Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ciri Adonis Complex, Obsesi Tubuh Sempurna yang Berbahaya

ilustrasi orang becermin
ilustrasi orang becermin (pexels.com/Min An)
Intinya sih...
  • Terobsesi pada penampilan fisik, sulit merasa puas dengan tubuh yang sebenarnya sudah baik.
  • Pola diet ketat dan cemas terhadap makanan, menghindari aktivitas sosial.
  • Body dysmorphia, cenderung menarik diri secara sosial, dan memiliki citra diri yang sangat negatif.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam budaya modern yang menonjolkan tubuh ideal, banyak orang mulai terbiasa memikirkan penampilan fisik. Namun pada sebagian pria, obsesi ini berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih ekstrem hingga mengganggu kesehatan mental, hubungan sosial, bahkan kehidupan sehari-hari.

Kondisi ini dikenal sebagai Adonis Complex, yaitu dorongan tak sehat untuk terus mengejar tubuh sempurna meskipun sudah memenuhi standar fisik yang sebenarnya sangat baik. Adonis Complex sering kali tidak disadari oleh penderitanya, karena mereka merasa “kurang berotot” atau “masih banyak kekurangan” meski lingkungan sekitar melihat mereka berbeda.

Kondisi ini menimbulkan kecemasan, rasa malu, dan tekanan psikologis yang berulang. Berikut lima ciri utama Adonis Complex yang penting dipahami agar kita bisa mengenali gejalanya sejak awal.

1. Terobsesi pada penampilan fisik

ilustrasi seorang pria
ilustrasi seorang pria (pexels.com/Alexander Grey)

Orang yang mengalami Adonis Complex akan melihat setiap detail tubuhnya secara berlebihan. Mereka memikirkan bentuk otot, kadar lemak, hingga cacat kecil yang sebenarnya tidak terlihat oleh orang lain. Fokus ekstrem ini membuat mereka sulit merasa puas, karena pikiran mereka selalu menemukan kekurangan baru setiap hari.

Alih-alih melihat kelebihan tubuh, mereka justru terpaku pada hal-hal yang sebenarnya tidak signifikan. Penelitian dari jurnal Brain and Behavior (2020) menunjukkan bahwa setengah dari pria dengan muscle dysmorphia menghabiskan lebih dari 3 jam sehari untuk memikirkan bentuk tubuhnya. Bahkan 58 persen dari mereka menghindari aktivitas sosial, karena merasa fisiknya tidak cukup baik. Mereka sering memeriksa tubuh di cermin, membandingkan diri dengan orang lain, dan terus merasa tertinggal dalam perlombaan bentuk tubuh ideal.

2. Pola diet yang terlalu ketat

ilustrasi orang memasak
ilustrasi orang memasak (pexels.com/Vlada Karpovich)

Penderita Adonis Complex biasanya memiliki pola makan yang kaku dan penuh aturan. Mereka selalu memikirkan jenis makanan, jam makan, dan dampaknya terhadap tubuh, bahkan ketika seharusnya bisa makan dengan santai. Jika tidak bisa mengetahui kalori atau nutrisi suatu makanan, mereka langsung merasa cemas atau bersalah.

Penelitian dalam jurnal Body Image (2012) menemukan bahwa obsesi terhadap otot berkaitan langsung dengan diet ketat. Akibatnya, orang dengan kondisi ini sering kesulitan makan di restoran atau menghadiri acara sosial, karena takut melanggar aturan diet pribadi yang sangat ketat. Alih-alih membantu kesehatan, pola ini justru mengarah pada stres dan gangguan makan.

3. Memiliki body dysmorphia

ilustrasi orang becermin
ilustrasi orang becermin (pexels.com/Khoa Vo)

Adonis Complex sering berjalan berdampingan dengan body dysmorphia, yaitu kondisi ketika seseorang melihat kekurangan tubuh yang sebenarnya tidak ada. Mereka merasa bentuk tubuhnya salah, kurang ideal, atau bahkan kurang layak, meski orang lain melihat mereka sehat dan bugar. Pikiran negatif ini membuat mereka terus membandingkan diri dengan orang lain.

Menurut penelitian BMC Psychology (2017), distorsi persepsi ini menciptakan lingkaran setan. Semakin sering membandingkan diri, semakin rendah rasa percaya diri mereka, lalu semakin obsesif usaha untuk memperbaiki kekurangan yang sebenarnya imajiner. Dampaknya bisa berupa kecemasan, depresi, dan perilaku ekstrem untuk mengejar tubuh sempurna.

4. Cenderung menarik diri secara sosial

ilustrasi seorang pria
ilustrasi seorang pria (pexels.com/Andy Lee)

Meski mereka ingin dikagumi karena fisiknya, orang dengan Adonis Complex justru sering menarik diri dari lingkungan sosial. Mereka merasa belum cukup layak tampil, sehingga memilih menjauh daripada memperlihatkan tubuh yang menurutnya masih kurang sempurna. Hal ini membuat hubungan sosial terganggu dan rasa kesepian meningkat.

Perfeksionisme sering digunakan sebagai alasan untuk menghindari interaksi yang memicu rasa tidak aman. Pada penderita Adonis Complex, mereka takut dinilai, dibandingkan, atau gagal memenuhi standar diri sendiri. Akhirnya, mereka terjebak dalam pola hidup yang hanya berputar pada latihan fisik dan isolasi sosial.

5. Memiliki citra diri yang sangat negatif

ilustrasi seorang pria
ilustrasi seorang pria (pexels.com/MART PRODUCTION)

Ciri paling mencolok dari Adonis Complex adalah ketidakmampuan untuk melihat diri sebagai cukup baik. Seberapa besar otot mereka atau seberapa ideal bentuk tubuhnya, mereka selalu merasa kurang. Inilah yang membuat mereka terus mengejar target fisik yang tidak realistis dan tidak pernah merasa puas dengan pencapaian sendiri.

Studi dari Journal of Athletic Training (2005) menunjukkan bahwa banyak pria berotot dengan kondisi ini justru percaya mereka kecil dan lemah. Distorsi ini biasanya muncul sejak usia muda dan berkembang menjadi pola pikir “tidak pernah cukup,” yang membuat usaha membentuk tubuh berubah menjadi obsesi tak sehat dan tidak berujung.

Adonis Complex bukan sekadar keinginan untuk tampil bugar, tetapi obsesi yang dapat mengganggu kesehatan mental, fisik, dan hubungan sosial. Setelah membaca ini, apakah kamu melihat tanda-tanda tersebut pada dirimu atau seseorang yang kamu kenal? Kamu sudah cukup baik untuk dirimu sendiri, kok!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Inspirasi Penataan Dapur yang Bikin Aktivitas Memasak Makin Seru

29 Des 2025, 10:32 WIBLife