7 Cara Mengurangi Digital Distraction saat Anak Lagi Membaca

- Ciptakan zona membaca bebas gadget
- Jadwalkan waktu khusus untuk membaca dan waktu untuk bermain gadget
- Matikan notifikasi atau aktifkan mode pesawat di gadget
Di zaman serba digital seperti sekarang, gangguan dari gadget atau perangkat digital sudah jadi tantangan besar, terutama saat anak sedang belajar atau membaca. Notifikasi dari YouTube, suara notifikasi chat, atau sekadar rasa penasaran anak terhadap game di HP bisa langsung bikin konsentrasi mereka buyar. Kalau sudah terganggu, buku di tangan pun jadi gak menarik lagi.
Sebagai orang tua, penting banget untuk menciptakan suasana yang kondusif dan minim gangguan digital agar anak bisa menikmati proses membaca. Bukan berarti harus menjauhkan mereka sepenuhnya dari teknologi, tapi lebih ke arah mengatur penggunaan teknologi agar tepat waktu dan tempat. Yuk, simak tujuh cara yang bisa kamu coba untuk mengurangi digital distraction saat anak sedang membaca!
1. Ciptakan zona membaca bebas gadget

Salah satu cara paling efektif adalah dengan membuat area khusus yang benar-benar bebas dari gadget. Kamu bisa menyiapkan sudut baca di kamar anak, ruang keluarga, atau ruang belajar yang gak ada TV, HP, atau perangkat elektronik lainnya. Biarkan anak tahu bahwa di zona ini, fokus utama adalah membaca dan belajar. Dengan adanya batasan ruang ini, anak akan terbiasa memisahkan waktu bermain gadget dengan waktu membaca.
Gak perlu area yang besar atau mewah, cukup tempat yang nyaman dengan pencahayaan yang baik, beberapa bantal, dan rak buku kecil. Anak-anak biasanya suka jika tempatnya dibuat menarik dan cozy, jadi mereka akan lebih semangat untuk membaca di sana tanpa tergoda oleh layar.
2. Jadwalkan waktu khusus untuk membaca dan waktu untuk bermain gadget

Disiplin waktu sangat penting untuk membangun kebiasaan baik. Orang tua bisa membuat jadwal harian yang jelas: kapan waktunya anak membaca, kapan waktunya bermain gadget, dan kapan waktu istirahat. Anak perlu tahu bahwa semua aktivitas ada waktunya, termasuk bermain game atau menonton YouTube.
Misalnya, kamu bisa tetapkan satu jam setiap hari untuk membaca buku, dan setelah itu anak boleh menikmati gadget selama setengah jam. Dengan sistem seperti ini, anak akan merasa lebih tenang saat membaca karena tahu bahwa mereka tetap akan mendapatkan waktu bermain gadget setelahnya. Yang penting, jadwal ini harus konsisten dan diawasi agar gak gampang dilanggar.
3. Matikan notifikasi atau aktifkan mode pesawat di gadget

Kalau anak menggunakan gadget untuk membaca e-book atau bahan pelajaran digital, sebaiknya aktifkan mode pesawat atau matikan semua notifikasi. Notifikasi dari media sosial, pesan masuk, atau game seringkali menjadi pemicu terbesar distraksi. Suara atau getaran kecil saja bisa membuat anak langsung berpaling dari buku dan membuka aplikasi lain.
Dengan mengatur gadget ke mode senyap atau mode belajar, anak bisa tetap fokus membaca tanpa terganggu. Kalau perlu, kamu bisa bantu anak mengatur fitur-fitur parental control agar aplikasi-aplikasi tertentu gak bisa diakses selama jam belajar.
4. Dampingi anak saat membaca, bukan hanya saat main gadget

Sering kali kita sebagai orang tua hanya hadir saat anak main gadget untuk mengawasi, tapi justru membiarkan mereka sendirian saat membaca. Padahal, kehadiran orang tua saat anak membaca bisa jadi dukungan besar. Coba duduk di samping anak sambil membaca buku juga, atau tanyakan tentang cerita yang sedang mereka baca.
Ketika anak merasa membaca adalah aktivitas yang menyenangkan dan mendapat perhatian dari orang tuanya, mereka akan lebih semangat dan gak mudah terdistraksi. Ini juga bisa jadi waktu bonding yang berkualitas, jauh lebih baik daripada hanya mengontrol dari kejauhan.
5. Gunakan timer atau teknik Pomodoro untuk menjaga fokus

Teknik Pomodoro bisa jadi cara menyenangkan untuk mengatur waktu membaca anak. Sistem ini membagi waktu fokus dan istirahat, misalnya 25 menit membaca lalu 5 menit istirahat. Gunakan timer lucu atau jam pasir agar anak merasa ini bagian dari permainan, bukan tekanan.
Metode ini membantu anak untuk tetap fokus dalam waktu singkat, lalu diberi jeda agar otaknya gak lelah. Dalam masa 25 menit itu, semua gangguan digital harus disingkirkan dulu. Setelah itu, anak bisa diberi waktu sebentar untuk bergerak, ke toilet, atau bahkan membuka gadget selama beberapa menit sebelum kembali ke sesi membaca berikutnya.
6. Alihkan perhatian dengan aktivitas fisik sebelum membaca

Sebelum duduk membaca, ajak anak melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan-jalan di luar rumah, senam kecil, atau bermain sebentar di halaman. Aktivitas fisik membantu mengurangi keinginan untuk terus bergerak atau membuka gadget karena rasa bosan. Setelah tubuh bergerak, anak biasanya lebih tenang dan siap untuk duduk fokus membaca.
Ini penting terutama untuk anak-anak yang aktif dan cepat bosan. Dengan melepaskan energi terlebih dahulu, mereka jadi lebih siap untuk beraktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti membaca. Ini juga membantu mengurangi kebiasaan anak yang seringkali berpaling ke gadget hanya karena merasa gelisah.
7. Jadikan membaca sebagai rutinitas menyenangkan, bukan kewajiban berat

Anak-anak akan lebih mudah fokus membaca jika mereka menganggap aktivitas tersebut sebagai hal yang menyenangkan, bukan kewajiban. Orang tua bisa membantu dengan menyediakan buku-buku yang sesuai minat anak, seperti komik edukatif, cerita petualangan, atau buku bergambar yang menarik.
Kamu juga bisa membuat tantangan membaca seperti 'baca 5 buku dalam sebulan' atau membuat jurnal baca yang bisa mereka isi setelah menyelesaikan buku. Dengan cara ini, anak jadi punya motivasi tambahan dan gak merasa membaca itu membosankan. Jika membaca terasa seru, mereka secara alami akan menjauh dari gangguan digital saat waktunya membaca tiba.
Mengurangi digital distraction memang bukan hal yang mudah, apalagi di era serba layar seperti sekarang. Tapi dengan pendekatan yang tepat dan konsisten, anak bisa belajar mengatur fokusnya dan menikmati aktivitas membaca tanpa terus-terusan terganggu oleh gadget. Ingat, bukan soal melarang gadget sepenuhnya, tapi bagaimana kita mengajarkan anak untuk menggunakannya secara bijak. Selamat mencoba!