5 Hal Ini Gak Penting Kamu Pikirkan, Berhenti Buang-Buang Waktu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kita semua tahu, segala sesuatu yang berlebihan tidaklah bagus dalam hidup. Termasuk salah satunya, overthinking dan overworrying. Bukan hanya berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental, menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan hal gak perlu membuatmu tidak bahagia.
Kendati tak dapat disangkali, kekhawatiran dan rasa takut adalah perasaan yang wajar dalam hidup. Terlebih, bila kita dihadapkan dengan sesuatu yang tak pasti. Namun tahu gak, sih, tanpa disadari kita sering mencari-cari sumber kerisauan sendiri dengan memikirkan hal-hal yang gak perlu.
Bukannya semakin tenang, waktu dan tenagamu akan habis hanya untuk overthinking. Well, hidup terlalu singkat untuk mengkhawatirkan 5 hal ini. Simak, ya.
1. Kesalahan masa lalu
Siapa yang di sini masih sering menyalahkan diri sendiri atas kesalahan atau perbuatan memalukan di masa lalu? Rasanya otak kita terus memutar memori tersebut tanpa henti. Dalam psikologis, ini disebut dengan rumination, yakni cara berpikir mengenai suatu hal secara berulang-ulang.
Menurut Tim Hill, seorang Melbourne Psychotherapist, rumination erat kaitannya dengan anxiety dan depresi. Terus mengingat-ingat kejadian buruk di masa lampau dapat merampas kebahagiaanmu di masa sekarang. Jadinya, sulit bagimu untuk fokus dan melihat kebaikan yang terjadi hari itu. Barangkali itulah mengapa kamu tidak bisa bahagia.
2. Orang-orang yang tidak menyukaimu tanpa alasan
Dalam hidup, kita tidak bisa membuat semua orang bahagia, tidak pula memaksa mereka untuk menyukai kita. Beberapa orang suka menjadi temanmu, beberapa lagi tidak. Dan itu sama sekali bukan masalah.
Kalau kamu menghabiskan seluruh waktu dan energimu fokus pada kelompok ‘haters’, kamu tidak akan bisa melihat orang-orang yang memang serius dan tulus mengasihimu. Duh, sudah cukup buang waktu mencoba menarik hati haters. Kalau ia memang bukan untukmu, maka tinggalkan. Kamu layak untuk bahagia dengan orang-orang yang tepat.
Baca Juga: 5 Sebab Jangan Dulu Berteman sama Mantan saat Belum Sepenuhnya Move On
3. Opini dan validasi orang lain
Editor’s picks
Hidup terlalu singkat untuk dihabiskan mencari validasi orang. Sama dengan haters, kita tidak bisa memaksa semua orang untuk setuju dengan pendapat kita.
Walau memang di beberapa situasi, penting bagimu untuk meminta saran dan nasihat orang yang lebih berpengalaman. Namun, ini tak berarti kamu harus selalu menunggu persetujuan orang lain dalam segala aspek di hidupmu. Ingatlah bahwa kamu adalah satu-satunya orang yang menjalani hidupmu. Pertahankan value yang ada dalam dirimu, agar kamu bisa menjalani kehidupan sesuai prinsipmu.
4. Hal-hal yang terjadi di luar kontrolmu
Jaringan internet yang nge-down, cuaca gak menentu, kelas yang dibatalkan mendadak. Berapa banyak dari kita yang masih suka mengeluh oleh hal-hal yang terjadi di luar kontrol kita? Apa dengan mengomel dan mengeluh, situasi akan berubah? Tidak juga, ‘kan?
Kalau begitu, stop buang waktu untuk mengeluh. Sebaliknya, ubahlah fokusmu memikirkan hal-hal yang memang bisa kamu kontrol, seperti sikapmu, suasana hatimu, juga reaksimu terhadap situasi tersebut.
5. Kegagalan dan kesempurnaan
Perfeksionisme erat kaitannya dengan ketakutan akan kegagalan. Orang yang perfeksionis cenderung menetapkan standar tinggi dalam hidup mereka. Kalau kamu terlalu takut pada kegagalan, maka kamu sudah menghalangi dirimu sendiri dari waktu untuk bertumbuh dan aktivitas yang seharusnya bisa kamu lakukan.
Membuat kesalahan dalam hidup itu tak bisa dihindarkan, tapi bagian terbaiknya, itu membantumu untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi, apa lagi yang harus dikhawatirkan?
Jangan bebani diri sendiri dengan pikiran-pikiran yang tak penting. Gunakan waktu dan tenagamu untuk melakukan hal bermanfaat lain. Yuk, mulai ubah kebiasaanmu!
Baca Juga: Kenali Gangguan Kepribadian Skizotipal, Sering Dianggap Eksentrik
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.