Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara agar Pendatang Mudah Diterima Masyarakat Setempat

seorang pendatang
ilustrasi seorang pendatang (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)
Intinya sih...
  • Jalan-jalan pagi dan sapa siapa pun yang ditemui
  • Jajan dan belanja di warung sekitar
  • Tanyakan informasi yang dibutuhkan pada warga
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebutan pendatang sering kali tidak hanya ditujukan pada orang yang datang dari jauh. Di semua wilayah yang orang-orangnya tak mengenalmu, kamu akan disebut pendatang. Misalnya, kamu pindah ke rumah yang cuma beda desa.

Warga asli atau yang telah lama bermukim di sana akan tetap menganggapmu pendatang. Orang baru yang sedikit banyak perlu diselidiki asal-usulnya. Tidak semua masyarakat mudah menerima pendatang sepertimu.

Jika di sana jarang ada orang dari luar wilayah, baik dirimu maupun masyarakatnya perlu waktu lebih untuk saling beradaptasi. Namun, ada enam cara agar pendatang mudah diterima masyarakat setempat. Ini butuh usaha, tapi tidak sampai mati-matian, kok.

1. Jalan-jalan pagi dan sapa siapa pun yang ditemui

bercakap-cakap
ilustrasi bercakap-cakap (pexels.com/Roman Biernacki)

Sebenarnya sih, kamu bisa berjalan-jalan kapan pun. Dirimu pasti akan menemukan sejumlah orang untuk disapa. Akan tetapi, di siang hari barangkali kalian sama-sama harus bekerja.

Hingga sore pun belum tentu kalian sudah kembali ke rumah masing-masing. Mending luangkan waktu buatmu jalan-jalan di pagi hari. Dirimu dapat sekalian mencari sarapan.

Sapaan sederhana seperti senyuman dan anggukan sudah membuat orang yang ditemui menandai sosokmu. Meski kalian belum saling mengenal lebih jauh, setidaknya orang telah menganggapmu cukup ramah sebagai orang baru. Ini awal yang sangat baik.

2. Jajan dan belanja di warung sekitar

percakapan
ilustrasi percakapan (pexels.com/Helena Lopes)

Di tempat lama mungkin kamu terbiasa pergi jauh cuma buat mencicipi beragam kuliner. Dirimu juga suka sekali memesan makanan melalui aplikasi online. Namun, dalam rangka adaptasi dengan lingkungan baru, belanja segala hal utamakan di warung sekitar.

Pilihannya barangkali tidak banyak. Terutama kalau kamu pendatang di desa yang masih cukup sepi. Warung kelontong gak lengkap. Di warung nasi rames pun pilihan sayur serta lauknya terbatas.

Namun kemauanmu melariskan warung tetangga, menggunakan produk yang juga dipakai mereka, serta menyantap makanan yang sama memudahkan penerimaan. Orang-orang tak hanya mulai terbiasa melihatmu. Kamu pun dianggap punya selera yang sama dengan mereka.

3. Tanyakan informasi yang dibutuhkan pada warga

percakapan
ilustrasi percakapan (pexels.com/RDNE Stock project)

Sebagai orang baru tentu kamu butuh cukup banyak informasi. Misalnya, nama serta alamat rumah ketua RT, tukang sampah untukmu berlangganan, tempat laundry terdekat, dan sebagainya. Barangkali kamu bisa saja mencari beberapa informasi dengan internet.

Namun, lebih baik jika dirimu menanyakannya ke warga setempat. Pertama, mereka pasti tahu informasi sederhana seperti di atas. Kedua, mereka menjadi merasa dibutuhkan olehmu alias keberadaan mereka penting.

Jika mereka tidak tahu informasi yang dicari baru kamu beralih ke sumber informasi lain. Informasi warga kerap kali akurat karena mereka selalu ada di wilayah itu. Bertanya juga cara sederhana buat memulai percakapan.

4. Menyesuaikan diri dengan kebiasaan lokal

berkumpul
ilustrasi berkumpul (pexels.com/Helena Lopes)

Di setiap tempat pasti ada kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakatnya. Contohnya, kebiasaan mengundang warga untuk mendoakan rumah baru dan pemilik rumah berbagi makanan. Namun, ada pula lingkungan yang tak mengenal kebiasaan seperti itu.

Malah aneh kalau dirimu mengundang orang-orang yang belum terlalu dikenal ke rumah barumu. Salah-salah kamu dicap cuma mau pamer. Apalagi jika rumahmu lebih besar dan modern dibandingkan rumah-rumah lain.

Kebiasaan lain yang lebih simpel misalnya, tentang menu sarapan. Orang-orang biasa makan pagi dengan jajan di warung soto, cobalah mengikutinya. Meski buatmu makan soto pagi-pagi tak lazim. Orang-orang masih menyumbang beras saat kondangan, kamu pun gak usah bawa amplop.

5. Jangan menolak dimasukkan ke grup warga dan ikuti kegiatan

percakapan
ilustrasi percakapan (pexels.com/RDNE Stock project)

Memang terkadang menjadi anggota grup tidak menyenangkan. Notifikasi banyak sekali dan kurang penting. Tambah mengganggu apabila ada anggota yang menyebalkan. Akan tetapi, kamu menolak dimasukkan ke grup warga sama dengan mengucilkan diri.

Terima saja undangan masuk ke grup itu sekalipun dirimu tidak aktif. Kamu cukup membalas informasi yang dibagikan bila berkaitan denganmu atau kepentingan bersama. Kalau dirimu masuk grup saja gak, ada informasi apa pun pasti ketinggalan.

Bila ada kegiatan warga juga usahakan untukmu mengikutinya. Meski tidak semua, minimal sebagiannya. Contoh, kamu sering gak bisa hadir di arisan warga karena bekerja secara sif. Namun, dirimu tetap ikut iurannya. Kamu juga jarang mengikuti piknik warga, tapi selalu ikut kerja bakti.

6. Menceritakan diri secukupnya

percakapan
ilustrasi percakapan (pexels.com/RDNE Stock project)

Agar kamu dapat dikenal oleh warga sekitar tentu menceritakan diri cukup penting. Bila kamu diam saja, dari mana mereka tahu siapa dirimu? Mereka hendak banyak bertanya padamu juga merasa tak enak.

Mereka khawatir dianggap kepo serta mengganggu privasimu. Meski sebetulnya mereka menunggumu memperkenalkan diri lebih dari sekadar nama. Kamu dapat memberitahukan asalmu dan alasanmu pindah ke situ.

Akan tetapi, jangan oversharing. Seperti cerita soal rencana-rencanamu setelah tinggal di sana. Terlalu banyak bicara di awal dirimu menjadi warga baru akan membuatmu terkesan terlalu dominan. Itu terasa sebagai ancaman bagi warga asli. Pun orang yang mendengarnya belum tentu tertarik.

Menjadi pendatang bisa cukup menantang jika masyarakat setempat punya prasangka. Seperti pendatang pasti sombong dan gak mau bergaul dengan warga asli. Dirimu mesti dapat mematahkan anggapan negatif mereka. Walau enam cara agar pendatang mudah diterima masyarakat setempat ada banyak, namun bisa kamu usahakan agar hidupmu lebih nyaman serta aman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

4 Tips Merawat Gitar Akustik agar Suaranya Tetap Stabil dan Awet

12 Des 2025, 18:32 WIBLife