Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Time Blocking biar Tetap Punya Me-Time Tiap Hari, Coba Terapkan!

ilustrasi waktu (pexels.com/ Andrea Piacquadio)
ilustrasi waktu (pexels.com/ Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Kelompokkan jenis pekerjaanmu untuk memudahkan pengaturan waktu dan menghindari kebingungan.
  • Kenali waktu-waktu produktifmu agar dapat mengalokasikan jam istirahat dan hasil kerja lebih efektif.
  • Buat pembagian waktu untuk setiap jenis pekerjaan dengan realistis, beri jeda, ikuti jadwal dengan teratur, dan tetap fleksibel jika ada hal lain yang mendesak.

Buat kamu yang menjalani rutinitas dengan sederet aktivitas, terkadang waktu 24 jam seperti terasa gak cukup. Rasanya, baru ngerjain kerjaan sedikit, tiba-tiba sudah beranjak malam. Padahal, sederet pekerjaan masih harus diselesaikan. Kapan dong punya waktu untuk nonton series favorit, main media sosial, atau sampai perawatan diri?

Hidup yang penuh kegiatan perlu banget diatur supaya mental tetap waras. Selain dialokasikan untuk mengejar deadline, penting juga untuk bisa me-time. Nah, kalau kamu merasa kesulitan mengatur jadwal aktivitasmu, coba deh teknik time blocking. Mengatur waktu dengan time blocking ternyata gak sulit loh. Yuk, Simak 6 cara berikut, agar kamu tetap punya waktu untuk diri sendiri di tengah pekerjaan yang menumpuk.

1. Kelompokkan jenis pekerjaanmu

ilustrasi bekerja (pexels.com/ Antoni Shkraba)
ilustrasi bekerja (pexels.com/ Antoni Shkraba)

Pertama-tama, coba deh kelompokkan semua aktivitasmu. Dari sederet kegiatan selama sehari penuh, kamu bisa membaginya menjadi beberapa kategori. Misalnya, kerjaan kantor, urusan rumah, belajar, olahraga, hingga waktu untuk hiburan.

Dengan mengelompokkan kegiatanmu, kamu akan lebih mudah mengatur waktu dan gak gampang keteteran. Selain itu, pekerjaan dalam kategori yang sama akan membuatmu lebih mudah dalam menyelesaikannya, karena bisa dikerjakan sekaligus serta tidak perlu ekstra waktu untuk mengumpulkan fokus ketika harus berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Kalau kamu memiliki organizer sendiri, kamu bisa memberikan warna atau label khusus agar lebih mudah.

2. Kenali waktu-waktu produktifmu

ilustrasi bekerja (pexels.com/ Canva Studio)
ilustrasi bekerja (pexels.com/ Canva Studio)

Kamu termasuk morning person atau night owl? Kenali dulu kapan waktu kamu paling on fire. Kalau kamu lebih fokus pagi hari, taruh kerjaan berat di waktu itu. Supaya hasil kerjamu juga lebih efektif dan mengurangi tingkat stress karena timing yang gak tepat.

Mengetahui waktu-waktu produktif juga memudahkanmu untuk mengalokasikan jam istirahat. Kamu gak perlu merasa bersalah apalagi merasa berdosa hanya karena mengambil rehat sejenak. Sebab, kamu sudah menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan penting dan beristirahat bisa menjadi self-reward yang menyenangkan.

3. Buat pembagian waktu untuk setiap jenis pekerjaan

ilustrasi bekerja (pexels.com/ Polina Zimmerman)
ilustrasi bekerja (pexels.com/ Polina Zimmerman)

Sudah tahu waktu produktifmu? Sekarang, saatnya menentukan durasi untuk setiap aktivitas. Misalnya, kamu bisa mengatur pukul 9 sampai 12 siang dan 1 hingga 4 sore untuk pekerjaan kantormu. Lalu, berolahraga pada pukul 5 sampai 6 sore, dan me-time di pukul 8 malam.

Yang perlu diperhatikan adalah, buat time blocking yang realistis. Jangan terlalu mepet, juga jangan terlalu panjang. Kamu juga bisa memperhatikan beban aktivitas dan durasi yang dibutuhkan. Jangan sampai, pengaturan yang kamu buat sulit untuk dilakukan dan akhirnya membuat merasa gagal bahkan stress.

4. Beri jeda atau waktu untuk istirahat

ilustrasi bekerja (pexels.com/ Thirdman)
ilustrasi bekerja (pexels.com/ Thirdman)

Saat kamu membuat blok untuk aktivitasmu, jangan lupa berikan jeda dari satu aktivitas ke aktivitas berikutnya. Jeda ini bisa kamu gunakan untuk menyiapkan kebutuhanmu, perjalanan menuju lokasi kamu beraktivitas, atau sekadar rehat. Jeda juga bisa kamu sesuaikan berdasarkan kebutuhannya.

Ingat, otak juga butuh napas, dan kamu perlu memberikan ruang bagi pikiranmu untuk lepas dari berbagai beban sejenak. Menyisipkan waktu 5 sampai 15 menit untuk stretching, membuat kopi, atau sekadar scrolling medsos menolongmu dari risiko burn out. Setelah itu, kamu bisa Kembali fokus dengan konsentrasi yang lebih utuh.

5. Ikuti jadwal dengan teratur

Ilustrasi orang bekerja (pexels.com/ Cottonbro Studio)
Ilustrasi orang bekerja (pexels.com/ Cottonbro Studio)

Nah, kunci dari time blocking adalah konsistensi. Usahakan patuhi jadwal yang sudah kamu buat. Jangan mangkir atau membuat alasan, karena kebiasaan tersebut akan membuatmu gak pernah berhasil dalam mengatur waktu dengan teknik apapun. Sebaliknya, konsistensi akan memberikanmu hasil yang signifikan.

Membangun kebiasaan mengelola waktu dengan teratur memang tak mudah. Semakin sering kamu menjalaninya, akan semakin terbiasa juga tubuh dan pikiranmu mengikuti ritme tersebut. Kalaupun kamu gagal sesekali, jangan menyerah, ya! Coba lagi dan bangun kebiasaanmu sampai berhasil.

6. Fleksibel jika ada hal lain yang mendesak

Ilustrasi orang bekerja (pexels.com/ Andrea Piacquaido)
Ilustrasi orang bekerja (pexels.com/ Andrea Piacquaido)

Hidup gak selalu sesuai rencana. Terkadang, ada saja hambatan yang membuatmu harus bergeser dari rencana semula. Jadi, jangan keras kepala kalau tiba-tiba ada urusan mendesak. Time blocking itu membantu kamu lebih teratur, bukan mengurungmu menjadi sosok yang kaku. Kamu tetap harus bisa fleksibel kalau keadaan berubah. Nanti atau besok, kamu bisa menyelesaikan apa yang tertunda.

Mengatur waktu menjadi salah satu keterampilan yang sangat penting di tengah deretan tuntutan dan aktivitas yang mesti terpenuhi. Alih-alih selalu merasa sibuk dan kehabisan waktu, mengalokasikan setiap waktu dan pekerjaan dengan tepat akan membuatmu lepas dari stres yang tak berkesudahan. Kamu bisa mencoba keenam cara di atas dan lakukanlah secara konsisten. Selamat mencoba!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us