Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wanita memakai lipstick (pexels.com/samlion)
ilustrasi wanita memakai lipstick (pexels.com/samlion)

Stres adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari, tetapi cara kita meresponsnya bisa membuat perbedaan besar. Banyak orang terjebak dalam pola pikir negatif yang justru memperburuk tekanan yang dirasakan.

Melihat situasi stres dengan sudut pandang baru bisa menjadi langkah awal untuk mendapatkan ketenangan. Dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa mengubah cara pikir dan memperkuat dirimu menghadapi tantangan. Yuk, ketahui cara melihat situasi stress dengan sudut pandang baru lewat artikel berikut!

1. Kenali pola pikir negatif yang muncul

ilustrasi wanita memakai beanie (pexels.com/karolinagrabowska)

Langkah awal untuk melihat stres dari sudut pandang baru adalah menyadari pola pikir yang memicu reaksi emosional berlebihan. Pikiran seperti “aku tidak mampu” atau “semua salahku” sering kali muncul secara otomatis dan tanpa disadari memperbesar tekanan. Mengenali bahwa itu hanya pikiran, bukan fakta, adalah kunci untuk mulai mengambil kendali.

Pola pikir pesimis membuat kita merasa tidak punya pilihan, sedangkan pola pikir yang lebih netral memberi ruang untuk solusi. Saat kamu tahu pikiran mana yang memperkeruh suasana, kamu bisa mulai menyaring mana yang layak dipercaya.

“Pikiran, emosi, dan perilaku kita saling terkait, apa yang kita pikirkan memengaruhi perasaan dan tindakan kita,” ujar Rachel Goldman, PhD, psikolog klinis dari NYU School of Medicine, dilansir dari Verywell Mind.

2. Sadari dan amati pikiranmu sendiri

ilustrasi wanita membaca buku (pexels.com/georgemilton)

Menjadi sadar terhadap pikiran sendiri adalah langkah penting dalam proses reframing. Dalam praktik terapi, teknik ini dikenal sebagai mindfulness, yaitu menyadari pikiran dan perasaan tanpa langsung bereaksi terhadapnya. Dengan begitu, kamu bisa mengambil jeda sebelum membuat keputusan.

Rachel Goldman juga menyarankan untuk mencoba mengamati isi pikiran saat sedang stres dan tanyakan, apakah pikiran ini membantuku atau justru menjatuhkanku? Dengan mengamatinya, kamu tidak lagi dikendalikan oleh emosi sesaat. Ini membuat diri lebih tenang dan objektif dalam menghadapi tekanan.

“Ketika kamu bisa melihat bahwa asal pikiran tersebut mungkin bukan berasal dari kebenaran, kamu bisa berhenti menerimanya sebagai fakta dan melihatnya sebagai ilusi,” ujar Hannah Martin, psikoterapis, dilansir Verywell Mind.

3. Tantang kebenaran dari pikiran negatif

ilustrasi wanita sedang memegang gelas (pexels.com/olly)

Menantang pikiran negatif bukan berarti mengabaikannya, tetapi memeriksa kembali apakah itu memang sesuai kenyataan. Saat kamu menyadari bahwa tidak semua pikiran mencerminkan fakta, kamu bisa lebih rasional dalam mengambil keputusan. Tanyakan pada dirimu sendiri, "Apakah pikiran ini didasari bukti atau hanya rasa takut yang membesar?"

Rachel Goldman menyarankan agar kamu cukup mengamati dan memberi label pada pikiran yang tidak membantu. Misalnya, saat muncul pikiran "Aku pasti gagal," cukup sadari bahwa itu hanya pikiran berlebihan, bukan kenyataan. Pendekatan ini bisa bantu kamu melihat situasi dengan lebih jernih dan objektif.

“Sekarang setelah kamu menyadari pikiran tersebut, kamu bisa mengenalinya sebagai pikiran yang tidak membantu, cukup amati dan beri label,” kata Rachel Goldman.

4. Gunakan bahasa yang lebih ringan pada diri sendiri

ilustrasi wanita lanjut usia sedang bercermin (pexels.com/shvetsa)

Cara kamu berbicara pada diri sendiri ternyata punya pengaruh besar terhadap emosi. Mengganti kata “gagal” menjadi “belum berhasil” bisa membuat perasaan jadi lebih ringan. Ini adalah bentuk self-compassion yang sederhana tapi efektif.

Elizabeth Fedrick, PhD, seorang terapis, dilansir Psych Central, menyebutkan bahwa self-compassion erat kaitannya dengan self-talk yang lembut dan penuh pengertian. Self-compassion sering kali berkaitan langsung dengan positive self-talk dan kemampuan untuk memberikan kelonggaran atas kesalahan manusiawi. Teknik ini bisa jadi langkah kecil untuk mengurangi stres dan memperbaiki cara kita memandang diri sendiri.

5. Ubah stres jadi tantangan, bukan ancaman

ilustrasi wanita memijat kepala (pexels.com/mikaelblomkvist)

Ketika kamu menghadapi situasi yang menekan, ubah cara pandangnya dari “ancaman” menjadi “tantangan.” Perubahan sederhana ini bisa membuatmu lebih siap menghadapi situasi, bukan lari darinya. Ini adalah cara efektif untuk membangun ketahanan mental.

Pikirkan bahwa setiap tekanan mungkin menyimpan pelajaran atau “hadiah tersembunyi” yang bisa kamu ambil. Dengan begitu, kamu bukan hanya bertahan dari stres, tapi juga berkembang karenanya. Ini bukan soal mengabaikan kenyataan, melainkan memilih fokus pada peluang daripada ketakutan.

"Ketika kamu mulai melihat stres dan pemicunya dari sudut pandang berbeda, serta berhenti menyalahkan diri sendiri, tekanan emosional bisa berkurang," ujar Neena Lall, MPH, seorang pekerja sosial klinis berlisensi, dilansir Psych Central. "Fokuslah pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan, dan lepaskan sisanya," tambahnya.

Melihat stres dari sudut pandang baru bukan berarti menyangkal kesulitan yang ada. Namun, ini adalah cara untuk memberi diri ruang bernapas, menemukan makna, dan bergerak maju dengan lebih bijak. Jadi, mulai sekarang, yuk coba ubah cara pandangmu terhadap stres!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team