Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara agar Gak Dicap Flexing saat Bangun Personal Branding di Medsos

ilustrasi lakukan personal branding (pexels.com/Darlene Alderson)
ilustrasi lakukan personal branding (pexels.com/Darlene Alderson)

Sudah bukan rahasia lagi, media sosial adalah salah satu alat paling efektif untuk membangun personal branding. Namun, sayangnya, ada garis tipis antara membangun personal branding yang kuat dan terlihat seperti flexing atau pamer. 

Hati-hati, jangan sampai kamu dicap flexing di media sosial. Pasalnya, flexing bisa merusak citra dan bikin orang lain merasa terganggu karena unggahan yang berlebihan. Berikut lima cara agar kamu bisa membangun personal branding yang otentik dan kredibel, tanpa terlihat flexing di media sosial.

1. Fokus pada nilai dan kualitas konten

ilustrasi lakukan personal branding (pexels.com/Danila Giancipoli)
ilustrasi lakukan personal branding (pexels.com/Danila Giancipoli)

Perlu diingat, salah satu cara terbaik untuk menghindari kesan flexing adalah dengan fokus pada nilai dan kualitas konten yang kamu bagikan. Alih-alih menampilkan hal-hal materi atau pencapaian secara berlebihan, berikan konten yang edukatif, inspiratif, atau bermanfaat bagi orang lain. 

Misalnya, jika kamu seorang profesional di bidang tertentu, bagikan pengetahuan, tips, atau pengetahuan yang berguna bagi orang lain. Jangan hanya memamerkan sertifikat atau penghargaan. Namun, juga ceritakan proses dan pelajaran yang kamu dapatkan selama perjalananmu tersebut. Selain itu, pastikan kontenmu relevan dan konsisten dengan brand yang ingin kamu bangun, ya.

2. Ceritakan kisah perjalananmu

ilustrasi lakukan personal branding (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi lakukan personal branding (pexels.com/Ron Lach)

Alih-alih hanya menampilkan hasil akhir atau kesuksesan, gak ada salahnya untuk menceritakan juga kisah perjalananmu. Kebanyakan orang justru lebih menghargai cerita perjuangan, tantangan, dan proses yang harus dilalui untuk mencapai keberhasilan. Dengan cara tersebut kamu menunjukkan sisi manusiawi dan otentik, juga membuat orang lebih mudah terhubung dan simpatik.

Jangan lupa, bagikan juga momen-momen kegagalan dan apa yang kamu pelajari darinya. Pendekatan ini gak hanya membuatmu lebih relatable, tapi juga menginspirasi orang lain yang mungkin berada di proses yang sama.

3. Terlibat dan berinteraksi dengan followers

ilustrasi (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi (pexels.com/cottonbro studio)

Gak diragukan lagi, interaksi yang baik adalah kunci untuk membangun personal branding yang positif. Alih-alih hanya memposting tentang diri sendiri, luangkan juga waktu untuk berinteraksi dengan pengikutmu. Balas komentar, jawab pertanyaan, dan terlibatlah dalam diskusi. 

Ingat, ketika berinteraksi dengan followers, hindari sikap yang sombong atau merendahkan. Dengarkan umpan balik dan tunjukkan empati terhadap kebutuhan dan kekhawatiran mereka, ya. 

4. Tampilkan kesederhanaan dan kerendahan hati

ilustrasi melakukan personal branding (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi melakukan personal branding (pexels.com/cottonbro studio)

Selanjutnya, kesederhanaan dan kerendahan hati adalah nilai yang sangat dihargai dan bisa membantu menghindari kesan flexing. Alih-alih menampilkan kemewahan atau prestasi secara berlebihan, tunjukkan sisi sederhana dari kehidupanmu yang sebenarnya. 

Bagikan momen-momen sehari-hari yang membuatmu lebih dekat dengan orang lain dan menunjukkan, bahwa kamu adalah orang biasa dengan pengalaman yang sama seperti mereka. Sisi manusiawi ini bikin kamu lebih relatable dan menghindari kesan, bahwa kamu hanya ingin memamerkan kesuksesanmu.

5. Berikan pengakuan kepada orang lain

ilustrasi memberikan pengakuan pada orang lain (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi memberikan pengakuan pada orang lain (pexels.com/cottonbro studio)

Memberikan pengakuan kepada orang lain adalah cara yang efektif untuk membangun personal branding yang positif tanpa terlihat flexing, lho. Alih-alih hanya fokus pada pencapaian diri sendiri, tunjukkan apresiasi dan penghargaan kepada orang-orang yang sudah membantu atau menginspirasimu.

Bagikan cerita tentang bagaimana orang lain berperan dalam kesuksesanmu dan berikan pujian yang layak mereka terima. Pengakuan semacam ini gak hanya memperlihatkan kerendahan hati tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dan positif dengan orang-orang di sekitarmu, kan?

Intinya, membangun personal branding yang efektif di media sosial perlu keseimbangan antara menunjukkan pencapaian dan tetap otentik serta rendah hati. Perlu diingat bahwa personal branding, bukan hanya tentang menunjukkan kesuksesan, tapi juga tentang membangun hubungan yang tulus dengan followers-mu. 

Dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa menggunakan media sosial untuk memperkuat personal branding, tanpa terlihat sombong atau berlebihan. Berikan nilai, tunjukkan keaslian, dan tetaplah rendah hati untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan di dunia maya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us