiga sumber penderitaan, yaitu amarah, keinginan berlebihan, dan kesalahpahaman.

Melalui buku ini, Thich Nhat Hanh menjelaskan buruknya kemarahan yang bisa merusak hubungan, kesehatan, dan perkembangan spiritual seseorang. Kalau kamu butuh ketenangan batin, mungkin kamu bisa menjadikan buku ini sebagai sumber inspirasi. Thich Nhat Hanh mengajarkan bagaimana amarah bisa berubah menjadi kasih sayang.

How to Relax adalah buku kelima dalam seri Mindfulness Essentials karya Thich Nhat Hanh yang berfokus pada pentingnya relaksasi sebagai dasar ketenangan batin. Ketika kita relaks, Thich Nhat Hanh menjelaskan bahwa pikiran mampu menjelaskan realitas apa adanya. Saat isi pikiran penuh dan 'ruwet', persepsi jadi terdistorsi.

Buku ini berisikan latihan sederhana untuk menenangkan pikiran dan meredakan stres. Didukung oleh riset ilmiah, buku ini bisa menjadi panduan untuk siapa saja yang ingin menemukan ketenangan dan meningkatkan kesejahteraan.

Letters from a Stoic berisi kumpulan surat Seneca, seorang filsuf Romawi yang turut membentuk pemikiran Kaisar Nero melalui prinsip-prinsip Stoisisme. Dalam tulisannya, Seneca menekankan bahwa hidup tidak akan benar-benar bahagia tanpa memahami kebijaksanaan. Ia menunjukkan bagaimana prinsip Stoik dapat membimbing seseorang menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang dan bijak.

Meski ditulis hampir dua ribu tahun lalu, surat-surat ini tetap relevan untuk kehidupan modern. Gaya penulisan Seneca yang menyerupai jurnal pribadi sehingga setiap surat terasa seperti ajakan untuk merenung tentang kehidupan.

Kalau kamu ingin tahu lebih dalam tentang prinsip-prinsip kehidupan, coba deh masukkan buku bacaan Marissa Anita ini ke dalam wishlist kamu. Dari buku, kamu bisa memiliki pandangan yang lebih luas tentang hidup, loh!